BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada
umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia antara
40 – 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya akan ditandai oleh perubahan jasmani
dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik,
sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Walaupun dewasa ini banyak yang
mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat daripada masa lalu, namun
garis batas tradisionalnya masih nampak. Meningkatnya kecenderungan untuk
pensiun pada usia 60an sengaja atau tidak sengaja usia 60an dianggap sebagai
garis batas antara usia lanjut dengan usia madya.
Usia
madya pada kebudayaan Amerika saat ini, merupakan masa yang paling sulit dalam
rentang kehidupan mereka. Bagaimanapun baiknya individu- individu tersebut
untuk menyesuaikan diri hasilnya akan tergantung pada dasar-dasar yang
ditanamkan pada tahap awal kehidupan, khususnya harapan tentang penyesuaian
diri terhadap peran dan harapan sosial dari masyarakat dewasa. Kesehatan mental
yang baik yang diperlukan pada masa-masa dewasa, memberikan berbagai
kemungkinan untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai peran baru dan harapan
sosial usia madya.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana perkembangan kognitif pada
usia dewasa madya?
2.
Faktor apa saja yang mempengaruhi
perkembangan kognitif pada usia dewasa madya?
3.
Apakah ada perbedaan dalam perkembangan
kognitif usia dewasa madya pada individu yang berbeda?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan
kognitif pada usia dewasa madya.
2.
Untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi perkembangan kognitif dewasa.
3.
Untuk mengetahui adanya perbedaan
perkembangan kognitif pada individu yang berbeda.
4.
Untuk memenuhi tugas kelompok Mata
Kuliah Psikologi Dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Rentangan
usia
Dengan
tidak bermaksud membatasi rentang usia secara kaku, dapat dikatakan bahwa
secara teoritis- psikologis dan fisiologis rentang usia antara 40 - 60 tahun
merupakan masa tengah baya bagi banyak orang. (Mappiare 1983 : 173)
B.
Ciri-ciri
usia madya
Setengah
baya/madya menunjukkan banyak kesamaan dengan masa remaja. Khusus usia setengah
baya, sama dengan posisi masa remaja. Perubahan-perubahan hal fisik dan psikis
juga terdapat kesamaan antara dua masa kehidupan itu. Kalau posisi remaja
merupakan masa peralihan, tak lagi dapat dikatakan kanak-kanak dan belum lagi
disebut dewasa, maka posisi usia setengah baya juga dalam peralihan, tidak muda
dan bukan tua. Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang cepat bagi
hal-hal fisik yang membawa akibat-akibat terhadap perilaku dan
perasaan-perasaannya. Usia setengah baya, demikian pula. Bedanya, kalau pada
masa remaja perubahan itu bersifat pertumbuhan, maka pada masa setengah baya
bersifat pemunduran. Tetapi yang lebih penting, perilaku dan perasaan yang
menyertainya adalah sama yaitu “salah tingkah”, canggung dan kadang- kadang
bingung .
C.
Karakteristik
usia dewasa madya :
1.
Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
Diakui
bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin lebih terasa
menakutkan. Pria dan wanita banyak mempunyai alasan untuk takut memasuki usia
madya. Diantaranya adalah : banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang
usia madya. Yaitu : kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik
yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi.
2.
Usia madya merupakan masa transisi
Usia
ini merupakan masa transisi seperti halnya masa puber, yang merupakan masa
transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Dimana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masanya dan memasuki periode dalam
kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.
3.
Usia madya adalah masa stress
Bahwa
usia ini merupakan masa stress. Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan
pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan
fisik, selalu cenderung merusak nomeostatis fisik dan psikologis dan membawa ke
masa stress, suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus dilakukan di
rumah, bisnis dan aspek sosial kehidupan mereka.
4.
Usia madya adalah usia yang berbahaya
Cara
biasa menginterpretasi “usia berbahaya” ini berasal dari kalangan pria yang
ingin melakukan pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir sebelum memasuki masa
usia lanjut. Usia madya dapat menjadi dan merupakan berbahaya dalam beberapa
hal lain juga. Saat ini merupakan suatu masa dimana seseorang mengalami
kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang
berlebihan, ataupun kurangnya memperhatikan kehidupan. Timbulnya penyakit jiwa
datang dengan cepat di kalangan pria dan wanita dan gangguan ini berpuncak pada
suicide. Khususnya di kalangan pria.
5.
Usia madya adalah usia canggung
Sama
seperti pada remaja, bukan anak-anak bukan juga dewasa. Demikian juga pada pria
dan wanita berusia madya. Mereka bukan muda lagi, tetapi juga bukan tua.
6.
Usia madya adalah masa berprestasi
Menurut
Errikson, usia madya merupakan masa kritis diamana baik generativitas /
kecenderungan untuk menghasilkan dan stagnasi atau kecenderungan untuk tetap
berhenti akan dominan. Menurut Errikson pada masa usia madya orang akan menjadi
lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (tetap) tidak mengerjakan sesuatu
apapun lagi. Menurutnya apabila orang pada masa usia madya memiliki keinginan
yang kuat maka ia akan berhasi, sebaliknya dia memiliki keinginan yang lemah,
dia akan stag (atau menetap) pada hidupnya.
7.
Usia madya adalah masa evaluasi
Pada
usia ini umumnya manusia mencapai puncak prestasinya, maka sangatlah logis jika
pada masa ini juga merupakan saat yang pas untuk mengevaluasi prestasi tersebut
berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan-harapan orang lain, khususnya
teman dan keluarga-keluarga dekat.
8.
Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
Bahwa
pada masa ini dievaluasi dengan standar ganda, satu standar bagi pria dan satu
standar bagi wanita. Walaupun perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan
peran antara pria dan wanita baik di rumah, perusahaan perindustrian, profesi
maupun dalam kehidupan sosial namun masih terdapat standar ganda terhadap usia.
Meskipun standar ganda ini mempengaruhi banyak aspek terhadap kehidupan pria
dan wanita usia madya tetapi ada dua aspek yang perlu diperhatikan : pertama
aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani dan yang kedua bagaimana cara
pria dan wanita menyatakan sikap pada usia tua.
9.
Usia madya merupakan masa sepi
Dimana
masa ketika anak-anak tidak lagi tinggal bersama orang tua. Contohnya anak yang
mulai beranjak dewasa yang telah bekerja dan tinggal di luar kota sehingga
orang tua yang terbiasa dengan kehadiran mereka di rumah akan merasa kesepian
dengan kepergian mereka.
10.
Usia madya merupakan masa jenuh
Banyak
pria atau wanita yang memasuki masa ini mengalami kejenuhan yakni pada sekitar
usia 40 akhir. Pra pria merasa jenuh dengan kegiatan rutinitas sehari-hari dan
kehidupan keluarga yang hanya sedikit memberi hiburan. Wanita yang menghabiskan
waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan anak-anak mereka. Sehingga ada
yang merasa kehidupannya tidak ada variasi dan monoton yang membuat mereka
merasa jenuh.
D.
Perkembangan
fisik :
Pada
masa dewasa madya terjadi perubahan fungsi fisik yang tak mampu berfungsi
seperti sedia kala, dan beberapa organ tubuh tertentu mulai "aus".
Melihat dan mendengar merupakan dua perubahan yang paling menyusahkan paling
banyak tampak dalam dewasa tengah. Daya akomodasi mata untuk memfokuskan dan
mempertahankan gambar pada retina akan mengalami penurunan tajam antara usia 40
dan 9 tahun. Karena pada usia tersebut aliran darah pada mata juga berkurang.
Pendengaran mungkin juga mulai menurun pada usia ini yaitu mulai memasuki usia
40. Meskipun kemampuan untuk mendengar suara-suara bernada rendah tidak begitu
kelihatan. Laki-laki biasanya kehilangan sensitifitasnya terhadap suara bernada
tinggi lebih dahulu daripada perempuan. Hal ini mungkin disebabkan oleh lebih
besarnya pengalaman laki-laki terhadap suaru gaduh dalam pekerjaan.
E.
Perkembangan
kognitif : Pada tahap Formal Operasional
Pada
tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya
yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal yang
berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola
pemikiran ini.
Orang
dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan universal
yaitu dunia idealitas paling tinggi. Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu
masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian
secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha-usahanya guna
menyelesaikan masalah tersebut.
Orang
dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik fisik
maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan
hidupnya.
Orang
dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu secara
teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis
yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu
strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat-
pendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari
sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
F.
Perkembangan
emosi :
Menurut
Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal generativity vs
stagnasi. Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap guna
membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna
melalui generativitas / bangkit. Sebaliknya, stagnasi ketika individu tidak melakukan
apa-apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anak-anak,
individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian, mengembangkan
warisan diri yang positif dan membimbing orang yang lebih muda.
Tugas
kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara generativity dan
stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas
daripada intimacy karena rasa kasih ini telah men"generalize" ke
kelompok lain, terutama generasi selanjutnya. Bila dengan intimacy kita
terlibat dalam hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal balik dari
partner kita, maka dengan generativity kita tidak mengharapkan balasan.
Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para orang tua tidak keberatan untuk
menderita atau meninggal demi keturunannya, walau perkecualian pasti ada.
Banyak
psikolog melakukan riset mengapa orang melakukan karya altruistik (berderma
atau menolong sesama) yang seringkali tidak menghasilkan apapun bagi mereka
kecuali kerugian materi, waktu dan tenaga. Sampai kini para psikolog ini belum
menemukan jawaban yang pasti dan diterima semua orang. Kalau Erikson benar,
maka kita melakukan hal yang altruistik bukan karena kita menginginkan balasan
tapi karena pertumbuhan psikologis kita menimbulkan kasih pada sesama. Kita
mungkin melakukan hal-hal yang altruistik karena kita mengharapkan dunia yang
lebih baik di masa depan yang akan menjadi masa depan anak-anak kita.
Stagnasi
adalah lawan dari generativity yakni terbatasnya kepedulian kita pada diri
kita, tidak ada rasa peduli pada orang lain. Orang- orang yang mengalami
stagnasi tidak lagi produktif untuk masyarakat karena mereka tidak bisa melihat
hal lain selain apakah hal itu menguntungkan diri mereka seketika. Kita tahu
banyak contoh orang yang setelah berusia setengah baya mulai menanyakan ke mana
impian mereka yang lalu, apa yang telah mereka lakukan dan apakah hidup mereka
ada artinya. Beberapa orang yang merasa gagal dan tidak lagi punya harapan
untuk mencapai impian mereka, pada saat-saat ini berusaha untuk merengkuh
masa-masa yang bagi mereka terlewat sia-sia.
Kita
tentu pernah mendengar mereka yang meninggalkan istri dan anak-anaknya yang
kebingungan dan kekurangan, mencari istri baru dan keluarga baru untuk
membangun hidup baru. Inilah mereka yang tidak berhasil melihat peranan mereka
dengan lebih luas, melainkan hanya melihat apakah hidup ini bermanfaat bagi
mereka pribadi.
G.
Perkembangan
sosial : Masa Dewasa madya ( Middle Adulthood).
Masa
dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh
tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
1. Masa dewasa
madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
2. Masa dewasa
madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri
jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan
dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru.
3. Masa dewasa
madya adalah masa berprestasi.
Menurut Erikson,
selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka
berhenti (stagnasi).
4. Pada masa
dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa
sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini
dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
H.
Tugas-Tugas
Perkembangan
Menurut
Havighurst, tugas perkembangan adalah
tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode
kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia,
tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau
masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Masa
Usia Madya/Masa Dewasa Madya
1.
Menerima dan menyesuaikan diri terhadap
perubahan fisik dan fisiologis
2.
Menghubungkan diri sendiri dengan
pasangan hidup sebagai individu
3.
Membantu anak-anak remaja belajar
menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
4.
Mencapai dan mempertahankan prestasi
yang memuaskan dalam karir pekerjaan
5.
Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi
waktu senggang yang dewasa
6.
Mencapai tanggung jawab sosial dan warga
Negara secara penuh.
I.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan
Menurut
Elizabeth B. Hurlock, baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi
eksternal akan dapat mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas
perkembangan seseorang. Tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar
untuk ditentukan, terlebih lagi untuk dibedakan mana yang penting dan kurang
penting. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan :
1. Intelligensi
Intellegensi
merupakan faktor yang terpenting. Kecerdasan yang tinggi disertai oleh
perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasan rendah, maka anak akan
terbelakang dalam pertumbuhan dan perkembangan.
2. Seks
Perbedaan
perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas. Yang nyata kelihatan
adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaniyah. Pada waktu lahir anak laki-laki
lebih besar dari perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya
dan lebih cepat pula dalam mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki.
Anak
perempuan pada umumnya lebih cepat mencapai kematangan seksnya kira-kira satu
atau dua tahun lebih awal dan pisiknya juga tampak lebih cepat besar dari pada
anak laki-laki. Hal ini jelasa pada anak umur 9 sampai 12 tahun.
3. Kelenjar-kelenjar
Hasil
penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu) menunjukkan adanya
peranan penting dari sementara kelenjar-kelenjar buntu ini dalam pertumbuhan
jasmani dan rohani dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan
sesudah dilahirkan.
4. Kebangsaan (ras)
Anak-anak
dari ras Meditarian (Lautan tengah) tumbuh lebih cepat dari anak-anak eropa
sebelah timur. Amak-anak negro dan Indian pertumbuhannya tidak terlalu cepat
dibandingkan dengan anak-anak kulit putih dan kuning.
5. Posisi dalam keluarga
Kedudukan
anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan.
Anak kedua, ketiga, dan sebagainya pada umumnya perkembangannya lebih cepat
dari anak yang pertama. Anak bungsu biasanya karena dimanja perkembangannya
lebih lambat. Dalam hal ini anak tunggal biasanya perkembangan mentalitasnya
cepat, karena pengaruh pergaulan dengan orang-orang dewasa lebih besar.
6. Makanan
Pada
tiap-tiap usia terutama pada usia yang sangat muda, makanan merupakan faktor yang
penting peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangan. Bukan saja makanannya,
tetapi isinya yang cukup banyak mengandung gizi yang terdiri dari pelbagai
vitamin. Kekurangan gizi/vitamin dapat menyebabkan gigi runtuh, penyakit kulit
dan lain-lain penyakit.
7. Luka dan penyakit
Luka
dan penyakit jelas pengaruhnya kepada perkembangan, meskipun terkadang hanya
sedikit dan hanya menyangkut perkembangan fisik saja.
8.
Hawa dan sinar
Hawa
dan sinar pada tahun-tahun pertama merupakan faktor yang penting. Terdapat
perbedaan antara anak-anak yang kondisi lingkungannya baik dan yang buruk.
9. Kultur (budaya)
Penyelidikan
Dennis di kalangan orang-orang Amerika dan Indiana menunjukan bahwa sifat
pertumbuhan anak-anak bayi dari kedua macam kultur adalah sama. Ini menguatkan
pendapat bahwa sifat-sifat anak bayi itu adalah universal dan bahwa budayalah
yang kemudian merubah sejumlah dasar-dasar tingkah laku anak dalam proses
perkembangannya.
Elizabeth
B. Hurlock juga mengemukakan beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya
perkembangan (Cause of Development) yaitu:
1.
Kematangan (Maturation)
Perkembangan
fisik dan mental adalah sebagian besar akibat dari pada kodrat yang telah
menjadi bawaan dan juga dari pada latihan dan pengalaman si anak. Kodrat ini
diperoleh dari turunan perkembangan (Heredity
Endownment) dan menimbulkan pertumbuhan yang terlihat, meskipun tanpa
dipengaruhi oleh sebab-sebab nyata dari lingkungan.
2.
Belajar dan latihan (Learning)
Sebab terjadinya
perkembangan yang kedua adalah dengan melalui proses belajar atau dengan
latihan. Disini terutama termasuk usaha anak sendiri baik dengan atau tidak
dengan melalui bantuan orang dewasa.
3.
Kombinasi kematangan dan belajar (Interaction of Maturation and Learning)
Kedua sebab
kematangan dan belajar atau latihan itu tidak berlangsung sendiri-sendiri,
tetapi bersama-sama, bantu membantu. Biasanya melalui suatu latihan yang tepat
dan terarah dapat menghasilkan perkembangan yang maksimum, tetapi terkadang
meskipun bentuan kuat dan usahanya efektif tidak berhasil seperti yang
diharapkan, jika batas perkembangannya lekas tercapai atau daya berkembangnya
sangat terbatas.
Kematangan
selain berfungsi sebagai pemberi bahan mentah yang berupa potensi-potensi yang
siap untuk dilatih/dikembangkan juga sebagai penentu batas atau kualitas
perkembangan yang akan terjadi. Kematangan itu dalam periode perkembangan tidak
hanya dicapai setelah lahir, tetapi sebelum lahir juga ada kematangan; bedanya
ialah bahwa kematangan dalam masa sebelum lahir hanya dipengaruhi kodrat dan tidak
memerlukan
latihan.
Kematangan
suatu sifat sangat penting bagi seorang pengasuh atau pendidik untuk
mengetahuinya, karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi yang
sebaik-baiknya terhadap semua usaha bimbingan atau pendidikan yang sesuai bagi
mereka.
Telah
banyak percobaan-percobaan diadakan untuk mengetahui sampai dimana seorang anak
dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar
pengajaran/pengalaman.
Hasilnya
antara lain:
1. Pada
tahun-tahun pertama “kematangan” ini penting karena memungkinkan
pengajaran/pelatihan.
2. Dalam hal
perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan di antaraanak kembar dan
anak yang berbeda rasnya (Nego dan Amreika misalnya).
3.
Berlangsungnya secara bersama-sama antara pertumbuhan kodrat (kematangan)
dengan pengajaran/latihan adalah sangat menguntungkan bagi perkembangan anak.
BAB III
KASUS
“Makin Banyak Kasus
Penurunan Daya Ingat di Usia 30-an dan 40-an Sebagian bahkan lupa pada nama
mereka sendiri.”
Sebuah kuisioner yang dijawab oleh lebih dari 1000 orang di atas usia 50-an tahun menunjukkan bahwa tanda awal kepikunan mereka dimulai rata-rata pada usia 57 tahun, namun tampak juga dimulai lebih awal di usia 30-an tahun.
Sepuluh persen orang mengklaim bahwa ingatan mereka mulai memudar saat usia 40-an tahun dan enam persen orang mengklaim kemampuan mereka dalam mengingat mulai menurun pada usia 30-an tahun.
Lebih banyak orang yang lebih tua menjadi perhatian tentang daya ingat mereka dan menemukan diri mereka dalam situasi memalukan karena mereka sudah sedikit pikun sebelum usia pensiun mereka, menurut sebuah survei.
Sekitar 31 persen orang mengakui menjadi khawatir tentang makin dekatnya kehilangan ingatan mereka dan proporsi yang sama mengatakan mereka peduli bahwa hal ini akan menjadi masalah di kemudian hari.
Contoh insiden semacam ini misalnya meninggalkan rumah tanpa memakai kaus kaki dan melupakan bagaimana mengucapkan kata-kata rutin seperti “jam”. Dan dalam sebuah kasus, seseorang bahkan lupa namanya sendiri di sebuah pertemuan bisnis. Dalam sebuah kasus-kasus serius, para responden menjawab bahwa mereka telah lupa untuk menepati janji di rumah sakit, dan meninggalkan pasangan mereka di toko tanpa sadar.
Hal-hal yang paling sering mereka lupakan antara lain nama-nama orang, pengalaman yang dilaporkan sekitar sepertiga orang yang berusia lebih dari 50-an tahun, barang-barang rumah tangga seperti kunci dan gelas (19 persen) dan nomor PIN (13 persen). Survei ini dilakukan oleh Love to Learn, sebuah situs yang menawarkan latihan mengingat. “Ingatan berubah selama masa hidup kita dan otak kita memiliki kemampuan menakjubkan untuk beradaptasi dan berkembang,” kata Gill Jackson, Direktur Love and Learn.
Sebuah kuisioner yang dijawab oleh lebih dari 1000 orang di atas usia 50-an tahun menunjukkan bahwa tanda awal kepikunan mereka dimulai rata-rata pada usia 57 tahun, namun tampak juga dimulai lebih awal di usia 30-an tahun.
Sepuluh persen orang mengklaim bahwa ingatan mereka mulai memudar saat usia 40-an tahun dan enam persen orang mengklaim kemampuan mereka dalam mengingat mulai menurun pada usia 30-an tahun.
Lebih banyak orang yang lebih tua menjadi perhatian tentang daya ingat mereka dan menemukan diri mereka dalam situasi memalukan karena mereka sudah sedikit pikun sebelum usia pensiun mereka, menurut sebuah survei.
Sekitar 31 persen orang mengakui menjadi khawatir tentang makin dekatnya kehilangan ingatan mereka dan proporsi yang sama mengatakan mereka peduli bahwa hal ini akan menjadi masalah di kemudian hari.
Contoh insiden semacam ini misalnya meninggalkan rumah tanpa memakai kaus kaki dan melupakan bagaimana mengucapkan kata-kata rutin seperti “jam”. Dan dalam sebuah kasus, seseorang bahkan lupa namanya sendiri di sebuah pertemuan bisnis. Dalam sebuah kasus-kasus serius, para responden menjawab bahwa mereka telah lupa untuk menepati janji di rumah sakit, dan meninggalkan pasangan mereka di toko tanpa sadar.
Hal-hal yang paling sering mereka lupakan antara lain nama-nama orang, pengalaman yang dilaporkan sekitar sepertiga orang yang berusia lebih dari 50-an tahun, barang-barang rumah tangga seperti kunci dan gelas (19 persen) dan nomor PIN (13 persen). Survei ini dilakukan oleh Love to Learn, sebuah situs yang menawarkan latihan mengingat. “Ingatan berubah selama masa hidup kita dan otak kita memiliki kemampuan menakjubkan untuk beradaptasi dan berkembang,” kata Gill Jackson, Direktur Love and Learn.
Pembahasan :
Aspek kognitif yang menurun pada masa dewasa tengah
adalah daya ingat. Banyak yang menyebabkan daya ingat menurun. Menurut
penelitian Craik (1997), daya ingat menurun pada masa dewasa tengah lebih
mungkin terjadi ketika memori jangka panjang (long term memory) lebih terlibat
daripada memori jangka pendek (short term memory). Daya ingat juga cenderung
menurun ketika informasi yang coba diingat lagi adalah informasi yang baru-baru ini disimpan atau
tidak sering digunakan (Riege 7 Innman, 1980). Daya ingat pada masa dewasa
tengah akan menurun juga jika kondisi kesehatan jelek dan sikap negative (Poon,
1985; Salthouse, 1989).
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
Jika dilihat dari segi
perkembangan kognitif, masa dewasa madya berada pada tahap operasional formal. Pada
tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya.
Individu dewasa madya dituntut untuk dapat berpikir secara logis dan idealis.
Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu
secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai
hipotesis yang mungkin ada.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B. 1980.
Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
allabout-psikologi.blogspot.com/2009
psycholovegy.com/2012
beritasatu.com/2012
1 komentar:
ISi blognya bagus. tapi kalau bisa disetiap kutipannya disertakan sumbernya. jadi lebih jelas bagi pembaca. kita jadi tau oh kalimat ini dikemukakan oleh si tokoh ini dan diambil dari buku ini.
OK
Posting Komentar