azizherwit

Senin, 06 Mei 2013

METODE OBSERVASI DALAM PSIKOLOGI KLINIS



BAB 2
PEMBAHASAN


METODE OBSERVASI SECARA UMUM
A.    PENGERTIAN OBSERVASI
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati perilaku manusia baik dalam lingkup natural maupun khusus atau  pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur yang tampak pada objek penelitian.
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang ilmiah, karena:
1.   Adanya pola dan tujuan yang sudah ditetapkan.
2. Dilakukan dengan perencanaan yang sistematis dan tidak secara kebetulan.
3.  Dikaitkan dan dicatat secara sistematis, bukan hanya sekedar untuk memenuhi rasa ingin tahu.
4.    Dapat dicek dan dikontrol validitas dan reabilitasnya.

Secara sistematis ditunjukkan dengan 4 pertanyaan dasar dalam observasi yaitu where, what, how and when.
1.         where yaitu pertanyaan tentang situasi dimana observasi dilakukan. Terbagi dalam 3 kategori, yaitu : natural (setting alamiah), contrived (stimulatted setting) : situational test dan controlled : laboratory setting.
2.         What yaitu pertanyaan tentang apa saja apa yang hendak diamati olrh observer, yang meliputi :  observee (individual atau kelompok) dan situasi yang akan diamati (menyeluruh atau hanya sebagian).
3.         How yaitu berkenaan dengan bagaiman menjalankan pengamatan, apakah alat menggunakan alat bantu rekam mekanik (audio tape, sehingga pengamat bisa mendengar dan melihat rekaman) atau bagaimana pencatatan dilakukan.
4.         When yaitu berkenaan dengan kapan kejadian yang akan diamati tesebut muncul.


B.     TUJUAN OBSERVASI
 Tujuan observasi yaitu mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktifitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktifitas dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati.

C.   MACAM-MACAM OBSERVASI :
Klasifikasi metode observasi terbagi 2 yaitu :
1.      Observasi tanpa intervensi. Tujuan observasi naturalistic ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku seperti yang terjadi secara normal dan meneliti hubungan di antra berbagai variable. Observasi naturalistic membantu memantapkan validitas ekternal temuan-temuan laboratories. Bila pertimbangan etik dan moral tidak memungkinkan dilakukannya control eksperimental, observasi naturalistis menjadi strategi penelitian penting.
2.      Observasi dengan intervensi. Para psikolog untuk mengintervensi adalah :
-    untuk mencetuskan atau menyebabkan terjadin ya suatu kejadian yang jarang terjadi di alam atau yang biasanya terjadi dalam kondisi-kondisi yang sulit untuk diobservasi.
-    untuk meneliti batas-batas respon suatu organisme dengan melakukan variasi secara sistematis kualitas-kualitas sebuah kejadian yang merupakan stimulus.
-    untuk mendapatkan akses ke situasi atau kejadian yang pada umunya tidak terbukan bagi observasi ilmiah.
-    untuk mengatur kondisinya sedemikian rupa sehingga kejadian-kejadian yang merupakan anteseden penting dapat dikontrol dan perilaku-perlaku yang menjadi konsekuensinya dapat diobservasi dengan mudah.
-    untuk menetapkan suatu perbandingan dengan memanipulasi satu variable independen atau lebih untuk menetapkan efeknya pada perilaku.

Ada tiga metode observasi penting yang digunakan peneliti bila mereka memilih mengintervensi setting alamiah, yaitu :
a.       Participan observation. Bila Participan observation dilakukan secara terang-terangan sering duguanakan untuk memahami budaya dan perilaku kelom[ok-kelompok individu. Bila dilakukan secara sembunyi-sembunyi seringkali digunakan bila penelitinya percaya bahwa individu-induvidu akan mengubah perilakunya bila tahu bahwa dirinya sedang diamati. Participan observation memungkinkan peneliti untuk mengobservasi berbagai perilaku dan situasi yang biasnya tidak terbuka bagai observasi ilmiah.

b.      Observasi terstruktur
Pengamat melakukan intervensi untuk menyebabkan timbulnya suatu kejadian atau untuk merancang sebuah situasi sehingga kejadian yang dimaksud dapat dicatat secara lebih mudah dibanding bila tanpa intervensi.  Dirancang untuk mencatat perilaku yang mungkin sukar diobservasi dengan menggunakan observasi naturalistic. Sering digunakan untuk psikolog klonis dan perkembangan.

c.       Field Experiment
Dalam field experiment, peneliti memanipulasi satu varibel independen atau lebih dalam setting alamiah untuk menetapkan efeknya pada perilaku.

Analisis data observasi
a.       Reduksi data
Adalah proses mengabstraksikan dan merangkum data perilaku. Dengan analisis data kualitatif, peneiti berusaha membut rangkuman verbal dari observasi mereka dan mengembangkan teori yang menjelaskan perilaku dalam rekaman naratif. Reduksi data melibatkan proses coding, yaitu pengidentifikasian unit-unit perilaku atau kejadian menurut kriteria tertentu. 
Ukuran-ukuran deskriptif igunakan untuk merangkum data observasi yang  menggunakan analisis data kuantitatif.


b.      Reabilitas observer
Reabilitas antar pengamat mengacu pada seberapa jauh pengamat independen sepakat dalam  observasi mereka. Akan meningkatkan kepercayan peneliti bahwa observasi yang mereka lakukan akurat. Reabilitas antarpengamat ini meningkat dengan memberikan definisi yang jelas tentang perilaku / kejadian yang akan dicatat/ direkam, dengan melatih pengamat, memberikan umpan balik tentang berbagai diskrepansi (ketidaksesuaian).

Berpikir kritis tentang penelitian observasi
a.       Pengaruh pengamat
Individu yang tahu bahwa mereka sedang diobservasi, maka mereka akan mengubah perilakunya. Sehingga perilakunya tidak lagi mewakili perilaku normal. Partisipan penelitian mungkin merespon demand characteristics (isyarat-isyarat dalam situasi penelitian) untuk memandu perilakunya. Dimaksudkan partisipan akan bertingkah laku “baik” karena ia sadar sedang diobservasi. Dan mereka berusaha menebak-nebak perilaku yang diharapkan dengan menggunakan isyarat atau informasi lain  untuk memandu perilakunya. Demand characteristic ini dapat dikurangi dengan membatasi dari sesuatu yang diketahui individu tentang perannya dalam observasi tersebut. 

b.      Bias observer
Terjadi bila bias peneliti menentukan perilaku mana yang mereka pilih untuk di observasi dan bila ekspektasi tentang perilaku mengakibatkan kesalahan sistematis dalam mengidentifikasi dan mencatat perilaku. Ekspektasi ini terjadi akibat pengetahuan tentang hasil penelitian sebalumnya atau oleh hipotesis pengamat sendiri tentang perilaku dalakm situasi semacam itu. Langkah pertama dalam mengontrol bias pengamat adalah mengakui bahwa hal itu dapat terjadi, artinya seorang pengamat yang tahu akan bias ini memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengambil langkah untuk mengurangi efek-efeknya. Bias pengamat dapat dikurangi dengan membatasi informasi yang diberikan pada pengamat dan menjaga agar pengamat tetap “buta” tentang tujuan dan hipotesis studi tersebut.

D.       ARTI PENTING OBSERVASI
Adapun arti penting dari observasi, yaitu :
1.         Mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang konteks yang diteliti.
2.         Observasi memungkinkan peneliti bersikap terbuka, berorientasi  pada penemuan daripadan pembuktian, mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah.
3.         Dengan berada dalam situasi lapangan yang nyata, kecenderungan untuk dipengaruhi berbagai konseptualisasi (yang sebelumnya ada) tentang topik yang diamati akan berkurang.
4.         Memungkinkan pasrtisipan atau subjek merefleksikan pemikiran atau pengalaman secara tidak disadari.

E.  TEKNIK OBSERVASI
1.         Langsung vs tidak langsung
Langsung apabila pengamatn dan pencatatan dilakukan pada saat peristiwa atas gejala tersebut berlangsung dan tidak langsung apabila pengamatn dan pencatatan kejadian atau gejala yang tampak pada objek dilakukan setelah peritiwa tersebut telah terjadi.
2.         Observasi partisipasif vs non partisipasif
Dalam observasi partisipasif, pengamat mempunyai 2 peran yakni sebagai pengamat sekaligus sebagai bagian dari yang diamati.  Situasi ini sangat memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara pengamat dan subjek sehingga pengamat dapat menggali lebih mendalam mengenai gejala yang diamati.Observasi partisipasif dapat dibedakan dalam 3 hal, yakni ; (1) partisipasi secara lengkap, dalam arti peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamati, (2) partisipasi secara fungsional, yang berarti peneliti hanya ikut pada event-event tertentu dan terbatas sebagai pengamat, (3) berpartisipasi sebagai pengamat, antara peneliti dan subjek yang diteliti sama-sama mempunyai kepentingan, sehingga hubungan antara peneliti dan subjek bersifat terbuka, tahu sama tahu bahkan subjek yang diteliti menjadi sponsor penelitian. Dalam observasi non partisipan, observer tidak berperan serta dalam objek atau gejala yang diamati. Perhatian observer terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret, mempelajari, mencatat gejala ataupun peristiwa yang diamati. Observasi non partisipan dapat bersifat tertutup dalam arti tidak diketahui oleh subjek yang diteliti dan terbuka bila diketahui subjek yang diteliti.
3.              Observasi sistematis vs non sistematis.
Adalah pengamatan yang dilakukan secara terstruktur dengan melakukan pengelompokan/pengkategorian/tabulasi terhadap unsur-unsur yang dibutuhkan. Kelebihan dari metode ini, yakni lebih terarah, namun  hubungan dengan observee akan kaku. Di samping itu observee sangat mungkin untuk berperilaku overacting. Hal ini dapat diatasi dengan “one way screen”
4.              Observasi eksperimental.
Dalam teknik observasi ini dilakukan secara non-partisipasif, terstruktur dan sistematis. Observer sengaja menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan untuk munculnya suatu gejala yang diinginkan. Situasi dan kondisi dikendalikan dan dapat diubah oleh peneliti, sehingga observer dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi. Nama lain dari teknik ini adalah observasi dalam situasi tes.

E.     PENCATATAN DALAM OBSERVASI
1.         Catatan anekdot
Bentuk pencatatan yang paling sederhana, karena hanya sekedar lembaran kertas atau buku catatan. Tidak terdapat tuntunan tertulis, seluruhnya tergantung pada kemampuan pengamat dalam menetapkan apakah gejala yang muncul tersebut penting atau tidak untuk dicatat. Pencatatan  dapat dilakukan mengenai jenis, frekuensi, intensitas dan kualitas tergantung dari tujuan penelitian.

2.         Catatan berkala
Bentuk tidak jauh berbeda dengan catatan anekdotal namun ada penetapan tenggang waktu. Misal dilakukan 4 jam sekali dalam 20 menit dilakukan selama  2 hari dalam seminggu dalam waktu 4 bulan. Apabila ada unsur yang muncul di luar waktu yang telah ditetapkan maka akan diabaikan (tidak masuk dalam pencatatan).

3.         Daftar chek
Untuk mengatasi kesulitan pencataatan anekdot dan insidental, maka untuk memperbaiki instument ini dilakukan pendaftaran gejala yang diklasifikasi secara rinci sesuai dengan tujuan penelitian. Kelebihan instrument ini adalah memudahkan tugas observer dapat pencatatan dapat dilakukan dengan cepat. Pencatatan dilakukan dengan memberikan tanda (Check) misalnya tanda silang (x), atau bintang (*) atau tanda-tanda yang telah disepakati bersama (bila observer dalam jumlah yang banyak).

4.         Skala rating
Skala pencatatan yang menunjukkan adanya tingkatan untuk menggambarkan kualitas. Pada pencatatan Check list, belum menggambarkan kualitas, namun hanya berdasarkan ada atau tidaknya gejala.

5.         Mechanical device
Pencatatan yang menggunakan peralatan bantu elektronik, misal dengan video, slide film, tape recorder.

G.          KELEBIHAN OBSERVASI
1.             Merupakan alat yang murah, mudah dan langsung.
2.         Pada observee yang sibuk lebih senang untuk diobservasi daripada harus mengisis angket dan interview
3.         Observasi tidak dipengaruhi pada kesediaan objek untuk memberikan informasi (self report).
4.         Dimungkinkan terjadinya pencatatan secara serempak (bila observer banyak).


H.  KELEMAHAN OBSERVASI
1. Tidak semua peritiwa psikis dapat ditangkap dengan observasi, misal harapan dan simpati.
2. Membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menunggu munculnya suatu gejala yang jarang terjadi, waktu yang relatif pendek, terjadi beruntun atau serentak dibeberapa tempat.
3.  Adanya perilaku yang dibuat-buat oleh observee bila subjek tahu bahwa dia sedang diamati. Berkaitan dengan hal tersebut dapat dibedakan dua bentuk kebohongan, (a) Faking good, bila subjek menampilkan perilaku yang baik-baik dan (b) Faking bad, bila subjek menampilkan perilaku yang buruk-buruk .
4. Banyak objek yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan yang tidak dapat diubah. Misal, gangguan cuaca, keterasingan, suhu dan lain-lain.
5.  Subjektifitas observer sulit untuk dihindari.

METODE OBSERVASI DALAM PSIKOLOGI KLINIS
A.      PENGERTIAN OBSERVASI
Observasi merupakan prosedur assessment klinis penting kedua setelah interview. Biasanya observasi sering dibicarakan bersama-sama dengan wawancara karena kegiatannya pun sering dilakukan bersama-sama; sambil mewawancarai, seorang psikolog juga mengamati tingkah laku klien. Hal yang mendasari penilaian atas observasi adalah pemahaman bahwa perilaku yang dilakukan dengan ataupun tanpa intensionalitas mengartikan atau menjadi tanda dari suatu situasi kejiwaan. Jadi terdapat gejala yang ditampilkan dalam tingkah laku dalam pengertian yang luas. Wiens (1976) mencatat bahwa gerakan mata memainkan peranan penting dalam sinyal interaksi verbal.
Pada dasarnya dikenal tiga jenis tingkah laku dalam hubungan dengan hal ini, yakni tingkah laku terbuka (overt), tingkah laku tertutup (covert), dan tingkah laku simbolik (symbolic). Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang memperlihatkan maksudnya secara jelas dan kasat mata; misalnya orang yang bergerak menuju makanan untuk makan, menggambarkan bahwa ia kelaparan, tertarik pada jenis makanan itu, dan lain sebagainya. Tingkah laku terbuka ini ditampilkan dalam otot maupun kerangka badan dalam ruang, seperti berjalan, memukul, membelai, dan lain-lain.
Tingkah laku tertutup adalah tingkah laku yang gerak-geriknya tidak langsung menyatakan maksudnya; misalnya rasa malu atau marah yang sering diperlihatkan dalam wujud muka yang memerah, atau ketakutan yang ditampilkan pada muka yang pucat.
Sedangkan tingkah laku simbolik, ada kebiasaan atau cara berperilaku tertentu yang artinya harus ditafsirkan, dengan cara menafsirkan gerak sebagai simbol. Misalnya mengangkat bahu sebagai simbol tidak tahu atau tidak bertanggung jawab.
                        Tingkah laku juga dapat dilihat, dalam bentuk gerakan otot besar (dan tulang).

B.       MACAM-MACAM OBSERVASI
Macam-macam observasi yaitu sebagai berikut :
a.          Natural Observation
Pengamatan perilaku secara spontan dalam kondisi yang alami. Keuntungan : perilaku yang diamati itu nyata sehingga bisa mengerti latar belakang perilaku klien. Observer juga bisa berperan sebagai participant observer.
b.         Hospital Observation
Pengamatan yang dilakukan di rumah sakit. Observasi dapat dilakukan oleh pegawai rumah sakit. Adapun sampel perilaku yang diamati dapat dilakukan secara event sampling (aktivitas tertentu) ataupun time sampling (jangka waktu tertentu). Tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui kondisi dasar klien.
c.          School Observation
Pengamatan perilaku klien yang dilakukan di sekolah. Hal ini bisa dilakukan secara individual ataupun kelompok (komunitas).
d.         Home Observation
Pengamatan yang dilakukan dalam kehidupan keluarga. Bisa dilakukan oleh observer sendiri ataupun oleh orang tua atau keluarga.
e.          Observation by Insider
Observasi yang dilakukan oleh orang-orang yang dekat dengan klien, seperti saudara teman kerja, sahabat, guru, perawat, dsb. Keuntungan : klien tidak menyadari bahwa sedang diobservasi sehingga perilaku yang muncul tidak dibuat-buat.
f.          Self Observation
Pengamatan yang dilakukan oleh diri sendiri. Sering disebut juga dengan self mentoring. Model ini dapat digunakan sebagai treatment dan juga sebagai data assesment
g.         Observasi Terkontrol
Pengamatan dilakukan dalam situasi yang sengaja ditimbulkan ataupun diciptakan agar perilaku yang diharapkan muncul.
Selain itu, dalam buku pengantar psikologi klinis oleh suprapti sumarmo juga terdapat empat macam jenis metode penelitian observasi, yaitu sebagai berikut :
1.    Observasi tak sistematis misalnya observasi yangh dilakukan oleh pemeriksa secara kebetulan terhadap seorang subjek saat subjek sedang menunggu giliran atau saat subjek sedang menjalani tes.
2.    Observasi alamiah atau naturalistic ialah yang dilakukan dalam setting alamiah. Misalnya observasi terhadap seorang anak hiperaktif dirumahnya sendiri atu di sekolah; observasi terhadap penderita schizophrenia yang bertujujan melihat sosialisasinya di Rumah Sakit Jiwa; atau observasi terhadap penderita pascastroke di RS, dan lain-lain. Observasi jenis inilah yang digunakan oleh freud dalam melahirkan dan membuktikan hipotesisnya.
3.    Observasi terkendali (controlled). Jenis observasi ini dilakukan untuk memprbaiki observasi alami yang kurang sistematis dengan memberis suatu “stimulus” kepada orang yang diamati dalam setting alamiah untuk mengetahui serjauh mana stimulus itu berpengaruh dalam perilaku. Misalnya dalam suatu wisma untuk orang lanjut usia (lansia) diberi stimulus musik gembira selama beberapa waktu dalam satu hari. Kemudian diobservasi bagaimana perilaku lansia di wisma itu, dan dibandingkan dengan lansia yang tinggal di wisma yang tidak diberi musik gembira.
4.    Studi kasus, ialah suatu penelitian intensif terhadap satu subjek yang bertujuan memberikan deskripsi yang mendetail tentang subjek yang diteliti itu. Peneliti melakukan wawancara, observasi atau dipelajari catatan biografinya. Menurut Lazarus dan Davidson,1971 (dalam Phares 1992), studi kasus sangat bermanfaat untuk memberi deskripsi atau fenomena baru atau yang jarang terjadi. Studi kasus juga dapat meniadakan informasi yang sebelumnya dianggap universal.




DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Farida & Karyono. 2002. Psikologi Klinis. Semarang : P.S Psikologi Fakultas Kedokteran Undip.
Markam, Suprati Sumarmo. 2003. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Shaughnessy, John J., Zechmeister, Eugene B., & Zechmeister, Jeanne S. 2007. Metodologi Penelitian Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Wiramiharja, Sutardjo A. 2007. Pengantar Psikologi Klinis (edisi revisi). Bandung : PT Refika Aditama.

0 komentar:

Posting Komentar