BAB 2
PEMBAHASAN
METODE OBSERVASI SECARA UMUM
A. PENGERTIAN OBSERVASI
Metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara mengamati perilaku manusia baik dalam lingkup
natural maupun khusus atau pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur yang tampak pada objek
penelitian.
Observasi merupakan
metode pengumpulan data yang ilmiah, karena:
1. Adanya pola dan tujuan yang sudah ditetapkan.
1. Adanya pola dan tujuan yang sudah ditetapkan.
2. Dilakukan dengan
perencanaan yang sistematis dan tidak secara kebetulan.
3. Dikaitkan dan dicatat secara sistematis, bukan
hanya sekedar untuk memenuhi rasa ingin tahu.
4. Dapat dicek dan dikontrol validitas dan
reabilitasnya.
Secara
sistematis ditunjukkan dengan 4 pertanyaan dasar dalam observasi yaitu where,
what, how and when.
1.
where yaitu pertanyaan tentang
situasi dimana observasi dilakukan. Terbagi dalam 3 kategori, yaitu : natural
(setting alamiah), contrived (stimulatted setting) : situational test dan
controlled : laboratory setting.
2.
What yaitu pertanyaan
tentang apa saja apa yang hendak diamati olrh observer, yang meliputi : observee (individual atau kelompok) dan
situasi yang akan diamati (menyeluruh atau hanya sebagian).
3.
How yaitu berkenaan
dengan bagaiman menjalankan pengamatan, apakah alat menggunakan alat bantu
rekam mekanik (audio tape, sehingga pengamat bisa mendengar dan melihat
rekaman) atau bagaimana pencatatan dilakukan.
4.
When yaitu berkenaan
dengan kapan kejadian yang akan diamati tesebut muncul.
B. TUJUAN
OBSERVASI
Tujuan observasi yaitu mendeskripsikan setting
yang dipelajari, aktifitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktifitas dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam
kejadian yang diamati.
C. MACAM-MACAM
OBSERVASI :
Klasifikasi metode observasi terbagi 2 yaitu :
1.
Observasi
tanpa intervensi. Tujuan observasi naturalistic ini adalah untuk
mendeskripsikan perilaku seperti yang terjadi secara normal dan meneliti
hubungan di antra berbagai variable. Observasi naturalistic membantu
memantapkan validitas ekternal temuan-temuan laboratories. Bila pertimbangan
etik dan moral tidak memungkinkan dilakukannya control eksperimental, observasi
naturalistis menjadi strategi penelitian penting.
2.
Observasi
dengan intervensi. Para psikolog untuk mengintervensi adalah :
-
untuk
mencetuskan atau menyebabkan terjadin ya suatu kejadian yang jarang terjadi di
alam atau yang biasanya terjadi dalam kondisi-kondisi yang sulit untuk
diobservasi.
-
untuk
meneliti batas-batas respon suatu organisme dengan melakukan variasi secara
sistematis kualitas-kualitas sebuah kejadian yang merupakan stimulus.
-
untuk
mendapatkan akses ke situasi atau kejadian yang pada umunya tidak terbukan bagi
observasi ilmiah.
-
untuk
mengatur kondisinya sedemikian rupa sehingga kejadian-kejadian yang merupakan
anteseden penting dapat dikontrol dan perilaku-perlaku yang menjadi
konsekuensinya dapat diobservasi dengan mudah.
-
untuk
menetapkan suatu perbandingan dengan memanipulasi satu variable independen atau
lebih untuk menetapkan efeknya pada perilaku.
Ada
tiga metode observasi penting yang digunakan peneliti bila mereka memilih
mengintervensi setting alamiah, yaitu :
a.
Participan
observation. Bila Participan observation dilakukan secara terang-terangan
sering duguanakan untuk memahami budaya dan perilaku kelom[ok-kelompok
individu. Bila dilakukan secara sembunyi-sembunyi seringkali digunakan bila
penelitinya percaya bahwa individu-induvidu akan mengubah perilakunya bila tahu
bahwa dirinya sedang diamati. Participan observation memungkinkan peneliti
untuk mengobservasi berbagai perilaku dan situasi yang biasnya tidak terbuka
bagai observasi ilmiah.
b.
Observasi
terstruktur
Pengamat
melakukan intervensi untuk menyebabkan timbulnya suatu kejadian atau untuk
merancang sebuah situasi sehingga kejadian yang dimaksud dapat dicatat secara
lebih mudah dibanding bila tanpa intervensi.
Dirancang untuk mencatat perilaku yang mungkin sukar diobservasi dengan
menggunakan observasi naturalistic. Sering digunakan untuk psikolog klonis dan
perkembangan.
c.
Field
Experiment
Dalam
field experiment, peneliti memanipulasi satu varibel independen atau lebih
dalam setting alamiah untuk menetapkan efeknya pada perilaku.
Analisis
data observasi
a.
Reduksi
data
Adalah
proses mengabstraksikan dan merangkum data perilaku. Dengan analisis data
kualitatif, peneiti berusaha membut rangkuman verbal dari observasi mereka dan
mengembangkan teori yang menjelaskan perilaku dalam rekaman naratif. Reduksi
data melibatkan proses coding, yaitu pengidentifikasian unit-unit perilaku atau
kejadian menurut kriteria tertentu.
Ukuran-ukuran
deskriptif igunakan untuk merangkum data observasi yang menggunakan analisis data kuantitatif.
b.
Reabilitas
observer
Reabilitas
antar pengamat mengacu pada seberapa jauh pengamat independen sepakat
dalam observasi mereka. Akan
meningkatkan kepercayan peneliti bahwa observasi yang mereka lakukan akurat.
Reabilitas antarpengamat ini meningkat dengan memberikan definisi yang jelas
tentang perilaku / kejadian yang akan dicatat/ direkam, dengan melatih
pengamat, memberikan umpan balik tentang berbagai diskrepansi (ketidaksesuaian).
Berpikir
kritis tentang penelitian observasi
a.
Pengaruh
pengamat
Individu
yang tahu bahwa mereka sedang diobservasi, maka mereka akan mengubah
perilakunya. Sehingga perilakunya tidak lagi mewakili perilaku normal.
Partisipan penelitian mungkin merespon demand characteristics (isyarat-isyarat
dalam situasi penelitian) untuk memandu perilakunya. Dimaksudkan partisipan
akan bertingkah laku “baik” karena ia sadar sedang diobservasi. Dan mereka
berusaha menebak-nebak perilaku yang diharapkan dengan menggunakan isyarat atau
informasi lain untuk memandu
perilakunya. Demand characteristic ini dapat dikurangi dengan membatasi dari
sesuatu yang diketahui individu tentang perannya dalam observasi tersebut.
b.
Bias
observer
Terjadi
bila bias peneliti menentukan perilaku mana yang mereka pilih untuk di
observasi dan bila ekspektasi tentang perilaku mengakibatkan kesalahan
sistematis dalam mengidentifikasi dan mencatat perilaku. Ekspektasi ini terjadi
akibat pengetahuan tentang hasil penelitian sebalumnya atau oleh hipotesis
pengamat sendiri tentang perilaku dalakm situasi semacam itu. Langkah pertama
dalam mengontrol bias pengamat adalah mengakui bahwa hal itu dapat terjadi,
artinya seorang pengamat yang tahu akan bias ini memiliki kemungkinan yang
lebih besar untuk mengambil langkah untuk mengurangi efek-efeknya. Bias
pengamat dapat dikurangi dengan membatasi informasi yang diberikan pada
pengamat dan menjaga agar pengamat tetap “buta” tentang tujuan dan hipotesis
studi tersebut.
D. ARTI PENTING OBSERVASI
Adapun arti penting dari
observasi, yaitu :
1.
Mendapatkan pemahaman
yang lebih baik tentang konteks yang diteliti.
2.
Observasi memungkinkan
peneliti bersikap terbuka, berorientasi
pada penemuan daripadan pembuktian, mempertahankan pilihan untuk
mendekati masalah.
3.
Dengan berada dalam
situasi lapangan yang nyata, kecenderungan untuk dipengaruhi berbagai
konseptualisasi (yang sebelumnya ada) tentang topik yang diamati akan
berkurang.
4.
Memungkinkan pasrtisipan
atau subjek merefleksikan pemikiran atau pengalaman secara tidak disadari.
E. TEKNIK OBSERVASI
1.
Langsung vs tidak
langsung
Langsung apabila
pengamatn dan pencatatan dilakukan pada saat peristiwa atas gejala tersebut
berlangsung dan tidak langsung apabila pengamatn dan pencatatan kejadian atau
gejala yang tampak pada objek dilakukan setelah peritiwa tersebut telah
terjadi.
2.
Observasi partisipasif vs
non partisipasif
Dalam observasi
partisipasif, pengamat mempunyai 2 peran yakni sebagai pengamat sekaligus
sebagai bagian dari yang diamati. Situasi
ini sangat memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara pengamat dan subjek
sehingga pengamat dapat menggali lebih mendalam mengenai gejala yang
diamati.Observasi partisipasif dapat dibedakan dalam 3 hal, yakni ; (1) partisipasi
secara lengkap, dalam arti peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok
yang diamati, (2) partisipasi secara fungsional, yang berarti peneliti
hanya ikut pada event-event tertentu dan terbatas sebagai pengamat, (3) berpartisipasi
sebagai pengamat, antara peneliti dan subjek yang diteliti sama-sama
mempunyai kepentingan, sehingga hubungan antara peneliti dan subjek bersifat
terbuka, tahu sama tahu bahkan subjek yang diteliti menjadi sponsor penelitian.
Dalam observasi non partisipan, observer tidak berperan serta dalam objek atau
gejala yang diamati. Perhatian observer terfokus pada bagaimana mengamati,
merekam, memotret, mempelajari, mencatat gejala ataupun peristiwa yang diamati.
Observasi non partisipan dapat bersifat tertutup dalam arti tidak diketahui
oleh subjek yang diteliti dan terbuka bila diketahui subjek yang diteliti.
3.
Observasi sistematis vs
non sistematis.
Adalah pengamatan yang
dilakukan secara terstruktur dengan melakukan
pengelompokan/pengkategorian/tabulasi terhadap unsur-unsur yang dibutuhkan.
Kelebihan dari metode ini, yakni lebih terarah, namun hubungan dengan observee akan kaku. Di
samping itu observee sangat mungkin untuk berperilaku overacting. Hal ini dapat
diatasi dengan “one way screen”
4.
Observasi eksperimental.
Dalam teknik observasi
ini dilakukan secara non-partisipasif, terstruktur dan sistematis. Observer
sengaja menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan untuk munculnya suatu
gejala yang diinginkan. Situasi dan kondisi dikendalikan dan dapat diubah oleh
peneliti, sehingga observer dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi.
Nama lain dari teknik ini adalah observasi dalam situasi tes.
E. PENCATATAN
DALAM OBSERVASI
1.
Catatan anekdot
Bentuk pencatatan yang
paling sederhana, karena hanya sekedar lembaran kertas atau buku catatan. Tidak
terdapat tuntunan tertulis, seluruhnya tergantung pada kemampuan pengamat dalam
menetapkan apakah gejala yang muncul tersebut penting atau tidak untuk dicatat.
Pencatatan dapat dilakukan mengenai
jenis, frekuensi, intensitas dan kualitas tergantung dari tujuan penelitian.
2.
Catatan berkala
Bentuk tidak jauh berbeda
dengan catatan anekdotal namun ada penetapan tenggang waktu. Misal dilakukan 4
jam sekali dalam 20 menit dilakukan selama
2 hari dalam seminggu dalam waktu 4 bulan. Apabila ada unsur yang muncul
di luar waktu yang telah ditetapkan maka akan diabaikan (tidak masuk dalam
pencatatan).
3.
Daftar chek
Untuk mengatasi kesulitan
pencataatan anekdot dan insidental, maka untuk memperbaiki instument ini
dilakukan pendaftaran gejala yang diklasifikasi secara rinci sesuai dengan
tujuan penelitian. Kelebihan instrument ini adalah memudahkan tugas observer
dapat pencatatan dapat dilakukan dengan cepat. Pencatatan dilakukan dengan
memberikan tanda (Check) misalnya tanda silang (x), atau bintang (*) atau
tanda-tanda yang telah disepakati bersama (bila observer dalam jumlah yang
banyak).
4.
Skala rating
Skala pencatatan yang
menunjukkan adanya tingkatan untuk menggambarkan kualitas. Pada pencatatan
Check list, belum menggambarkan kualitas, namun hanya berdasarkan ada atau
tidaknya gejala.
5.
Mechanical device
Pencatatan yang
menggunakan peralatan bantu elektronik, misal dengan video, slide film, tape
recorder.
G.
KELEBIHAN OBSERVASI
1.
Merupakan alat yang
murah, mudah dan langsung.
2.
Pada observee yang sibuk
lebih senang untuk diobservasi daripada harus mengisis angket dan interview
3.
Observasi tidak
dipengaruhi pada kesediaan objek untuk memberikan informasi (self report).
4.
Dimungkinkan terjadinya
pencatatan secara serempak (bila observer banyak).
H. KELEMAHAN OBSERVASI
1.
Tidak semua peritiwa psikis dapat ditangkap dengan observasi, misal harapan dan
simpati.
2.
Membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menunggu munculnya suatu gejala yang
jarang terjadi, waktu yang relatif pendek, terjadi beruntun atau serentak
dibeberapa tempat.
3.
Adanya perilaku yang dibuat-buat oleh observee
bila subjek tahu bahwa dia sedang diamati. Berkaitan dengan hal tersebut dapat
dibedakan dua bentuk kebohongan, (a) Faking good, bila subjek menampilkan
perilaku yang baik-baik dan (b) Faking bad, bila subjek menampilkan perilaku
yang buruk-buruk .
4.
Banyak objek yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan yang tidak dapat
diubah. Misal, gangguan cuaca, keterasingan, suhu dan lain-lain.
5. Subjektifitas observer sulit untuk dihindari.
METODE OBSERVASI DALAM PSIKOLOGI KLINIS
A.
PENGERTIAN OBSERVASI
Observasi merupakan prosedur assessment
klinis penting kedua setelah interview. Biasanya observasi sering dibicarakan
bersama-sama dengan wawancara karena kegiatannya pun sering dilakukan
bersama-sama; sambil mewawancarai, seorang psikolog juga mengamati tingkah laku
klien. Hal yang mendasari penilaian atas observasi adalah pemahaman bahwa
perilaku yang dilakukan dengan ataupun tanpa intensionalitas mengartikan atau
menjadi tanda dari suatu situasi kejiwaan. Jadi terdapat gejala yang ditampilkan
dalam tingkah laku dalam pengertian yang luas. Wiens (1976) mencatat bahwa
gerakan mata memainkan peranan penting dalam sinyal interaksi verbal.
Pada dasarnya dikenal tiga jenis tingkah laku
dalam hubungan dengan hal ini, yakni tingkah laku terbuka (overt), tingkah laku tertutup (covert),
dan tingkah laku simbolik (symbolic).
Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang memperlihatkan maksudnya secara
jelas dan kasat mata; misalnya orang yang bergerak menuju makanan untuk makan,
menggambarkan bahwa ia kelaparan, tertarik pada jenis makanan itu, dan lain
sebagainya. Tingkah laku terbuka ini ditampilkan dalam otot maupun kerangka
badan dalam ruang, seperti berjalan, memukul, membelai, dan lain-lain.
Tingkah laku tertutup adalah tingkah laku yang
gerak-geriknya tidak langsung menyatakan maksudnya; misalnya rasa malu atau
marah yang sering diperlihatkan dalam wujud muka yang memerah, atau ketakutan
yang ditampilkan pada muka yang pucat.
Sedangkan tingkah laku simbolik, ada kebiasaan
atau cara berperilaku tertentu yang artinya harus ditafsirkan, dengan cara
menafsirkan gerak sebagai simbol. Misalnya mengangkat bahu sebagai simbol tidak
tahu atau tidak bertanggung jawab.
Tingkah
laku juga dapat dilihat, dalam bentuk gerakan otot besar (dan tulang).
B.
MACAM-MACAM OBSERVASI
Macam-macam observasi yaitu sebagai berikut :
a.
Natural
Observation
Pengamatan perilaku secara spontan dalam kondisi
yang alami. Keuntungan : perilaku yang diamati itu nyata sehingga bisa mengerti
latar belakang perilaku klien. Observer juga bisa berperan sebagai participant
observer.
b.
Hospital
Observation
Pengamatan yang dilakukan di rumah sakit.
Observasi dapat dilakukan oleh pegawai rumah sakit. Adapun sampel perilaku yang
diamati dapat dilakukan secara event sampling (aktivitas tertentu) ataupun time
sampling (jangka waktu tertentu). Tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui
kondisi dasar klien.
c.
School
Observation
Pengamatan perilaku klien yang dilakukan di
sekolah. Hal ini bisa dilakukan secara individual ataupun kelompok (komunitas).
d.
Home
Observation
Pengamatan yang dilakukan dalam kehidupan
keluarga. Bisa dilakukan oleh observer sendiri ataupun oleh orang tua atau
keluarga.
e.
Observation
by Insider
Observasi yang dilakukan oleh orang-orang yang
dekat dengan klien, seperti saudara teman kerja, sahabat, guru, perawat, dsb.
Keuntungan : klien tidak menyadari bahwa sedang diobservasi sehingga perilaku
yang muncul tidak dibuat-buat.
f.
Self
Observation
Pengamatan yang dilakukan oleh diri sendiri.
Sering disebut juga dengan self mentoring.
Model ini dapat digunakan sebagai treatment
dan juga sebagai data assesment
g.
Observasi
Terkontrol
Pengamatan
dilakukan dalam situasi yang sengaja ditimbulkan ataupun diciptakan agar
perilaku yang diharapkan muncul.
Selain itu, dalam buku pengantar psikologi klinis oleh suprapti sumarmo juga terdapat
empat macam jenis metode penelitian observasi, yaitu sebagai berikut :
1.
Observasi
tak sistematis misalnya observasi yangh dilakukan oleh pemeriksa secara
kebetulan terhadap seorang subjek saat subjek sedang menunggu giliran atau saat
subjek sedang menjalani tes.
2.
Observasi
alamiah atau naturalistic ialah yang dilakukan dalam setting alamiah. Misalnya
observasi terhadap seorang anak hiperaktif dirumahnya sendiri atu di sekolah;
observasi terhadap penderita schizophrenia yang bertujujan melihat
sosialisasinya di Rumah Sakit Jiwa; atau observasi terhadap penderita
pascastroke di RS, dan lain-lain. Observasi jenis inilah yang digunakan oleh
freud dalam melahirkan dan membuktikan hipotesisnya.
3.
Observasi
terkendali (controlled). Jenis observasi ini dilakukan untuk memprbaiki
observasi alami yang kurang sistematis dengan memberis suatu “stimulus” kepada
orang yang diamati dalam setting alamiah untuk mengetahui serjauh mana stimulus
itu berpengaruh dalam perilaku. Misalnya dalam suatu wisma untuk orang lanjut
usia (lansia) diberi stimulus musik gembira selama beberapa waktu dalam satu
hari. Kemudian diobservasi bagaimana perilaku lansia di wisma itu, dan
dibandingkan dengan lansia yang tinggal di wisma yang tidak diberi musik gembira.
4.
Studi
kasus, ialah suatu penelitian intensif terhadap satu subjek yang bertujuan
memberikan deskripsi yang mendetail tentang subjek yang diteliti itu. Peneliti
melakukan wawancara, observasi atau dipelajari catatan biografinya. Menurut
Lazarus dan Davidson,1971 (dalam Phares 1992), studi kasus sangat bermanfaat
untuk memberi deskripsi atau fenomena baru atau yang jarang terjadi. Studi
kasus juga dapat meniadakan informasi yang sebelumnya dianggap universal.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Farida & Karyono. 2002. Psikologi Klinis. Semarang : P.S
Psikologi Fakultas Kedokteran Undip.
Markam, Suprati Sumarmo. 2003.
Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia
Shaughnessy, John J., Zechmeister, Eugene
B., & Zechmeister, Jeanne S. 2007. Metodologi
Penelitian Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Wiramiharja, Sutardjo A. 2007. Pengantar Psikologi Klinis (edisi revisi).
Bandung : PT Refika Aditama.
0 komentar:
Posting Komentar