Abraham Maslow |
BAB
II
PEMBAHASAN
- Struktur Kepribadian Maslow
Menurut
Maslow, manusia memiliki struktur psikologis yang analog dengan struktur fisik:
mereka memiliki “kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang sifat dasarnya
genetik.” Kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu
yang baik, atau paling tidak netral. Dasar dari teori maslow ini yaitu
humanistic, yang menitik beratkan pada ranah kesadaran. Selain itu menyesuaikan
dengan kapasitas bawaan dari individu yang menjadikannya sebagai ciri unik
individual. Orang yang dikaji oleh Maslow ini merupakan orang yang sehat dan
kreatif bukan seperti yang dikaji oleh psikoanalisa yaitu orang sakit atau
abnormal. Struktur kepribadian Maslow ini berupa kebutuhan-kebutuhan individu
yang dapat dijelaskan dalam beberapa bagian. Kebutuhan ini merupakan dorongan
bagi manusia untuk berperilaku.
Kebutuhan
dibagi menjadi 2 yaitu kebutuhan dasar (basic needs) dan kebutuhan meta
(meta-needs). Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan karena kekurangan.
Kebutuhan-kebutuhan dasar meliputi lapar, kasih sayang, rasa aman, harga diri,
dan sebagainya. Sedangkan meta-kebutuhan adalah kebutuhan untuk perkembangan.
Metakebutuhan meliputi keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan, kesatuan,
dan sebagainya. Kebutuhan dasar lebih kuat daripada meta-kebutuhan, namun
meta-kebutuhan dapat disubtitusikan atau diganti. Kebutuhan dasar dan
meta-kebutuhan itu merupakan instingtif yang melekat pada manusia.
Abraham
Maslow telah menyusun teori tentang motivasi manusia, dimana kebutuhan-kebutuhan
manusia tersebut digolongkan dan disusunnya ke dalam sebuah hirearki atau
tingkatan berjenjang yang berbentuk seperti piramida yang terdiri dari lima
level. Setiap kebutuhan dapat dipenuhi hanya jika kebutuhan jenjang sebelumnya
telah (relative) terpuaskan terlebih dahulu. Pada dasarnya, kebutuhan manusia
yang lebih rendah mempunyai kekuatan ataupun kecenderungan yang lebih besar
untuk dipenuhi terlebih dahulu. Berikut ini adalah konsep hirearki kebutuhan
manusia yang disusun oleh Abraham Maslow:
Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis. (Basic
Needs)
Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatic (bersifat menjaga keseimbangan unsure-unsur fisik). Kebutuhan fisiologis berisi kebutuhan-kebutuhan primitif manusia yang bersifat kuat dorongannya untuk dipenuhi seperti makan, minum, kebutuhan akan glukosa, kebutuhan akan seks dan kebutuhan akan nutrisi. Sebagai contoh, melalui pengonsumsian makanan dan air, tubuh mencoba untuk memelihara berbagai macam keseimbangan dalam darah dan jaringan tubuh.
Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan. (Secure and Safety Needs)
Setelah kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah kebutuhan yang kedua, yaitu kebutuhan akan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut atau cemas. Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan manusia dalam mempertahankan hidupnya. Bedanya, kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan jangka pendek, sedangkan kebutuhan kemanaan merupakan kebutuhan jangka panjang. Kebutuhan ini sudah muncul sejak saat bayi dalam bentuk menangis, menjerit, dan hentakan yang sangat tegang untuk ditangani secara kasar, yang terkejut oleh suara gaduh atau lampu yang terang. Pada masa kanak-kanak, seseorang akan merasa lebih aman jika diasuh dalam keluarga yang memiliki suasana keluarga yang teratur, disiplin, terorganisir, penuh kasih sayang. Pada masa dewasa, kebutuhan akan rasa aman terwujud dalam bentuk kebutuhan pekerjaan dan gaji yang mantap sehingga masa depan dapat menjadi lebih terjamin, praktek beragama dengan penuh keyakinan, perlindungan pada korban-korban perang, pengungsian, dan masih banyak contoh yang lainnya. Menurut Maslow, kepribadian orang-orang yang menderita obsesif kompulsif banyak dilatarbelakangi oleh kegagalan memenuhi kebutuhan akan rasa aman ini.
Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Love and Belonging Needs) Setiap orang berhak merasakan rasa dicintai dan memiliki, karena kebutuhan akan cinta dan perasaan dimiliki sudah menjadi kebutuhan dasar seserang. Maslow menolak pendapat Freud bahwa cinta merupakan sublimasi dari insting seks. Menurut Maslow cinta tidak bersinonim dengan seks, dan cinta adalah hubungan yang sehat antara orang yang satu dengan yang lainnya yang melibatkan perasaan saling menghormati, saling menghargai dan attachment dari kedua belah pihak. Ada dua jenis cinta menurut Maslow, yakni Deficiency Love (D-Love) dan Being Love (B-Love). D-Love merupakan cinta yang lebih mementingkan diri sendiri, sedangkan B-Love didasari oleh perasaan menerima orang lain apa adanya tanpa ada keinginan untuk memanfaatkan orang yang dicintainya. Menurut Maslow, kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan akan cinta ini merupakan penyebab hampir seluruh bentuk psikopatologis.
Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Needs)
Ketika Kebutuhan akan cinta telah relative terpuaskan, maka dorongan dari kebutuhan akan cinta ini melemah dan digantikan oleh dorongan pemenuhan kebutuhan yang keempat, yakni dorongan pemenuhan kebutuhan akan harga diri (self esteem). Menurut Maslow, ada dua harga diri:
a. Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan penguasan, kekuatan, kompetensi, prestasi, self confidence, kemandirian dan kebebasan. Seseorang akan merasa dirinya perlu mengenal dirinya sendiri agar dapat merasakan bahwa dirinya berharga sehingga orang tersebut mampu mengatasi tantangan-tantangan hidup.
b. Mendapatkan penghargaan dari orang lain (respect from others): Kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, harga diri, ketenaran,penghormatan dari orang lain, diterima dan mendapat apresiasi dari orang lain.
Kepuasan kebutuhan akan harga diri akan membuat seseorang menjadi lebih percaya diri, merasa berharga dan menimbulkan perasaan berguna bagi diri sendiri. Sebaliknya, ketidaksanggupan dalam pemenuhan kebutuhan ini akan menimbulkan sikap inferior, canggung, rendah diri, lemah, pasif, tidak berharga, dan tidak berdaya. Menurut Maslow, penghargaan dari orang lain hendaknya diperoleh berdasarkan penghargaan terhadap diri sendiri dan seseorang seharusnya memperoleh penghargaan berdasarkan kemampuanya sendiri
Kebutuhan Meta : Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)
Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan selanjutnya, yakni kebutuhan meta yang berupa kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya dan mengoptimalkan potensi-potensi positif yang terpendam dalam dirinya. Aktualisasi diri merupakan keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (self fulfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, dan menjadi kreatif dan bebas dalam mencapai puncak potensi dirinya. Manusia yang telah mampu memenuhi kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya akan menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang tidak diketahui semua orang, dan mampu mengekspresikan kebutuhan dasar kemanusiaaan secara alami. Empat kebutuhan dasar, menurut Maslow merupakan kebutuhan karena kekurangan atau D-need (deficiency need), sedangkan kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan karena ingin berkembang atau B-need (being need). Menurut Maslow, kebutuhan dasar berisi kebutuhan konatif, sedangkan kebutuhan meta berisi kebutuhan akan estetik dan kognitif (contoh: kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan akan kesempurnaan, kebutuhan keanggunan, dsb). Tidak terpenuhinya jenis kebutuhan ini akan berdampak terhadap kepribadian. Maslow menyebutnya sebagai metaphologies, suatu penyakit psikis dengan gejala-gejala merasa asing (alienasi), putus harapan, sinis, kebingungan dan depresi.
Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatic (bersifat menjaga keseimbangan unsure-unsur fisik). Kebutuhan fisiologis berisi kebutuhan-kebutuhan primitif manusia yang bersifat kuat dorongannya untuk dipenuhi seperti makan, minum, kebutuhan akan glukosa, kebutuhan akan seks dan kebutuhan akan nutrisi. Sebagai contoh, melalui pengonsumsian makanan dan air, tubuh mencoba untuk memelihara berbagai macam keseimbangan dalam darah dan jaringan tubuh.
Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan. (Secure and Safety Needs)
Setelah kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah kebutuhan yang kedua, yaitu kebutuhan akan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut atau cemas. Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan manusia dalam mempertahankan hidupnya. Bedanya, kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan jangka pendek, sedangkan kebutuhan kemanaan merupakan kebutuhan jangka panjang. Kebutuhan ini sudah muncul sejak saat bayi dalam bentuk menangis, menjerit, dan hentakan yang sangat tegang untuk ditangani secara kasar, yang terkejut oleh suara gaduh atau lampu yang terang. Pada masa kanak-kanak, seseorang akan merasa lebih aman jika diasuh dalam keluarga yang memiliki suasana keluarga yang teratur, disiplin, terorganisir, penuh kasih sayang. Pada masa dewasa, kebutuhan akan rasa aman terwujud dalam bentuk kebutuhan pekerjaan dan gaji yang mantap sehingga masa depan dapat menjadi lebih terjamin, praktek beragama dengan penuh keyakinan, perlindungan pada korban-korban perang, pengungsian, dan masih banyak contoh yang lainnya. Menurut Maslow, kepribadian orang-orang yang menderita obsesif kompulsif banyak dilatarbelakangi oleh kegagalan memenuhi kebutuhan akan rasa aman ini.
Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Love and Belonging Needs) Setiap orang berhak merasakan rasa dicintai dan memiliki, karena kebutuhan akan cinta dan perasaan dimiliki sudah menjadi kebutuhan dasar seserang. Maslow menolak pendapat Freud bahwa cinta merupakan sublimasi dari insting seks. Menurut Maslow cinta tidak bersinonim dengan seks, dan cinta adalah hubungan yang sehat antara orang yang satu dengan yang lainnya yang melibatkan perasaan saling menghormati, saling menghargai dan attachment dari kedua belah pihak. Ada dua jenis cinta menurut Maslow, yakni Deficiency Love (D-Love) dan Being Love (B-Love). D-Love merupakan cinta yang lebih mementingkan diri sendiri, sedangkan B-Love didasari oleh perasaan menerima orang lain apa adanya tanpa ada keinginan untuk memanfaatkan orang yang dicintainya. Menurut Maslow, kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan akan cinta ini merupakan penyebab hampir seluruh bentuk psikopatologis.
Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Needs)
Ketika Kebutuhan akan cinta telah relative terpuaskan, maka dorongan dari kebutuhan akan cinta ini melemah dan digantikan oleh dorongan pemenuhan kebutuhan yang keempat, yakni dorongan pemenuhan kebutuhan akan harga diri (self esteem). Menurut Maslow, ada dua harga diri:
a. Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan penguasan, kekuatan, kompetensi, prestasi, self confidence, kemandirian dan kebebasan. Seseorang akan merasa dirinya perlu mengenal dirinya sendiri agar dapat merasakan bahwa dirinya berharga sehingga orang tersebut mampu mengatasi tantangan-tantangan hidup.
b. Mendapatkan penghargaan dari orang lain (respect from others): Kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, harga diri, ketenaran,penghormatan dari orang lain, diterima dan mendapat apresiasi dari orang lain.
Kepuasan kebutuhan akan harga diri akan membuat seseorang menjadi lebih percaya diri, merasa berharga dan menimbulkan perasaan berguna bagi diri sendiri. Sebaliknya, ketidaksanggupan dalam pemenuhan kebutuhan ini akan menimbulkan sikap inferior, canggung, rendah diri, lemah, pasif, tidak berharga, dan tidak berdaya. Menurut Maslow, penghargaan dari orang lain hendaknya diperoleh berdasarkan penghargaan terhadap diri sendiri dan seseorang seharusnya memperoleh penghargaan berdasarkan kemampuanya sendiri
Kebutuhan Meta : Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)
Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan selanjutnya, yakni kebutuhan meta yang berupa kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya dan mengoptimalkan potensi-potensi positif yang terpendam dalam dirinya. Aktualisasi diri merupakan keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (self fulfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, dan menjadi kreatif dan bebas dalam mencapai puncak potensi dirinya. Manusia yang telah mampu memenuhi kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya akan menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang tidak diketahui semua orang, dan mampu mengekspresikan kebutuhan dasar kemanusiaaan secara alami. Empat kebutuhan dasar, menurut Maslow merupakan kebutuhan karena kekurangan atau D-need (deficiency need), sedangkan kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan karena ingin berkembang atau B-need (being need). Menurut Maslow, kebutuhan dasar berisi kebutuhan konatif, sedangkan kebutuhan meta berisi kebutuhan akan estetik dan kognitif (contoh: kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan akan kesempurnaan, kebutuhan keanggunan, dsb). Tidak terpenuhinya jenis kebutuhan ini akan berdampak terhadap kepribadian. Maslow menyebutnya sebagai metaphologies, suatu penyakit psikis dengan gejala-gejala merasa asing (alienasi), putus harapan, sinis, kebingungan dan depresi.
- Dinamika Perkembangan Kepribadian Maslow
Maslow berpendapat bahwa kepribadian
manusia dihasilkan dari motivasi manusia yang diorganisasikan ke dalam sebuah
hirarki kebutuhan yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematis, suatu
kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul.
Kebutuhan itu mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut :
1. Kebutuhan yang lebih rendah dalam
hirarki merupakan kebutuhan yang kuat, potensial, dan prioritas; sementara yang
lebih tinggi dalam hirarki merupakan kebutuhan yang paling lemah
2. Kebutuhan yang lebih tinggi kurang
diperlukan dalam rangka mempertahankan hidup, sehingga pemuasannya dapat
diabaikan.
3. Walaupun kebutuhan yang lebih tinggi
itu kurang begitu perlu dalam rangka survival, namun kebutuhan itu memberikan
kontribusi terhadap survival itu sendiri dan juga perkembangan.
4. Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi
amat bermanfaat, baik bagi fisik maupun psikis. Kondisi ini dapat melahirkan
rasa senang, bahagia dan perasaan bermakna
Motivasi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan terjadinya dinamika atau pergerakan pada
kepribadian dan perilaku manusia. Setiap sebuah kebutuhan telah tercapai, maka
kebutuhan lainnya akan mendesak sehingga manusia terdorong untuk melakukan
suatu tindakan atau perilaku untuk memenuhi kebutuhan yang bersangkutan. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa perilaku manusia timbul karena adanya motivasi
untuk memenuhi kebutuhan.
Abraham Maslow menyusun teori
motivasi, dimana kebutuhan-kebutuhan manusia disusun ke dalam sebuah hirearki
atau tingkatan berjenjang yang berbentuk seperti piramida yang terdiri dari
lima level. Setiap kebutuhan dapat dipenuhi jika kebutuhan jenjang sebelumnya
telah terpuaskan terlebih dahulu. Berikut ini adalah konsep hirearki kebutuhan
manusia yang disusun oleh Abraham Maslow :
1. Kebutuhan Dasar 1: kebutuhan fisiologis (Basic Needs).
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, kebutuhan fisiologis berisi
kebutuhan-kebutuhan fisik yang kuat dorongannya untuk dipenuhi seperti makan,
minum, dan kebutuhan akan seks. Saat manusia kelaparan atau kehausan, ia lebih
sulit untuk melakukan aktivitas bekerja dan belajar sehingga ia membutuhkan
makanan atau minuman untuk menyelesaikan permasalahannya. Dengan demikian, bisa
dimengerti jika orang tersebut memilih meninggalkan pekerjaan atau pelajarannya
untuk makan dan minum. Bila makanan dan rasa aman sulit
diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan
motif – motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya
akan mempunyai waktu dan energy untuk menekuni minat estetika dan intelektual,
jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya
ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus
bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman
2. Kebutuhan Dasar 2: kebutuhan akan rasa aman. (Secure and
Safety Needs).
Setelah
kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah kebutuhan
yang kedua, yaitu kebutuhan akan keamanan. Manusia cenderung untuk menghindari
bahaya dan memilih untuk mendapatkan keamanan. Cara manusia untuk mendapatkan
keamanan dapat berupa bekerja untuk mendapatkan rasa aman dari kemiskinan,
belajar untuk mendapatkan rasa aman dari nilai jelek, menabung
uang tabungan kita di bank, membeli asuransi, dan tetap tinggal dalam
pekerjaan-pekerjaan yang aman dan terjamin supaya dengan demikian tidak
kehilangan tunjangan tambahan.
3. Kebutuhan Dasar 3: kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
(Love and Belonging Needs).
Setelah
kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah cukup terpenuhi,
menurut Maslow, muncullah kebutuhan yang ketiga yaitu kebutuhan akan cinta,
yang mendorong manusia untuk mencari teman dan pasangan hidup atau orang yang
menyayanginya. Dari kebutuhan ini, manusia akan termotivasi untuk mencari
pergaulan yang luas, bersikap ramah dan tidak menjengkelkan,
membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain atau dengan orang-orang pada
umumnya, dan dalam hubungan-hubungan ini memberi dan menerima cinta adalah sama
penting.
4. Kebutuhan dasar 4 yaitu kebutuhan untuk dihargai (Self Esteem
Needs).
Setelah
tubuh menjadi sehat dan tidak kelaparan, merasa aman, dan memiliki teman dan
orang yang disayanginya, manusia mulai merasa ingin dihargai oleh teman di
sekitarnya. Kebutuhan akan penghargaan ini
akan mendorong manusia untuk memperlihatkan kelebihan-kelebihan diri
masing-masing supaya teman-teman lainya menghargainya, bersikap lebih
kompetitif, merasa berharga dan menimbulkan perasaan berguna bagi diri sendiri,
memamerkan
kekayaan serta gengsi melalui jenis mobil yang dikemudikan, gaya pakaian, atau
melalui tingkah laku yang mengagumkan dan tangkas.
5.
Kebutuhan
untuk mengaktualisasikan diri (Self Actualization Needs).
Setelah
empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan selanjutnya,
yakni kebutuhan meta yang berupa kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk
mengaktualisasikan dirinya. Kebutuhan ini mendorong manusia untuk bangkit dari
kekalahan dan mengaktualisasi diri dengan berbagai tingkah laku seperti
membaca, belajar, latihan, dan lainnya. Kepuasan pada kebutuhan ini melibatkan
lebih banyak persyaratan dan lebih kompleks dibanding kepuasan pada tingkat
yang lebih rendah. Usaha untuk memperoleh aktualisasi diri memerlukan prasayarat
semua kebutuhan yang lebih rumit dan canggih dibanding usaha mendapat makanan.
Setiap kebutuhan diatas memerlukan kondisi eksternal-sosial, ekonomi,
dan politik yang mendukung. Dengan adanya kebebasan ekonomi atau tidak ada
masalah ekonomi, seseorang dapat dengan mudah memunculkan perilaku makan,
mencari keamanan baik secara sosial maupun keamanan fisik dan harta benda,
maupun memperoleh rasa cinta dan aktualisasi diri.
- Perkembangan Kepribadian Maslow
Kebutuhan
meta muncul belakangan dalam evolusi perkembangan manusia. Semua makhluk hidup
membutuhkan makan dan minum, tetapi hanya manusia yang memiliki kebutuhan
aktualisasi diri, mengetahui dan memahami. Karena itu semakin tinggi tingkat
kebutuhan yang dimilikinya, semakin jelas beda nilai kemanusiaanya. Kebutuhan
yang lebih tinggi muncul belakangan dalam perkembangan individu. Aktualisasi
diri baru akan muncul pada usia pertengahan. Bayi hanya memiliki kebutuhan
fisiologis dan keamanan, dan pada masa adolesen muncul belonging, cinta, dan
esteem. Kebutuhan meta memberi sumbangan yang lebih besar untuk tumbuh dan
berkembang, dalam bentuk kesehatan yang lebih baik, usia panjang, dan
memperluas efisiensi biologis. Karena alasan-alasan itulah kebutuhan meta
disebut juga kebutuhan berkembang atau kebutuhan menjadi (growth need or being
need).
Perkembangan
kepribadian Maslow pada puncaknya adalah pencapaian aktualisasi diri yang
merupakan kebutuhan tertinggi dari hirarki kebutuhan manusia. Konsep tujuan
hidup ini mirip dengan konsep Arsetif-self Jung, atau realisasi diri dari
Horney.
Menurutnya
perkembangan tujuan mencapai aktualisasi diri itu bersifat alami, yang dibawa
sejak lahir. Secara genetik manusia mremiliki potensi dasar yang positif.
Disamping itu juga memiliki potensi dasar jalur perkembangan yang sehat, lebih
mengikuti hakekat alami didalam dirinya.
Kebutuhan
Neorotik merupakan perkembangan kebutuhan yang menyimpang dari jalur alami. Dalam
pandangan ini, apa yang baik mendasarkan dan mendekat pada aktualisasi diri dan
yang buruk/abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat
aktualisasi diri sebagai hakekat alami kemanusiaan.
Aktualisasi diri sebagai tujuan final-ideal hanya dapat dicapai oleh sebagian kecil populasi dan dalam presentase kecil. Menurut Maslow rata-rata kebutuhan aktualisasi diri hanya terpuaskan 10%. Kebutuhan aktualisasi diri jarang terpenuhi karen sukar menyeimbangkan antara kebanggaan dengan kerendahan hati, antara kemampuan memimpin dengan tanggung jawab yang dipikul, antara mencemburui orang lain dengan perasaan berharga. Orang akhirnya menyangkal dan menarik diri dari kebutuhan aktualisasi diri karena perkembangan diri justru menyebabkan perasaan takut, terpesona, lemah dan tidak mampu. Orang menyangkal dan menolak kemampuan dan potensi tertingginya serta kreatifitasnya. Maslow menamakan perasaan takut, gamang, perasaan tidak berharga, dan meragukan diri memperoleh kemasyhuran dan aktualisasi diri.
Aktualisasi diri sebagai tujuan final-ideal hanya dapat dicapai oleh sebagian kecil populasi dan dalam presentase kecil. Menurut Maslow rata-rata kebutuhan aktualisasi diri hanya terpuaskan 10%. Kebutuhan aktualisasi diri jarang terpenuhi karen sukar menyeimbangkan antara kebanggaan dengan kerendahan hati, antara kemampuan memimpin dengan tanggung jawab yang dipikul, antara mencemburui orang lain dengan perasaan berharga. Orang akhirnya menyangkal dan menarik diri dari kebutuhan aktualisasi diri karena perkembangan diri justru menyebabkan perasaan takut, terpesona, lemah dan tidak mampu. Orang menyangkal dan menolak kemampuan dan potensi tertingginya serta kreatifitasnya. Maslow menamakan perasaan takut, gamang, perasaan tidak berharga, dan meragukan diri memperoleh kemasyhuran dan aktualisasi diri.
Orang
gagal mencapai aktualisasi diri karena merasa takut menyadari kelemahan dirinya
sendiri. Masyarakat dapat mendorong aktualisasi diri. Maslow mengemukakan dua
jalur aktualisasi diri, yaitu jalur belajar ; mengembangkan diri secara optimal
pada semua tingkat kebutuhan hirarki dan jalur pengalaman puncak.
PENUTUP
KESIMPULAN
Struktur kepribadian maslow, menurutnya struktur
kepribadian itu dipengaruhi oleh 5 kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa sayang dan dicintai, kebutuhan akan rasa
dihargai dan kebutuhan aktualisasi diri. Kemudian dinamika kepribadian
seseorang menurut Maslow bagaimana sebuah prilaku dapat terjadi adalah karena
semata mata untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu 5 kebutuhan dasar tersebut. Perkembangan kepribadian Maslow pada
puncaknya adalah pencapaian aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan tertinggi
dari hirarki kebutuhan manusia. Menurutnya perkembangan tujuan mencapai
aktualisasi diri itu bersifat alami, yang dibawa sejak lahir.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwisol.
2008. Psikologi Kepribadian. UMM Press. Malang
2. Hall,
Calvin S & Lindzey, Gardner. 2005. Teori-Teori Holistik (Organismik-Fenomenologis).
Kanisius. Yogyakarta
3. Koeswara,
E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Eresco. Bandung
3 komentar:
sip, berarti hampir sama dengan teori kebutuhan dasar yang q pelajari di sosio
nice..
unallowed to be copied (n)
Posting Komentar