azizherwit

Selasa, 19 Februari 2013

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL – KEPRIBADIAN MASA DEWASA MADYA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dewasa madya?
2.      Apa saja teori-teori tentang perkembangan masa dewasa madya?
3.      Apa saja perbedaan laki-laki dan perempuan di masa dewasa madiya?
4.      Bagaimana masa krisis perkembangan pada masa dewasa madya?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dewasa madiya
2.      Untuk mengetahui teori-teori perkembangan masa dewasa madiya
3.      Untuk mengetahui perbedaan laki-laki dan perempuan di masa dewasa madiya
4.      Untuk mengetahui krisis perkembangan pada masa dewasa madiya



BAB II
A.    Pengertian Dewasa Madiya
Usia madya sering juga disebut dengan “ sarang kosong” yaitu suatu periode yang dimana peran perubahan secara derastis terjadi baik bagi suami maupun istri yang kurang,menyebabkan traumatik dari pada sebab yang ditimbulkan oleh kepercayaan yang sudah populer dalam masyarakat tentang periode sarang kosong yang mengerikan. Bagi wanita dalam masa ini lebih banyak memerlukan penyesuaian terhadap pola hidup ketimbang pria. 


A.    Teori-teori Fase Dewasa Madiya
Teori perkembangan sosial “Kepribadian” memiliki banyak ahli atau pakar psikologi yang mendeskripsikan perkembangan psikologi sosial kepribadian pada masa dewasa. Ada 3 teori fase antara lain :  Pandangan siklus kehidupan dari Erick Erickson, Transformasi dari Rogers Gould, musim-musim manusia dari Daniel Levinson, dan perluasan fase-fase erikson dari Vailant.


1.      Teori perkembangan psikososial Erick Erikson (Tahap Generatif vs Stagnasi)  
Generatif menurut Eikson mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap dapat dikerjakan guna meninggalkan warisan dirinya sendiri terhadap genersi selanjutnya. Melalui Generativitas orang dewasa mencapai semacam imortalitas dengan meninggalkan warisan seseorang pada generasi selanjutnya. (Mcadams, 1990)  Sedangkan, Stagnasi (penyerapan diri) berkembang ketika individu merasakan tidak dapat menghasilkan apa-apa untuk generasi selanjutnya. 

Generativitas dapat dikembangkan melalui berbagai cara :
·         Generativitas biologis, dimana orang dewasa mengembangkan dengan cara , berproduktif atau hamil dan melahirkan.
·         Generativitas parental, dikembangkan melalui pemberian asuhan dan didikan terhadap anak.
·         Generativitas kerja, dimana orang tua mengembangkan keahlian dan menurun keahlian kepada anaknya.
·         Generativitas kultural, dimana orang dewasa menciptakan, merenovasi atau melestarikan kebudayaan aspek tertentu kebudayaan yang akan bertahan.
Melalui generativitas  orang dewasa mempromosikan dan membimbing generasi berikutnya melalui aspek-aspek penting kehidupan seperti menjadi orang tua (parenting), mengajar, memimpin, dan melakukan sesuatu yang menguntungkan masyarakat (Mcadams, 1990). Orang dewasa generativ mengembangkan dirinya dan kemudian memberihkan dirinya sebagai hadiah kepada generasi sebelumnya. Dalam peneitian Carol Ryff (1984) dimana melihat bahwa persoalan utama orang dewasa usia tengah baya adalah generativitas yaitu bagaimana mereka meihat dirinya sebagai pemimpin dan pengambil keputusan yang terkait dalam membantu dan membimbing orang dewasa yang lebih muda.
 
1.      Teori transformaso – Gould
Dia menekankan bahwa paruh kehidupan adalah sama bergejolak dengan masa remaja dengan pengecualian bahwa selama masa dewasa tengah usaha untuk menangani krisis barangkali akan menghasilkann kehidupan yang lebih sehat dan dan lebih bahagia.Gould mengatakan bahwa pada usia 20-an kita menerima peran baru, 30-an kita mulai merasa terjepit dengan tanggung jawab kita ,dala  usia 40-an kita mulai merasa urgensi bahwa hidup kita amat cepat berlalu. Perasaan urgen ini akan membawa kita kepada kematangan yang dewasa.


1.      Musim-musim kehidupan manusia dari Levinson
Levison menggambarkan sejumlah fase dan transisi dalam paruh kehidupan, yang berkisar dari usia 17 sampai 65 tahun. Levinson menekankan pada tugas dari setiap fase harus dikuasai. Pada masa dewasa awal, dua tugas yang harus dikuasai adalah mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan bagi orang dewasa dan menggembangkan strukur kehidupan yang stabil. Levinson menggangap usia 20 an sebagai novice phase (fase  orang baru)dari pekembangan orang dewasa). Atau sebagai transisi dari dependen menjadi independen harus terjadi. Sedangkan dari usia 28 -33 tahun individu mengalami proses transisi dimana dia harus menghadapi persoalan penentuan tujuan yang lebih serius. Dimana biasa individu berfokus pada keluarga dan perkembangan karir. Sedangkan tahun –tahun berikutnya individu mengalami periode transisi dimana dia harus memasuki fase Becoming One’s Own Man atau disebut menjadi diri sendiri. Dimana pada usia 40 tahun telah mencapai tempat yang stabil dalam karirnya telah mengatasi dan menguasai belajar menjadi orang dewasa. Menurut Levinson ada 5 tahun yang mengaharuskan orang dewasa untuk mengatasi 4 konflik utama yang telah ada dala  kehidupan sejak masa remaja.
·         Menjadi muda VS menjadi tua
·         Menjadi destruktif VS menjadi konstruktif
·         Menjadi maskulin VS menjadi feminine
·         Terikat orang lain VS terlepas dari orang lain
70   – 80 % laki-laki yang diwawancarai oleh levinson mengangap transisi penuh paruh kehidupan(usia 40-45thn) berlangsung hiruk pikuk dan secara psikologis menyakitkan karena banyak aspek kehidupan yang dipertanyakan. Menurut levinson, keberhasilan transisi paruh kehidupan terletak dari seberapa efektif individu mengurang (sifat-sifat berlawanan) dan menerima masing-masing dari mereka sebagai bagian dari keberadaanna. Data Levinson tidak memasukkan perempuan, tetapi transisi dam krisis usia tengah baya berlaku bagi laki-laki dan perempuan.


1.      Perluasan fase –fase Erikson oleh Vailant
Alih perkembangan dewasa George Vailant  berpendapat bahwa ada 2 fase tambahan yang harus ditambahakn dalam fase perkembangan psikologi sosial Erich Erickson :
a.       Konsolidasi Karir (career consolidation) adalah suatu periode dimana karir individu menjadi semakin stabil dan koheren.
b.      Menjaga arti VS rigiditas/kekakuan adalah fase yang terjadi pada usia 45 hingga  55 tahun .Pada masa ini,perasaan lebih rileks /santai mengkarakteristikkan orang dewasa jika mereka telah memenuhi tujuan-tujuan atau jika mereka tidak dapat mencapainya, mereka akan menerima kenyataan itu. Pada masa orang dewasa orang dewasa berfokus pada perhatian terhadap usaha yntuk mencari makna tertentu dari kehidupannya dan berjuang agar tidak jatuh ke dalam orientasi yang kaku.


1.      Teori Havigurs
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972). Tugas perkembangan tersebut meliputi :
a)      Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa
b)      Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
c)      Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
d)     Mengembangkan aktivitas luang
e)      Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
f)       Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia pertengahan
g)      Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
h)      Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa.


Pada umumnya, usia tengah baya mulai terjadi pada usia tiga puluh tiga sampai tujuh puluh tahun. Baru pada abad ini banyak orang menyadari bahwa mereka mengalami apa yang sekarang disebut sebagai usia tengah baya. Sampai tahun 1900, usia yang dapat diharapkan dari seorang laki-laki, kira-kira 48 dan 51 tahun untuk seorang perempuan. Dalam tahun 1900 hanya 10 persen dari penduduk berusia tengah baya. Sekarang, rata-rata usia orang dewasa di dalam usia kerja lebih daripada 45. Jumlah seluruh penduduk telah meningkat hampir 100 persen dalam abad yang lalu, tetapi orang yang berusia tengah baya telah bertambah 200%.


Tengah baya merupakan suatu waktu dalam hidup dimana terjadi banyak peristiwa besar yang memaksa kita untuk mengadakan penataan kembali. Penilaian kembali ini diadakan bukan hanya karena seseorang memasuki usia 36 atau 39 tahun, bukan juga karena kehidupan pernikahan menjadi tawar atau karena mengalami suatu kehilangan yang menimbulkan trauma dalam kehidupan. Penataan kembali ini tampaknya terjadi karena adanya satu gabungan faktor-faktor berikut yang bertemu dalam usia tengah baya.


A.    Perbedaan Laki-laki dan Perempuan dalam Masa Dewasa Madiya
Dalam usia tengah baya, laki-laki dan perempuan sangat mirip dalam beberapa bidang: Keduanya dipengaruhi tekanan kebudayaan mengenai masa muda dan keduanya menyadari akan tubuh mereka yang semakin tua. Akan tetapi mereka jelas berbeda dalam beberapa bidang. 


1.      Karier
Seorang pria yang memasuki usia tengah baya bertanya, "Mengapa saya harus bekerja? Apa yang telah saya capai dalam hidup saya? Bagaimana saya dapat memperlambat atau mengarahkan kembali tenaga saya untuk mengalami karier yang lebih berarti?" Tetapi wanita tengah baya akan bertanya, "Kapan saya dapat mulai bekerja? Bagaimana saya dapat mengembangkan karier saya?" Ia memikirkan kemungkinan bersekolah kembali guna meraih gelarnya. Ia memikirkan untuk dapat mengikuti seminar-seminar. Singkatnya, ia sungguh-sungguh mulai berkembang dengan cita-cita kariernya.

2.      Keintiman
Seorang pria bersikap intim pada awal pernikahannya untuk mengokohkan pernikahannya, tetapi kemudian konsentrasinya beralih pada kariernya, yang telah menjadi pusat hidupnya sepanjang tahun ketika anak-anak masih berada di rumah. Tetapi pada waktu ia memasuki saat krisis usia tengah baya, ia mulai memikirkan hubungan antarpribadi yang telah hilang, terutama hubungannya dengan anak- anaknya. Ia juga menghendaki agar istrinya menjadi pacar dan kekasihnya, bukan hanya sekadar seorang ibu dan pengelola rumah tangga saja.

Wanita tengah baya sering menukar keintiman dengan sikap yang tegas. Ia melihat dengan jelas ke mana ia menuju dan mulai mencapai sasarannya. Kadang-kadang, wanita tengah baya yang berorientasi pada sasaran mengorbankan beberapa kualitas keintiman yang sebelumnya dilakukan untuk mencapai sasaran hidupnya. Mungkin ia kembali mengikuti kuliah secara penuh sebagai seorang mahasiswa. Ini merupakan waktu yang sempit dan jika ia terlalu letih pada akhir hari itu dan tidak dapat berbicara lagi -- maka pembicaraan harus ditunda sampai keesokan harinya lagi.

Pria usia tengah baya yang selama ini menjadi pemegang kemudi dan pendorong, dalam sebagian besar dari kehidupan pernikahannya, kini mulai mundur ke belakang, mulai bersenang-senang, dan mulai menikmati beberapa hal yang telah dicapainya. menghendaki masa liburan yang lebih banyak, "Marilah kita keluar kota untuk berakhir pekan lebih lama sedikit", "Marilah kita sedikit bersantai."

Wanita tengah baya melakukan yang sebaliknya. Ia berkata, "Saya ingin kembali kuliah. Saya ingin maju terus. Segala sesuatu akhirnya tiba ke tempat di mana saya mampu bergerak maju. Marilah kita bergerak maju.

Pandangan terhadap keluarga. Pada awal usia tengah baya pria melalaikan keluarganya sementara ia memusatkan pada kariernya. Sekarang ia sedang menghadapi rasa penyesalan yang dalam dan merasa bersalah, karena ia berharap untuk dapat mengalami kembali sebagian dari saat-saat itu. Tomy berkata, "Saya benar-benar berhasil sebagai seorang usahawan, tetapi pada waktu saya menuju proses keberhasilan itu, saya kehilangan anak-anak saya."

Wanita usia tengah baya telah memakai sebagian besar waktunya dengan keluarganya. Sekarang ia telah siap menghadapi suatu tantangan baru dalam hidupnya. Ini tidak berarti bahwa ia tidak mempedulikan keluarganya, tetapi keluarga sekarang tidak menduduki tempat yang terlalu penting dalam hidupnya.

3.      Seksualitas
Selama masa usia tengah baya, kapasitas seksual seorang pria menjadi perhatiannya yang terutama. Nafsu seksualnya sekarang lebih lambat ketimbang dahulu ketika mencapai puncaknya pada masa remajanya; ia memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai ereksi dan berejakulasi. Tetapi seorang pria pada usia empat puluhan adalah seorang kekasih yang jauh lebih efektif. Ia memahami kebutuhan istrinya dengan lebih utuh dan nafsu seks yang lebih lambat menyebabkan hubungan seksualnya lebih memuaskan.

Sebaliknya, kebanyakan wanita usia tengah baya, sedang mengalami suatu kebangkitan seksual yang baru. Dorongan seksualnya yang bertambah menyebabkan mereka lebih tegas, mengalami frekuensi orgasme yang lebih banyak dan mengalami orgasme ganda dalam tempo yang lebih pendek. Dengan perkataan lain, wanita usia tengah baya sungguh-sungguh sedang memasuki masa puncak kehidupan seksualnya.

4.      Pandangan terhadap kematian
Pada usia empat puluhan terjadi kenaikan yang tajam dari jumlah pria yang meninggal secara mendadak, misalnya karena sakit jantung. Pria mulai memikirkan kehidupan dan kematian -- memikirkan sampai usia berapa ia akan hidup -- berapa lama lagi ia masih memiliki waktu untuk menyelesaikan kewajibannya -- apa yang benar-benar penting dalam hidupnya. Ia sedang menghadapi kematiannya sendiri.

Akan tetapi seorang wanita usia tengah baya tidak terlalu memikirkan tentang kematian. Wanita cenderung untuk hidup lebih lama dan kematian mendadak karena penyakit jantung dan penyakit-penyakit yang lain tidak akan dialami oleh seorang wanita sampai ia melampaui masa menopause. Jadi, di satu pihak, pria sedang memikirkan kematian dan bertanya-tanya kapan hidupnya akan berakhir, sementara istrinya berkata, "Bagi saya, hidup baru saja dimulai."

Dari beberapa teori fase-fase tadi dapat kita simpulkan umumnya perkembangan yang terjadi pada orang dewasa adalah perubahan dari identitas ke keintiman, kemudian dari konsolidasi karir hingga  generativitas dan akhirnya dari pencarian arti ke integrasi akhir tertentu. Perspektif-perspektif dari ahli-ahli psikologi atas menekan kan arti penting dari fase perkembangan dalam siklus kehidupan. Sehingga informasi-informasi mengenai setiap fase dapat menunjukkan tema-tema dominan yang mengkarakteristikan pada titik tertentu dalam perkembangan, ada beberapa yang perlu diperhatikan sebagai pertimbangan pertama penelitian yang dijadikan sebagai dasar dari model yang tidak begitu ilmiah, kecenderungan berfokus pada fase-fase sebagai krisis paruh kehidupan, dan ketiga terdapat sebuah persepektif altrenatif yang menekankan arti penting peristiwa-peristiwa kehidupan dari pada fase-fase perkembangan. Keempat selalu ada banyak variasi  individu dalam mengalami fase-fase tersebut.

A.    Krisis Pada Masa Dewasa Madiya
Dalam ilmu psikologi, setiap tahap kehidupan mempunyai ciri-ciri yang khas. Beberapa ahli menekankan bahwa masa kanak-kanak adalah paling penting dalam kehidupan seseorang, sedangkan tokoh yang lain mengatakan bahwa tahap kehidupan lainlah yang lebih penting. Freud misalnya, beliau mengatakan bahwa dasar kepribadian seseorang dibentuk pada masa lima tahun pertama dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu masa balita ini adalah masa yang sangat penting. Kejadian-kejadian yang dialami pada masa kecil seorang individu akan menjadi bagian dari ketidaksadaran dan mempengaruhi tahap-tahap selanjutnya dalam kehidupan individu. Sebaliknya, Jung lebih menekankan pentingnya tahap usia dewasa pertengahan (40-60 tahun) daripada tahap-tahap lainnya. Pada masa-masa ini mulai terjadi transisi dan perubahan yang banyak. Kehidupan seseorang menurut Jung, sangat ditentukan bagaimana ia mengatasi midlife crises-nya ini.

Masa krisis ialah masa dimana usaha individu untuk mengatasi kesenjangan antara masa lalu dan masa depan yang akan mengancam kontuinitas kehidupannya (Daniel Levinson). Merupakan suatu dekade untuk menilai dan mencatat kebenaran tahun – tahun remaja dan masa dewasa dan hanya sebagian kecil saja individu yang mengalaminya (George Vaillant). Midlife crisis atau krisis paruh baya seringkali lebih dikenal dengan istilah puber kedua. Sebagaimana hal-nya dengan masa pubertas yang dialami remaja, puber kedua ini terkait dengan terjadinya perubahan fisik yang signifikan dalam diri individu. Perbedaannya, karakter utama perubahan fisik pada masa remaja adalah penambahan kapasitas, sementara perubahan fisik pada usia paruh baya ditandai dengan penyusutan kapasitas. Puber pertama merupakan masa perpindahan dari seorang anak menjadi seorang remaja, sementara puber kedua adalah tahapan dari seorang dewasa berpindah menjadi tua. Berbeda dengan masa puber pertama yang ditunggu-tunggu dan disambut dengan suka cita, masa puber kedua justru menjadi masa-masa di mana seseorang dihinggapi rasa takut dan keraguan diri, yaitu takut menjadi tua, takut menjadi tidak menarik lagi, takut mati, takut tidak berguna lagi, takut tidak kuat lagi, dan sebagainya.

Pada usia paruh baya, banyak peristiwa besar yang dapat menimbulkan masa-masa penuh stress dan depresi seperti meninggalnya orang yang dicintai (orang tua ataupun pasangan hidup), kemunduran dalam karir, anak-anak yang mulai meninggalkan rumah (untuk hidup mandiri), gejala penuaan secara umum (munculnya keriput, uban, kulit berkurang elastisitasnya, berkurangnya vitalitas, menopause, dan lain-lain). Akibatnya, menurut satu kajian, 15% dari mereka akan mengalami “midlife turnmoil” yang mungkin saja berupa keinginan untuk membuat perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan seperti karir, perkawinan, atau hubungan romantis.

Beberapa ahli perkembangan yakin bahwa zaman yang berubah dan ekspektasi sosial yang berbeda akan mempengaruhi kelompok usia (kohort)  yang berbeda. Sebagai contoh kelompok yang lahir dan besar pada masa penjajahan Belanda akan memiliki pemikiran dan ekspektasi yang berbeda dengan kelompok yang lahir dan besar pada masa setelah penjajahan. Neugarten percaya bahwa kohort tertentu dapat merubah jam sosial, yaitu jadwal yang mengatur individu untuk menyelesaikan tugas-tugas kehidupan seperti menikah, memiliki anak, atau berkarir.

Usia tengah baya merupakan suatu waktu dalam hidup dimana terjadi banyak peristiwa besar yang memaksa kita untuk mengadakan penataan kembali. Penilaian kembali ini diadakan bukan hanya karena seseorang memasuki usia 36 atau 39 tahun, bukan juga karena kehidupan pernikahan menjadi tawar atau karena mengalami suatu kehilangan yang menimbulkan trauma dalam kehidupan. Penataan kembali ini tampaknya terjadi karena adanya satu gabungan faktor-faktor berikut yang bertemu dalam usia tengah baya. 



Apakah Perlu Terjadi Suatu Krisis?
Ada orang yang bertanya apakah bedanya antara masa peralihan usia tengah baya dengan krisis usia tengah baya. Masa peralihan berarti seseorang beralih dari satu tahapan kehidupan ke tahapan lain. Peralihan terjadi beberapa kali dalam kehidupan kita, seperti beralih dari masa kanak-kanak menjadi remaja atau dari pertengahan dewasa menjadi orang dewasa yang matang. Masing-masing perubahan ini jika dimengerti secara tepat dan direncanakan, dapat terjadi tanpa mengalami rasa tertekan secara berlebih-lebihan.

Akan tetapi, apabila timbul beberapa faktor stres pada waktu yang sama dengan terjadinya peralihan tersebut, maka dapat terjadi suatu krisis.

Setiap pria dan wanita akan melewati peralihan dari masa dewasa muda menjadi masa dewasa tengah baya. Tidak semua akan mengalami suatu krisis. Tetapi, penelitian kami menunjukkan bahwa lebih dari dua pertiga wanita dan kira-kira 75 sampai 80 persen dari pria di Amerika Serikat mengalaminya. Ini berarti bahwa selama jangka waktu tertentu mereka tidak berfungsi sebagaimana seharusnya. Akhirnya, mereka mengadakan penilaian secara luas terhadap arah kehidupan mereka yang menyebabkan perubahan dalam nilai-nilai dan apa yang ingin dicapai.

Teori Erik Erikson dipilih dan disajikan dalam buku yang berjudul “Personality Theory Researche” oleh Pervin dan Jhon sebab dianggap sebagai teori yang mendukung perkembangan dalam ilmu psikologi. Dengan kata lain teori Erikson dikatakan sebagai salah satu teori yang sangat selektif karena didasarkan pada tiga alasan. Alasan yang pertama, karena teorinya sangat representatif dikarenakan memiliki kaitan atau hubungan dengan ego yang merupakan salah satu aspek yang mendekati kepribadian manusia. Kedua, menekankan pada pentingnya perubahan yang terjadi pada setiap tahap perkembangan dalam lingkaran kehidupan, dan yang ketiga/terakhir adalah menggambarkan secara eksplisit mengenai usahanya dalam mengabungkan pengertian klinik dengan sosial dan latar belakang yang dapat memberikan kekuatan/kemajuan dalam perkembangan kepribadian didalam sebuah lingkungan. Melalui teorinya Erikson memberikan sesuatu yang baru dalam mempelajari mengenai perilaku manusia dan merupakan suatu pemikiran yang sangat maju guna memahami persoalan/masalah psikologi yang dihadapi oleh manusia pada jaman modern seperti ini.




1 komentar:

Unknown mengatakan...

admin boleh minta file yg ada diatas??? bagaimana mengambil file diatas

Posting Komentar