azizherwit

Jumat, 14 September 2012

KELOMPOK DAN ASOSIASI



 

·        Pengertian Kelompok dan Individu
 Individu berasal dari kata individium (Bahasa Latin) yang berarti satuan terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu dalam konsep sosiologi berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun. 1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama 2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan 3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera. 4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok sosial yang sering disebut masyarakat.
Kelompok diartikan sebagai setiap kumpulan manusia secara fisik. Dalam hal ini kelompok tidak memiliki ikatan kebersamaan apa-apa, kecuali jarak fisik yang dekat. Kumpulan manusia seperti ini disebut sebagai agregasi atau kolektivitas.
Pengertian yang kedua, kelompok ialah sejumlah orang yang memiliki persamaan ciri-ciri tertentu. Misalnya, para orang tua, para mahasiswa, dan para pekerja. Selain pengertian tersebut, kelompok juga didefinisikan sebagai sejumlah orang yang memiliki pola interaksi yang terorganisasi dan terjadi secara berulang-ulang. Batasan ini tidak mencakup segenap pertemuan yang terjadi secara kebetulan dan bersifat sementara, tetapi setiap bentuk hubungan kolektif antar beberapa orang yang berinteraksi berulang-ulang menurut pola-pola kegiatan dan jaringan hubungan tertentu. Selain itu, kelompok juga diartikan sebagai kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kelompok merupakan kumpulan beberapa orang yang memiliki persamaan ciri tertentu, memiliki pola interaksi yang terorganisasi, dan saling berinteraksi.

·         Bentuk-Bentuk Kelompok
1.      Kelompok Sendiri (In-groups)
Kelompok sendiri merupakan kelompok “saya” dimana seorang individu berada didalamnya. Misalya keluarga saya merupakan kelompok sendiri dimana saya masuk dalam keluarga. Ada juga jenis kelaminku, profesiku, gerejaku, dan bangsaku.
2.      Kelompok Luar (Out-groups)
Kelompok luar merupakan suatu kelompok dimana “saya” sebagai individu tidak termasuk didalam kelompok tersebut. Misalnya warga negara Indonesia merupakan kelompok luar bagi orang Inggris yang tidak merupakan warga negara Indonesia. Selain itu kelompok laki-laki merupakan kelompok luar bagi wanita.
            Sebagai contoh :
Dalam masyarakat primitif hubungan keluarga atau marga menentukan kelompok sendiri dan kelompok luar. Sedangkan dalam masyarakat modern penentuan kelompok luar atau kelompok sendiri dapat bervariasi. Terkadang seseorang dapat termasuk dalam kelompok sendiri tapi suatu waktu orang tersebut dapat menjadi kelompok luar. Misalnya dalam kampus, mahasisiwa baru dianggap kelompok luar oleh mahasiswa lama namun saat menonton suatu pertandingan mahasiswa baru dapat dianggap sebagai kelompok sendiri oleh mahasiswa lama karena sebagai kesatuan penonton pertandingan.

Ø  Jarak Sosial
Konsep jarak sosial (sosial distance ) merupakan suatu konsep yang digunakan untuk mengukur kadar kedekatan atau penerimaan yang kita rasakan terhadap kelompok lain. Menerangkan tingkat kedekatan antara semua bentuk kelompok. Hal ini didasari karena keterlibatan kita dalam beberapa kelompok tidak sama kadarnya. Misalnya ketika kita mengikuti beberapa unit kegiatan mahasiswa di kampus kita belum tentu bisa membagi konsentrasi atau perhatian sama rata disemua UKM yang kita ikuti, pasti kita akan merasa lebih dekat dengan salah satu UKM yang kita pilih.

Ø  Kelompok Acuan (Reference Group)
Merupakan kelompok yang kita anggap penting dan kita gunakan sebagai model meskipun kita bukanlah bagian dari kelompok itu.

·         Stereotip
    Ø  Stereotip adalah pandangan umum suatu kelompok tentang kelompok lainnya atau tentang sejumlah orang.
    Ø  Stereotip bisa bersifat :
1.      Negative, misalnya politikus yang tidak berprinsip.
2.      Positif, misalnya tentang dokter keluarga yang baik hati dan penuh pengabdian.
3.   Campuran dari negative dan positif, misalnya guru wanita yang menjadi perawan tua, cerewet, tidak romantic,tetapi penuh pengabdian.
    Ø  Asal mula timbulnya stereotip tidak di ketahui . Stereotip pernah menjadi bagian dari kebudayaan yang di pertahankan melalui:
1.     Persepsi selektif : memandang peristiwa atau hal hal yang umum tetapi tidak memperhatikan dan memahami pengecualian
2.     Interpretasi selektif : penafsiran pengamatan dari sudut stereotif .Contoh orang batak galak dan agresif
3.      Pengecualian selektif : “dia sama sekali tidak tampak sebagai seorang jawa”   
   Ø  Steriotip memungkinkan kita melakukan penilaian sepihak , yang selalu menganggap kelompok kita baik dan kelompok lain buruk
    Ø  Stereotip merupakan bahan baku untuk humor (lelucon) etnik.
    Ø  Stereotip merupakan alat dasar dalam perdebatan politik. Sering kali kemenangan politik disebabkan oleh penekanan terhadap gambaran stereotip lawan yang buruk.
   Ø  Stereotip dianggap penting karena orang memperlakukan para anggota kelompok lainnya berdasarkan gambaran stereotip tentang k elompok itu.
     Ø  Stereotip juga mempengaruhi perilaku orang orang yang di stereotipkan.

·         Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Kelompok primer merupakan suatu kelompok di mana kita dapat mengenal orang lain sebagai suatu pribadi secara akrab. Hal tersebut kita lakukan melalui hubungan sosial yang bersifat informal, akrab, personal, dan total yang mencakup banyak aspek dari pengalaman hidup seseorang. Di dalam kelompok primer, seperti keluarga, klik, atau sejumlah sahabat, hubungan sosial cenderung bersifat santai. Para anggota kelompok seperti itu saling tertarik satu sama lainnya sebagai suatu pribadi. Mereka menyatakan harapan-harapan dan kecemasan-kecemasan, berbagai pengalaman, memperguncingkan gosip senang, dan saling memenuhi kebutuhan akan kekaraban persahabatan.
            Kelompok primer haruslah kecil jika semua anggotanya ingin berhubungan satu sama lainnya secara akrab, sedangkan besar kecilnya kelompok sekunder tidak terikat. Di dalam kelompok sekunder hubungan sosial bersifat formal, impersonal, dan segmental (berpisah-pisah), serta di dasarkan pada azas manfaat (utilitarian). Seseorang tidak berurusan dengan orang lain sebagai suatu pribadi, tetapi sebagai orang yang berfungsi dalam melalukan  suatu peran.
            Sedangkan kualitas pribadi tidak penting, yang dianggap penting adalah cara kerjanya. Hanya aspek atau bagian dari keseluruhan kepribadian yang terlibat dalam menjalankan peran. Kelompok sekunder dapat saja berbentuk serikat kerja, mitra dagang, klub pecinta alam, persatuan orang tua murid dan guru,  atau hanya terdiri dari dua orang individu yang saling tawar-menawar secara singkat di depan loket pembayaran toko. Kelompok ini lahir untuk memenuhi tujuan khusus yang terbatas, yang hanya melibatkan sebagian dari kepribadian para anggotanya.
            Istilah primer dan sekunder menggambarkan tipe hubungan dan tidak mengandung pengertian bahwa kelompok yang satu lebih baik daripad kelompok lainnya. Efisiensi kerja kelompok primer dalam menjalankan kewajibannya tidak memperoleh penilaian setinggi penilaian emosional yang diberikan kelompok ini kepada para anggotanya. Kelompok primer dinilai dari kemampuanya untuk memberikan reaksi manusiawi yang memuaskan, sementara kelompok sekunder dinilai dari kemampuannya untuk melakukan tugas mencapai tujuan. Singkatnya kelompok primer berorientasi pada hubungan, sementara kelompok sekunder berorienrasi pada tujuan.
Kelompok primer dan kelompok sekunder dianggap penting karena perasaan dan perilaku merupakan dua hal yang berbeda. Dalam kelompok primerlah kepribadian seseorang dibentuk, karena dalam kelompok primer sesorang menemukan keakraban, rasa simpati, dan rasa kebersamaan. Dalam kelompok sekunder seseorang menemukan cara yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu, walaupun seringkali cara itu mengorbankan hati orang kecil itu.


·         Kelompok Satuan Tugas
Kelompok satuan tugas (kelompok yang berorientasi pada tugas) merupakan kelompok kecil yang dibentuk untuk menangani suatu atau sejumlah pekerjaan (Nixon, 1979, hal 18). Misalnya tim kerja, panitia, dan kelompok regu yang banyak bentuknya termasuk dalam kategori kelompok satuan tugas.
Kelompok satuan tugas menyerupai kelompok primer dalam segi jumlah anggotanya yang kecil, karena hanya kelompok kecil sajalah yang merupakan unit kerja yang efisien. Dalam hal interaksi kelompok satumuka dan tugas juga menyerupai kelompok primer yang berciri khas tatap dan informal.
Dalam hal ini kontak-kontak kelompok satuan tugas bersifat impersonal, segmental, dan didasarkan pada kegunaan. Para anggota kelompok satuan tugas tidak tertarik satu sama lainnya sebagai suatu pribadi dan tidak memperhatikan keselutuhan  pribadi seseorang. Mereka semata-mata hanya tertarik pada penanganan tugas dalam kelompok satuan tugas itu saja.

·         Paguyuban dan Patembayan
Konsep paguyuban (gemeinschaft) dan patembayatan (gesellschaft) merupakan konsep yang kurang lebih sama dengan konsep kelompok primer dan kelompok sekunder. Kedua istilah tersebut secara umum dapat diterjemahkan sebagai “komunitas” (community) dan “masyarakat” (society).
Paguyuban adalah sebuah sistem social yang kebanyakan jalinan hubungan bersifat personal (pribadi) atau tradisional , dan seringkali memliki kedua cirri tersebut. Contohnya, tanah wilayah feudal, sebuah komunitas kecil yang diisatukan oleh ikatan yang merupakan gabungan antara hubungan pribadi dengan kewajiban status. Walaupun terdapat perbedaan yang besar, penguasa wilayah yang disenangi oleh para bawahannya, karena kewajiban mereka terhadap sang penguasa diimbangi oleh adanya kewajiban sang penguasa untuk menjamin kesejahteraan mereka.
Dalam konsep sistem patembayatan, masyarakat tradisional digantikan oleh masyarakat kontrak.  Dalam masyarakat ini , baik ikatan pribadi , hak-hak tradisional, maupun tugas-tugas, tidaklah penting . Hubungan antar manusia ditentukan oleh proses tawar menawar, yang kemudian dituangkan ke dalam perjanjian tertulis. Etika perilaku, yang dierima secara umum, sebagian besar digantikan oleh perhitungan untung rugi yang rasional atau “berdarah dingin”. Kelompk patembayatan tersebar luas di kota-kota metropolitan modern.
Beberapa ciri perbedaan antara hubungan paguyuban dan hubungan patembayatan diringkaskan dalam perbandingan dibawah ini :  

Hubungan paguyuban
Hubungan Patembayatan
Personal
Impersonal
Informal
Formal, kontraktual
Tradisional
Utilitarian
Sentimental
Realistis
Umum
Khusus

Jadi, dalam masyarakat paguyuban hubungan kelompok primer bersifat dominan , sementara dalam masyarakat patembayatan  yang dianggap penting adalah hubungan kelompok sekunder.

·         Kecenderungan Kelompok Sekunder
Meskipun ikatan perasaan dan emosi kita terpusat dalam kelompok primer, namun kecenderungan modern kearah masyarakat patembayan, yang ditopang oleh kelompok-kelompok sekunder, merupakan sesuatu yang tidak dapat dibendung. Kerajaan-kerajaan feudal kecil di Eropa telah melahirkan pemerintahan-pemerintahan nasional. Keakraban antara majikan dengan pekerja di bengkel kelompok telah menjelma menjadi perusahaan raksasa yang mempekerjakan ribuan orang. Penduduk telah berpindah dari desa ke kota kecil dan besar, serta orang yang sepanjang hidupnya hanya menetap dikampung sudah jarang ditemukan.
            Masyarakat kota yang industrialis telah merusak kelompok primer sekurang-kurangnya dalam dua segi. Pertama, masyarakat kota telah meningkatkan proporsi relative hubungan kelompok sekunder, karena kegiatan demi kegiatan diambil alih dari kelompok primer, lalu dianggap sebagai fungsi dari kelompok sekunder. Kedua, asosiasi-asosiasi kelompok primer yang masih ada, kehidupannya tergantung pada kepentingan pemenuhan kebutuhan kelompok sekunder. Perubahan-perubahan dalam bidang industry dapat saja membuat pencari nafkah hidup berpindah-pindah; dengan demikian mengacaukan asosiasi setempat. Depresi ekonomi berkepanjangan, sebagai akibat penyalahgunaan hubungan sekunder, dapat mengurangi kemampuan orang tua untuk memperoleh pendapatan. Keadaan itu juga memunginkan digantinya pelaksana administrasi yang dibebas-tugaskan sebagai symbol otoritas.
Kepentingan militer dapat memisahkan seseorang dengan keluarganya, karena ia dikirim ketempat lain. Keluarga pekerja harus menyesuaikan diri dengan jadwal jam kerja yang oleh perusahaan dianggap menguntungkan. Perundingan antara serikat kerja dengan pihak perusahaan dapat menciptakan perubahan pekerjaan, yang memisah-misahkan kelompok-kelompok primer informal yang terbentul semasa kerja. “Sekolah kecil” di mana sekelompok kecil anak-anak dan seorang guru membentuk kelompok primer yang akrab, dan telah berlangsung bertahun-tahun, diganti dengan sekolah gabungan yang menyerap ratusan anak dari berbagai wilayah, anak-anak itu dipindahkan dari kelas satu ke kelas lain, dibawah asuhan guru satu ke guru yang lain.
            Betapa banyak kelompok primer yang telah menjadi unit-unit sementara dan selalu berubah, kelompok primer itu disisihkan oleh kebutuhan-kebutuhan masyarakat patembayan yang selalu berubah.
·         Sumbangsih Sistem Patembayan
Sumbangsih dari patembayan antara lain adanya efisiensi dari organisasi-organisasi  besar yang impersonal, dimana pertimbangan yang berdasarkan perasaan dikalahkan oleh kepentingan praktis. Selain itu, perkembangan sistem patembayan beserta sistem pembagian kerjanya tidak saja memberi keuntungan material. Perubahan tersebut membuka saluran kesempatan dan spesialisasi fungsi, serta membuka juga kesempatan lebih besar untuk mengembangkan keahlian orang, terlepas dari kenyataan bahwa hal tersebut mengkotak-kotakkan masyarakat.
Masyarakat didominasi oleh kelompok sekunder yang mampu merintis jalan untuk berbagai karir yang khusus. Kelompok sekunder juga memiliki kecenderungan untuk memaksakan pola konformalitas terhadap para anggotanya.
Kelompok Sekunder menawarkan keseimbangan-balik (counterbalance) terhadap sikap purbasangka dan sikap mementingkan daerah sendiri. Karena jangkauan kelompok sekunder lebih luas, maka hal tersebut memaksa orang untuk memiliki perspektif yang lebih luas pula. Perbedaan sikap itu dapat terlihat dalam kecenderungan organisasi-organisasi keagamaan yang bergerak pada tingkat nasional dan internasional, untuk mengembangkan pemikiran yang mungkin tidak disenangi oleh kongregasi lokal.
Organisasi nasional yang bersiafat Universalistis yakni, organisasi itu dituntun oleh pandangan, kepentingan, dan nilai-nilai nasional. Organisasi yang bersifat Universalistis dapat melahirkan kebijakan sosial yang lebih manusiawi sebagaimana yang tampak dalam masalah hak pilih. Namun, kadangkala organisasi yang bersifat universalistis itu menyebabkan timbulnya penekanan dan tindakan yang tidak berperikemanusiaan.
Organisasi lokal cenderung Partikularis, yakni kelompok dan organisasi tersebut dituntun oleh pandangan, kepentingan, dan nilai-nilai lokal.           
·         Kebarlangsungan Kelompok Primer
Kelompok Primer Utama, terdiri dari :          
Ø  Klik (salah satu bentuk kelompok sendiri)
Adalah kelompok kecil dari orang-orang yang saling akrabdan memiliki perasaan  keolmpok sendiri (in group) yang kuat, serta di dasarkan pada sentiment dan minat yang sama.
Ø  Keluarga
Pada kenyataannya, kelompok sekunder tidak menggantikan kelompok primer. Kelompok primer utama (klik dan keluarga) justru berperan semakin penting dibandingkan masa lalu.
Hampir setiap kelompok sekunder memiliki sejumlah besar klik yang memberikan keintiman personal dalam organisasi besar yang bersifat impersonal.
Keluarga dewasa ini, semakin kurang diarahkan ke pencapaian tujuan yang berkaitan dengan pekerjaan, tetapi lebih memperhatikan hubungan manusiawi nya saja. Dimana keluarga merupakan kelompok keakraban dan merupakan bukti nyata adanya keberlangsungan kelompok primer. Sedangkan masa lalu keluarga lebih merupakan kelompok pekerja yang menekan secara keras.
Kelompok primer tetap berkelanjutan dalam dunia yang di dominasi oleh kelompok sekunder, karena adanya kebutuhan manusia akan asosiasi yang akrab dan simpatik.
Beberapa penelitian menunjukan :
1.      Adanya kebutuhan manusia, akan kasih sayang dan reaksi yang akrab.
2.      Kesepian, isolasi, dan putusnya hubungan manusiawi yang pernah terjalin merupakan penyebab dari penyakit dan kematian kita (Lynch 1997).
3.      Berdasarkan 7000 orang dewasa, ditemukan bahwa orang yang memiliki “ jaringan sosial”, yang terdiri dari sanak keluarga dan teman, memiliki kemungkinan meninggal yang lebih kecil ( Berkman, 1980).
4.      Kepemilikan hewan kesayangan dikaitkan dengan dengan umur panjang. Meskipun belum diketahui hubungan tersebut bersifat kausatif atau selektif (Curtis 1982)
Kebanyakan orang tidak mampu berfungsi secara baik apabila mereka tidakktermasuk kedalam suatu kelompok kecil, yang benar-benar memperhatikan apa yang terjadi pada diri mereka.
Manakala orang dipisahkan dari keluarga dan teman-temannya, kemudian dimasukan kedalam kelompok besar yang impersonal dan asing, mereka akan merasakan betapa besarnya, kebutuhan akan kelompok primer, demikian itu sehingga mereka segera membentuknya.

·         Kelompok Primer dalam Kelompok Sekunder
Jika kita mengklasifikasikan kelompok primer dan kelompok sekunder tentunya akan berbeda. Beberapa kelompok primer  yaitu seperti keluarga, klik, gang (di baca geng). Sedangkan kelompok sekunder itu seperti kelompok angkatan bersenjata, perusahaan, dan pemerintah nasional. Kedua kelompok tersebut akan saling berpengaruh satu sama lain. Pengaruh kelompok primer dalam hal pekerjaan dapat di contohkan seperti pada halnya kebijakan pemberian tunjangan. Yang dimaksud adalah untuk merangsang pekerja agar dapat menghasilkan produk yang lebih banyak.
Didasari dengan pemikiran seperti itu akan banyak pekerja yang bekerja lebih giat jika imbalan yang di berikan setara dengan hasil kerjanya. Hal tersebut justru akan menghancurkan kelompok primer. Karena dengan begitu pekerja bukannya bekerja sebagai satuan kelompok yang beranggotakan orang orang yang statusnya sama. Melainkan akan saling bersaing dan berusaha mengalahkan pekerja lain.
             Tetapi jika pekerja melakukan pekerjaannya berdasarnya kelompok primer, mereka akan bekerja bersama sama untuk kemajuan perusahaan dengan hasil tunjangan yang sama. Jadi memang harus sebaiknya kelompok primer tetap selalu ada dalam dunia yang di dominasi oleh kelompok sekunder. Melainkan tetap harus keduanya setara atau seimbang agar keduanya tetap berjalan lurus.

·         Dinamika Kelompok
Kelompok adalah sesuatu yang nyata, dan bukan sekedar kumpulan manusia.
Dinamika kelompok (group dynamics) merupakan studi ilmiah yang menyangkut interaksi dalam kelompok-kelompok kecil. Kelompok disini misalnya yaitu kelompok pemecah-masalah yang kecil. Dalam kelompok ini akan terjadi interaksi yang bertujuan untuk mencari suatu jalan keluar bagi masalah yang dihadapi. Ada 3 tahap dalam proses pemecahan masalah, yaitu:
1.      Tahap orientasi, dimana para anggota saling bertanya dan memberi informasi.
2.      Tahap evaluasi, para anggota membahas informasi yang telah didapat sebelumnya.
3.      Tahap kontrol, yaitu para anggota menyarankan jalan keluar, mencapai kesimpulan.
Metode ini merupakan salah satu upaya awal yang mencoba mengamati secara sistematis perilaku kelompok, kemudian merencanakan atau membuat diagram dari perilaku kelompok tersebut [Bales, 1950; Bales dan Strodtbeck, 1951].
Selain itu terdapat beberapa pola yang digunakan dalam mengatur beberapa kelompok, yang masing-masing terdiri dari lima orang, seperti pola lingkaran, pola rantai, pola Y, dan pola roda. Dalam pola berbentuk lingkaran, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada pola ini tidak ada seorang pun yang berperan sebagai pemimpin. Hal ini menyebabkan kepuasan anggota terhadap situasi kelompok menunjukkan taraf tertinggi.
Sedangkan pada pola-pola lain, terdapat seseorang yang berada di tengah yang memiliki kesempatan terbanyak untuk berkomunikasi, sedang yang lainnya hanya memiliki kesempatan terbatas. Hal ini menyebabkan kadar produktivitas lebih tinggi namun taraf kepuasan kelompok lebih rendah.
Semua kelompok mempunyai struktur. Struktur itu merupakan jaringan hubungan dan pola-pola komunikasi di kalangan anggota kelompok. Misalnya, beberapa anggota kelompok sangat disenangi, sedang yang lainnya kurang disenangi. Sosiogram : gambar dari struktur kelompok. Sosiometri : bidang keahlian psikologi yang mempelajari, mengukur, dan membuat diagram hubungan sosial yang ada pada kelompok-kelompok kecil.

·         Asosiasi Sukarela
Asosiasi sukarela merupakan bentuk organisasi formal di mana keanggotaanya bersifat sukarela. Bagi banyak orang, asosiasi sukarela sering digunakan untuk mengisi waktu luang.

Ciri-ciri struktural :
1.      Memiliki keanggotaan yang bersifat sukarela
2.      Anggaran dasar sederhana
3.      Peraturan atau tata cara yang sangat mudah disesuaikan
4.      Aspek – aspek informal sangat mengalahkan aspek – aspek formal
5.      Proses pelaksanaan kegiatan tidak jelas dan tidak mengikat atau hanya menurut selera pribadi
6.      Jika asosiasi hanya memiliki sedikit anggota dan kesepakatan umum menyangkut tujuan sederhana, maka asosiasi itu bersifat sangat efisien
7.      Jika jumlah asosiasi besar dan tersebar di berbagai tempat, serta tujuannya dan kebijakannya bersifat kontroversial, sehingga lebih formal dan ketat.

Fungsi Asosiasi Sukarela :
1.         Penyaluran minat pribadi
Bagi mereka yang memiliki minat yang tidak miliki orang pada umumnya, dan ingin menyalurkannya maka, jalan keluar yang bisa melalui asosiasi sukarela. Berbagai asosiasi sukarela menciptakan semacam pluralism kebudayaan. Asosiasi sukarela memungkinkan kaum minoritas untuk mencapai tujuannya, tanpa dihalangi para kaum mayoritas.
2.      Alat uji-coba bagi program sosial
Kebanyakan program kesejahteraan pada Negara modern lahir dari asosiasi sukarela, yang menunjukkan adanya kebutuhan sosial, serta mendidik masyarakat sampai pada tahap di mana mereka merasakan betapa perlunya tanggung jawab itu dibebankan kepada masyarakat.
3.      Struktur untuk melanjutkan program pelayanan
4.      Saluran bagi kegiatan politik
Asosiasi sukarela memungkinkan warga Negara sipil untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan keputusan-keputusan sosial yang penting.

·         Struktur Untuk Melanjutkan Program Pelayanan
Manakala sosial, yang dirintis oleh asosiasi sukarela, memperoleh bantuan atau dukungan dari pemerintah, maka pada umumnya pelayanan semacam itu semkin banyakan memperoleh bantuan dana dan semakin banyak tersedia bagi masyarakat.
 Di lain pihak hal tersebut juga cenderung dapat melemahkan pelayanan sosial sukarela, karena diganti dengan progam-program pelayanan yang lebih birokratis, impersonal, ketat, diatur berbelit-belit, dan mahal. Terlepas dari itu, asosiasi sukarela terus memberikan pelayanan sosial. Misalnya, organisasi Bala Keselamatan (Salvation Army) tetap menampung orang-orang yang tidak mempunyai tempat tinggal, organisasi Palang Merah tetap memberikan bantuan pengobatan, Gereja tetap membuka dapur umum, dan banyak pelayanan sosial lainnya. Tidak ada satupun negara yang memiliki jumlah layanan sosial sukarela sebanyak yang dimiliki oleh Amerika Serikat.

·         Partisipasi Dalam Asosiasi Sukarela
Meskipun asosiasi sukarela merupakan sarana bagi para individu untuk meningkatkan kekuatan sosial mereka dengan cara mempersatukannya, namun sarana tersebut hanya dapat digunakan oleh sejumlah orang tertentu. Orang-orang dari kalangan kelas sosial atas dan menengah lebih berkemungkinan memasuki aosiasi sukarela dibandingkan dengan orang-orang dari kalangan kelas sosial bawah.
Smitt dan Freedman (1972, hal 154) meringkaskan kenyataan tersebut sebagai berikut: “ Semua karya menyangkut masalah partisipasi mengarah ke satu kesimpulan. Status sosial ekonomi yang lemah sangat berkorelasi dengan tingkat partisipasi yang rendah, bahkan dengan tingkat kedudukan kepemimpinan yang rendah dalam organisasi.”
Kebanyakan asosiasi sukarela terbatas untuk kelas sosial tertentu. Ini berarti bahwa kebanyakan anggota sebuah asosiasi memiliki latar belakang kelas sosial yang sama.

·         Kelompok Pengobatan Diri Sendiri (Therapeutic Self-Help Groups)
Kelompok pengobatan diri sendiri mengubah orang dari korban tidak berdaya menjadi orang yang mampu mengendalikan hidupnya. Kelompok-kelompok semacam itu mengakhiri keterpencilan seseorang dan memberikan  kesadaran bahwa orang lain, yang mengalami persoalan yang sama ternyata mampu berhasil mengatasi masalahnya. Orang itu tidak akan menjadi seorang korban kesepian dari watak yang lemah, atau keadaan buruk tertentu yang berakhir dengan kehancuran. Sebaliknya, orang itu adalah salah seorang di antara sekian banyak orang yang dapat dibantu oleh kelompok.

0 komentar:

Posting Komentar