BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metode
ilmiah merupakan posedur atau cara-cara tertentu
yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut dengan ilmu
/npengetahuan ilmiah (Senn,1971:4-6). Penelitian ilmiah berfokus pada metode
yang kokoh untuk mengidentifikasikan permasalahan, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan menarik kesimpulan yang valid. Penelitian ilmiah
bersifat objektif karena tidak berdasarkan pada perasaan, pengalaman dan
intuisi peneliti semata yang bersifat subjektif.
B.
Metode-metode
Penelitian
1.
Eksperimen
Eksperimen adalah salah satu cara meneliti yang
terdiri satu atau lebih variable bebas dan satu atau lebih variable terikat
atau disesuaikan dengan subjeknya. Varabel bebas terdiri dari dua atau lebih
level atau kondisi sesuai dengan minat.
Dibawah
ini terdapat variable bebas dalam penelitian organisasi :
a. Lamanya
dari penempatan kerja dalam pekerjaan sehari-hari (jam)
b. Katagori
penghasilan (rupiah)
c. Ada
atau tidak adanya kegiatan pelatihan.
d. Perencanaan
atau tidak perencanaan dari tujuan kerja.
Variabel
terikat terukur tetapi tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti dan itu adalah
hal yang disebabkan oleh variable bebas. Contoh :
1.
Frekuensi dari absensi kerja
2.
Penampilan kerja
3.
Kepuasan kerja
4.
Turnover
Eksperimen dapat dibedakan dari cara penelitian
organisasi lainnya, dari 2 hal yaitu:
1.
Eksperimen
Murni
Pada eksperimen ini,
kontrol terhadap situasi lebih dapat dilakukan dengan baik karena hubungan
antara suatu variabel dengan suatu gejala perkembangan lebih dapat ditemukan.
2.
Eksperimen
Lapangan
Eksperimen ini bertitik tolak dari situasi kehidupan
nyata. Hubungan antara variabel dengan gejala perkembangan kurang dapat dilihat
secara pasti.
Keuntungan
penelitian eksperimen ada dua yaitu :
· Mengetahui
hubungan sebab akibat
· Dapat
dilakukan secara berulang-ulang oleh orang lain walaupun dilakukan di tempat
lain.
Kerugian penelitian
eksperimen yaitu :
· Hasil
penelitian laboratorium sulit dan tak dapat digunakan untuk menggenelarisir
pada situasi penelitian di lapangan terbuka. Sebaliknya jenis penelitian
eksperimen out door tidak dapat digunakan untuk menggeneralisasi pada
penelitian eksperimen in door.
· Untuk
eksperimen non laboratorium, kontrol dari seorang peneliti seringkali mudah
mengalami kesalahan dengan pengaruh lain sehingga mengganggu hasil penelitian.
Sebagian besar eksperimen dilakukan di
laboratorium tapi eksperiman juga dapat dilakukan dalam kondisi alami. Ada 2 jenis eksperimen, yaitu eksperimen
lapangan dan eksperimen laboratorium.
2.
Observasi
Beberapa
informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku,
kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan.
Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik
perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti
perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Ada dua
jenis metode observasi dari segi tempat penelitiannya yaitu:
·
Observasi
Naturalistik
Dalam penelitian seorang peneliti
melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek penelitian di ruang terbuka
atau dalam situasi yang tidak terkendali. Artinya peneliti tidak melakukan
campur tangan terhadap kejadian-kejadian dalam situasi tersebut. Ia akan
berdiri sebagai pihak luar yang bersifat objektif, netral, dan tidak memihak
salah satu pihak dalam lingkungan tersebut.
·
Observasi
Laboratorium
Observasi
laboratorium dilakukan dalam ruang laboratorium yaitu suatu ruang yang secara
khusus memberikan suasana yang tenang dan terhindar dari campur tangan orang
lain. Seorang peneliti yang ahli di bidangnya, sebelum melakukan pengamatan
terhadap objek penelitian, biasanya perlu mengatur dan mengadakan control
terhadap situasi yang diinginkan agar dapat mengurangi kesalahan-kesalahan
dalam penelitian itu.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topografi, jumlah dan
durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol (kondisi dimana
perilaku muncul), dan kualitas perilaku.
Salah
satu kerugian dari observasi laboratorium adalah peneliti dapat mengetahui
akibat dari penelitian. Mengingat bagaimana ?Akibatnya dalam penampilan
pegawai. Ini adalah salah satu alas an mengapa metode ini bernilai, meskipun
tidak selalu digunakan mereka karena etika dan syarat menghormati privasi
orang.
3.
Korelasi
Untuk
mengetahui hubungan antar variabel, digunakan metode korelasi.
Korelasi
berbeda dengan eksperimen. Korelasi hanya digunakan untuk mencari hubungan
antar variable tetapi tidak untuk mencari sebab akibat yang ditimbulkan antara
variable-variabel tersebut.
Ada
juga persamaan antara korelasi dan eksperimen, yaitu sama-sama dimulai dengan
suatu hipotesis. Peneliti harus mengumpulkan data dari variable-variabel yang
akan diteliti.
Hasil
penelitian dengan studi korelasi akan menunjukkan kondisi :
-
Positive Correlations, yaitu apabila
variable satu tinggi, variable yangn lain juga tinggi.
-
Negative Correlations, yaitu apabila
satu variable tinggi dan variable yang lain rendah.
-
Zero Correlations, yaitu apabila tidak
ada hubungan di antara variable.
4.
Survei
Survei merupakan salah satu metode
penelitian menggunakan serangkaian pertanyaan untuk mempelajari satu atau lebih
variabel penelitian. Serangkaian pertanyaan tersebut dapat langsung ditanyakan
kepada subjek penelitian, namun dapat juga disajikan dalam bentuk tulisan
berupa kuesioner yang harus dilengkapi/ dijawab oleh subjek penelitian dan
kemudian dikembalikan kepada peneliti.
Pada umumnya, data yang didapat pada
metode survei diperoleh langsung dari responden, tetapi pengumpulan data dapat
dilakukan dengan cara lain yaitu dengan memberikan beberapa pertanyaan pada
pihak lain yang berkaitan dengan subjek penelitian. Misalnya ketika kita ingin
melakukan survei terhadap seorang karyawan mengenai performa kerjanya, kita
bisa saja menanyakan hal tersebut pada supervisor perusahaan yang berkaitan.
Dengan begitu performa kerja sang karyawan akan teridentifikasi.
Metode survei dapat dilakukan dalam 2
cara, yaitu:
1. Cross-sectional,
yakni seluruh data yang diperoleh dikumpulkan dalam satu waktu.
2. Longitudinal,
yakni data-data yang diperoleh dikumpulkan dalam periode waktu tertentu.
Penggunaan metode survei dalam suatu
penelitian memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
·
Metode survei cepat dan cenderung tidak
mahal
·
Generalisasi yang diambil tidak akan
sesulit apabila kita menggunakan metode
eksperimen laboratorium.
Selain itu metode survei juga memiliki
beberapa kelemahan antara lain:
o
Subjek penelitian dapat bersikap tidak
natural sehingga informasi yang didapat cenderung tidak jujur.
o
Pada metode survei yang dilakukan secara
cross-sectional biasanya akan mengalami kesulitan dalam menarik kesimpulan
mengenai variabel mana yang mempengaruhi dan variabel mana yang dipengaruhi.
5.
Studi
Kasus (Case Study)
Studi
kasus memiliki tujuan meningkatkan pengetahuan mengenai peristiwa2 komunikasi
kontemporer yang nyata, dalam konteksnya.
Studi
kasus memfasilitasi pengumpulan informasi mendetail meliputi rentang dimensi
yang luas mengenai sebuah kasus tunggal atau sejumlah kecil kasus.
Studi
kasus mampu menggabungkan kerangka teoritis dan metodologis sehingga mampu
menghasilkan berbagai sumber bukti.
6.
Studi
Kualitatif (Qualitative Study)
Selama dekade terakhir telah ada peningkatan minat
dalam penggunaan metode nonkuantitatif untuk mempelajari
fenomena organisasi. Metode-metode kualitatif menawarkan alternatif dari
pendekatan kuantitatif yang sangat berorientasi sebagian besar industri atau organisasi psikolog. Ada pendekatan yang
berbeda untuk melakukan penelitian kualitatif, termasuk
studi kasus, pengamatan
peserta (peneliti menghabiskan waktu di
sebuah organisasi mengamati karyawan), dan
wawancara.
Dalam bentuk murni, pendekatan kualitatif
melibatkan pengamatan perilaku dalam organisasi
kemudian merekam pengamatan
mereka dalam bentuk
narasi. Kesimpulan dan generalisasi dapat
ditarik dari pengamatan
berulang dari fenomena
yang sama tanpa mengukur
hasilnya. Pendekatan kualitatif dapat menjadi
sarana yang baik menghasilkan
hipotesis dan teori-teori
dari pengamatan apa
yang terjadi dalam pengaturan
organisasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam melakukan penelitian di Psikologi Industri dan Organisasi peneliti
dihadapkan pada beberapa pilihan metode yang akan digunakan. Metode-metode
tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda antara satu metode dengan
metode lain.
Metode-metode tersebut
memberikan kontribusi yang berharga bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya dalam
penelitian. Dalam metode penelitian kuantitatif penyajian data hasil penelitian
menggunakan angka dan analisis menggunakan uji statistika, sedangkan dalam
metode penelitian kualitatif.
B.
Saran
Melihat perjalanan Psikologi Industri dan Organisasi, mahasiswa
psikologi khususnya dan penggiat psikologi pada umumnya hendaknya dapat
mengembangkan pengetahuan dalam melakukan penelitian dengan menggunakan
metode-metode penelitian sesuai prosedur supaya mendapatkan hasil penelitian
yang ilmiah. Sehingga dapat memunculkan hasil penelitian yang menunjang
kemajuan ilmu Psikologi Industri dan Organisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Spector,Paul
E. 2006.Industrial and Organizational
Psychology:Research and Practice.USA:Wiley
Smither,Robert
D. 1997.The Psychology of Work and Human Performance.USA:Longman
0 komentar:
Posting Komentar