azizherwit

Rabu, 20 Februari 2013

“Plus-Minus” Teori Intelegensi



Intelegensi berasal dari kata intelligence yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. beberapa tokoh mendefinisikan intelegensi menurut pandangannya. Alfred Binet (1857-1911) bersama Thorndike Simon mendefinisikan intelegensi terdiri atas tiga komponen yaitu kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan apabila tindakan tersebut telah dilaksanakan, kemampuan untuk mengkritik diri sendiri. Lewis Madison Terman (1916) mendefisisikan intelegensi sebagai kemampuan individu untuk berfikir secara abstrak. Waltres & Gardner (1986), intelegensi sebagai suatu kumpulan atau serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu untuk memecahkan masalah atau produk sebagai konsekuensi suatu budaya tertentu.
Intelegensi adalah kemampuan mental dalam berfikir, memecahkan suatu permasalahan, beradaptasi, bertindak dalam suatu tujuan tertentu yang dimiliki oleh individu berasal dari faktor bawaan (nature) dan proses belajar (nurture). Intelegensi berbeda dengan bakat. Bakat merupakan kemampuan khusus yang dimiliki individu pada suatu bidang tertentu, seperti bakat menyanyi. Apabila individu memiliki bakat pada bidang tertentu, maka ia cenderung sukses pada bidang tersebut.
Terdapat beberapa teori intelegensi dan penjelasan teori berasal dari tokoh-tokoh yang membahas teori intelegensi. Tokoh-tokoh tersebut memiliki pandangan masing-masing terhadap intelegensi. Setiap teori intelegensi memiliki keunggulan “plus” dan kelemahan “minus” tersendiri yang menjadi ciri dari teorinya.

Teori Intelegensi Spearman
Intelegensi menurut Spearman mengandung dua komponen kualitatif yaitu:
  1. Eduksi relasi adalah kemampuan untuk menemukan suatu hubungan dasar yang berlaku diantara dua hal. Contoh: dalam menemukan suatu hubungan yang terdapat diantara dua kata ‘panjang-pendek’.
  2. Eduksi relasi adalah kemampuan untuk menerapkan hubungan kemampuan dasar yang telah ditemukan dalam proses eduksi relasi sebelumnya ke dalam situasi baru. Contoh: hubungan ‘panjang-pendek’ telah diketahui sebagai hubungan lawan arti, maka penerapan pada situasi pertanyaan dapat dilakukan dengan baik.
Kelebuhan “Plus”:
  1. tidak hanya membahas g sebagai faktor tunggal, tetapi inteligensi merupakan faktor umum mendasari fungsi-fungsi mental dan faktor-faktor khusus.
  2. Setiap individu memiliki jenis inteligensi khusus yang berbeda dengan individu yang lain. hal ini disebabkan karena setiap faktor s memiliki ukuran yang berbeda.
Kelemahan “Minus”:
  1. Inteligensi hanya berisi faktor g saja (kemampuan general).
  2. Tidak ada kekomplekan tingkah laku mental yang spesifik.

Teori Inteligensi Guilford
Intelegensi menurut Guilford digambarkan dalam sebuah kubus yang berdimensi tiga, yang mewakili faktor intelektual dan saling berhubungan satu dengan yang lain yaitu isi, operasi dan prodak. Setiap dimensi dibagi lagi menjadi beberapa bentuk yaitu 4 bentuk pada dimensi isi, 5 bentuk pada dimensi operasi dan 6 bentuk pada dimensi prodak. Dari setiap dimensi akan berkombinasi dengan dimensi lainnya sehingga terbentuk  120 macam kemampuan mental yang berbeda pada setiap individu.
Kelebihan “Plus”:
  1. Kemampuan mental yang diungkapkan Guilford banyak mengarah pada kretivitas individu
  2. Setiap kemampuan mental pada individu memiliki keunikan tersendiri.
  3. Terdapat kategorisasi yang rinci dalam tiap faktor kemampuan mental pada setiap individu yang menggambarkan perbedaan individual
  4. Inteligensi terdiri dari banyak faktor bukan hanya faktor g dan faktor kelompok kemampuan spesifik saja tetapi inteligensi itu kompleks.
  5. Memiliki implikasi penting untuk mendapatkan pandangan baru terhadap konsep-konsep psikologi seperti proses belajar, pemecahan masalah dan kreativitas.
  6. Dapat digunakan untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki individu dan memberi perhatian khusus pada kemampuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk membuat kurikulum disekolah. 
  7. Mampu memaksimalkan semua potensi yang ada dalam diri individu khususnya pada proses berfikir yang lebih bermacam-macam (kompleks)
Kekurangan “Minus”:
  1. Seratus duapuluh macam kemampuan tersebut, seperempatnya belum dibuktikan secara empiris dan masih dalam penelitian.
  2. Kemampuan mental yang terdiri dari seratus duapuluh macam tersebut, tidak cocok diterapkan pada anak-anak karena pemikiran pada anak-anak masih menggunakan pola berfikir konvergen, sehingga menyebabkan kebingungan pada anak-anak.
Teori Inteligensi Philip Ewart Vernon
Intelegensi menurut Philip E. Vernon dikemukakan dalam bentuk hierarkis. Dibawah faktor g terdapat dua jenis kelompok kemampuan mental yang disebutnya kemampuan verbal educational dan practical mechanical. Kedua jenis kemampuan ini termasuk dalam faktor intelegensi yang utama atau kelompok mayor. Masing-masing kelompok mayor terbagi lagi atas faktor-faktor kelompok minor. Kelompok minor terpecah lagi menjadi bermacam-macam faktor spesifik pada tingat hierarki yang paing rendah.
Kelebihan “Plus”:
  1. Inteligensi terdiri atas dua macam faktor, yaitu: kemampuan untuk memperoleh pengetahuan, dan pengetahuan yang telah diperoleh
  2. Tersusun secara sistematis dengan model hierarki.
  3. Memberikan kategorisasi faktor. Terdapat satu faktor umum (g) di puncak hirarki. Dibawah faktor g terdapat kelompok mayor: kemampuan verbal educational (v:ed) dan practical mechanical (k:m). masing-masing kelompok mayor terbagi lagi dalam faktor-faktor kelompok minor dan terpecah lagi menjadi faktor spesifik di urutan paling akhir.
  4. Setiap faktor memiliki tingkatan yang berbeda dengan faktor yang lain, sehingga terinci secara jelas dalam setiap tingkatannya.
Kelemahan “Minus”:
  1. Hanya ada kemampuan umum sebagai konsep tunggal inteligensi.
  2. Definisi tiap faktor, mulai faktor umum hingga faktor spesifik tidak jelas.
  3. Lebih banyak membicarakan faktor umum, karena lebih banyak memiliki hubungan dengan kehidupan sehari-hari.
  4. Faktor-faktor spesifik tidak banyak memiliki nilai praktis dalam kehidupan sehari-hari

Teori Inteligensi Howard Gardner
Gardner mengemukakan teori intelegensi ganda (multiple intelegence). Konsep ini sebagai sanggahan atas pendapat yang mengatakan hanya ada kemampuan umum sebagai konsep tunggal intelegensi. Terdapat tujuh kecerdasan menurut Gardner:
  1. Intelegensi linguistik
  2. Intelegensi matematis-logis
  3. Intelegensi spatial
  4. Intelegensi musik
  5. Intelegensi kinestetik
  6. Intelegensi interpersonal
  7. Intelegensi intrapersonal
Kelebihan “Plus”:
  1. Memandang bahwa suatu kecerdasan bukan merupakan faktor bawaan.
  2. Memandang inteligensi dari struktur inteligensinya, tidak hanya dari sudut pandang psikometri dan kognitif saja.
  3. Terdapat criteria dalam melakukan identifikasi terhadap inteligensi yaitu: pengetahuan yang berkaitan dengan perkembangan individu yang normal dan yang superior; informasi tentang kerusakan otak; studi mengenai individu-individu yang eksepsional seperti individu yang luar biasa pintar, individu idiot savant, orang-orang autistik; data psikometrik; dan studi pelatihan psikologis.
  4. Mengidentifikasi inteligensi secara universal
  5. Dalam aplikasinya pada pembelajaran dapat lebih fokus terhadap suatu kecenderungan kecerdasan dan mempunyai hasil yang optimal.
  6. Kecerdasan tidak terbatas pada kecerdasan intelektual tetapi kecerdasan juga menggambarkan kemampuan peserta didik pada bidang seni, spasial, kinestetik, interpersonal, dan intrapersonal.
  7. Peserta didik suka mengobservasi lingkungan alam di sekitarnya seperti aneka macam daun, flora dan fauna, planet dan lain sebagainya.
  1. Memberikan sudut pandang baru terhadap pengembangan potensi manusia.
  1. Membuka kesempatan pada si belajar untuk kritis dan berpikiran terbuka.

Kelemahan “Minus”:
  1. Menggabungkan definisi kecerdasan, keterampilan dan bakat sehingga terjadi tumpang tindih definisi-definisi tersebut.
  2. Bersifat individual sehingga teori ini lebih efektif digunakan  untuk mengembangkan pembelajaran pada individual daripada mengembangkan pembelajaran secara klasikal.
  3. Apabila digunakan untuk mengembangkan pembelajaran secara klasikal maka membutuhkan fasilitas yang lengkap sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar.

Daftar Pustaka:
Azwar, Saifuddin. 2008. Pengantar Psikologi Inteligensi. Jakarta: Pustaka Pelajar

0 komentar:

Posting Komentar