azizherwit

Sabtu, 08 September 2012

Teori Psikoanalisis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Terlepas dari segala pro kontra teori ini, Psikoanalisis harus diakui sebagai bagian penting dari kekayaan dunia Psikologi modern. Dan ketika kita mulai menjelajahi “jiwa” teori ini maka kita akan menemukan bahwa teori ini tak dapat dilepaskan dari peran seorang Freud, meski sebenarnya dia bukanlah orang yang pertama mengemukakan teori kepribadian yang berkaitan dnegan alam bawah sadar ini, Melalui eksperimen panjang dan melelahkan, Freud akhirnya berhenti pada sebuah kesimpulan bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadarnya, sehingga tingkah laku individu banyak didasari oleh hal-hal yang juga tak disadari, seperti keinginan, impuls atau dorongan. Keingan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bahwa sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.  
Freud mengembangkan teknik Psikoanalisis sebagai suatu metode penyembuhan penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah teori psikologi yang bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, rasa tertekan, sublimasi dll. Freud mungkin paling terkenal dalam hal pengusulan gagasan bahwa gairah seksual yang tertekan seringkali menjadi penyebab penting dalam hal penyakit jiwa atau neurosis. Dia juga menunjukkan bahwa gairah seksual dan nafsu seksual bermula saat masa kanak-kanak dan bukannya pada saat dewasa. 
Psikoanalisis sampai saaat ini dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi sebuah konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisis menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif-motif tak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia.  
Ada tiga orang yang dianggap sangat berpengaruh tehadap pemikiran Freud selanjutnya, yaitu: Franz Anton Mesmer, menemukan teori mesmerisme yang selanjutnya oleh James Braid diistilahkan sebagai hipnotisme, Philippe Pinel, yang mengubah jalan pemikiran kita terhadap penyakit mental dan bagaimana memperlakukannya, dan yang terakhir adalah Jean-Martin Charcot, yang sering dianggap sebagai bapak neurologi.

1.2   Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini, antara lain :
1.      Sebagai tugas kelompok dari mata kuliah Sejaran an Aliran Psikologi
2.      Merevisi bagian-bagian yang salah

1.3   Metode Pengumpulan Data
1.      Metode Literatur yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui buku-buku sebagai bahan kajian .






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Psikoanalisis Sigmund Freud

2.1.1        Teori Alam Sadar, Alam Pra-Sadar, dan Alam Bawah Sadar
Dalam teori tentang alam sadar (conscious mind), Freud menjelaskan bahwa alam sadar adalah segala sesuatu yang disadari oleh manusia pada saat-saat tertentu, penginderaan langsung, ingatan, pemikiran, fantasi dan perasaan yang dimiliki manusia. Terkait dengan alam sadar ini adalah apa yang dinamakan oleh Freud sebagai alam pra-sadar, yaitu segala sesuatu yang yang dengan mudah dipanggil ke alam sadar, seperti kenangan-kenangan yang walaupun tidak Anda ingat ketika Anda berfikir, tetapi dapat dengan mudah dipanggil lagi, atau seringkali disebut sebagai “kenangan yang sudah tersedia” (available memory). Tidak ada masalah dengan dua lapisan ini, namun Freud mengatakan ahwa keduanya adalah bagian terkecil dari pikiran.
Adapun bagian terbesarnya adalah alam bawah sadar (unconscious mind). Bagian ini mencakup segala sesuatu yang sangat sulit dibawa ke alam sadar, seperti nafsu dan insting kita serta segala sesuatu yang masuk ke dalamnya karena kita tidak mampu menjangkaunya, seperti kenangan pahit atau emosi yangterkait dengan trauma. Freud berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan yang ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yangs ederhana seperti makanan atau seks, daya-daya neurotik, atau motif yang mendorong seorang seniman atau ilmuwan berkarya. Namun anehnya, menurut Freud, kita sering terdorong untuk mengingkari atau menghalangi seluruh bentuk motif ini naik ke alam sadar. Oleh karena itu, motif-motif itu kita kenali dalam wujud samar-samar.

2.1.2        Struktur Kepribadian Menurut Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
Menurut Freud, kepribadian manusia terdiri dari tiga aspek yang mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dan dinamika sendiri-sendiri tetapi saliang berhubungan erat dan sulit untuk diketahuai pengaruhnya jika terpisah satu sama lain.
Ketiga aspek tersebut yaitu :
1.      Id
Salah satu bagian terpenting dari suatu organisme adalah system syaraf yang memilliki karakter sangat peka terhadap apa yang dibutuhkannya. Ketika manusia lahir, system syarafnya hanya sedikit lebih baik dari binatang lain, itulah yang dinamakan id.
Id bekerja sejalan dengan prinsip-prinsip kenikmatan, yang bisa dipahami sebagai dorongan untuk selalu memenuhi kebutuhan dengan serta merta. Fungsi satu-satunya id adalah untuk mengusahakan segera tersalurnya kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan yang dicurahkan dalam jasadnya oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar. Ia bertugas menerjemahkan kebutuhan satu organisme menjadi daya-daya motivasional, yang dengan kata lain disebut dengan insting atau nafsu. Freud juga menyebutnya dengan kebutuhan. Penerjemahan dari kebutuhan menjadi keinginan ini disebut dengan proses primer (Boeree, 2005:38).
2.      Ego
Ego merupakan aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan. Ego dapat membedakan sesuatu yang hanya ada di dalam dunia batin dan sesuatu yang ada di dunia luar. Peran utama ego adalah menjadi jembatan antara kebutuhan insting dengan keadaan lingkungan, demi kepentingan adanya organisme.
Ego menghubungkan organisme dengan realitas dunia melalui alam sadar yang dia tempati, dan dia mencari objek-objek untuk memuaskan keinginan dan nafsu yang dimunculkan id untuk merepresentasikan apa yang dibutuhkan organisme. Proses penyelesaian ini disebut dengan proses sekunder (Boeree, 2005:39).
3.      Superego
Superego adalah cabang moral atau hukum dari kepribadian. Superego merepresentasikan hal yang ideal, dan mendorongnya bukan kepada kesenangan, melainkan kepada kesempurnaan. Superego berkaitan dengan imbalan-imbalan dan hukuman-hukuman. Imbalan-imbalannya adalah perasaan-perasaan bangga dan mencintai diri, sedangkan hukuman-hukumannya adalah perasaan-perasaan berdosa dan rendah diri (Corey, 2003:15).
Superego memilik dua sisi, pertama adalah Nurani (conscience), yang merupakan iternalisasi dari hukuman dan peringatan. Sementar yang kedua disebut Ego Ideal yang berasal dari pujian dan contoh-contoh positif yang diberikan kepada anak-anak.

2.1.3        Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahahan ego termasuk dalam teori psikoanalisis Sigmund Freud. Timbulnya mekanisme pertahanan ego tersebut, karena adanya kecemasan-kecemasan yang dirasakan individu. Maka, mekanisme pertahanan ego terkait dengan kecemasan individu. Adapun definisi kecemasan ialah perasaan terjepit atau terancam, ketika terjadi konflik yang menguasai ego (Boeree, 2005:42). Kecemasan-kecemasan ini ditimbulkan oleh ketegangan yang dating dari luar.
Sigmund Freud (dalam Koeswara, 1991:46) sendiri mengartikan mekanisme pertahanan ego sebagai strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-dorongan id maupun untuk menghadapi tekanan superego atas ego, dengan tujuan agar kecemasan bisa dikurangi atau diredakan.
Mekanisme pertahanan ego memiliki dua ciri umum, yakni :
a.       Mereka menyangkal, memalsukan atau mendistorsikan kenyataan.
b.      Mereka bekerja secara tidak sadar sehingga orangnya tidak tahu apa yang terjadi (Hall dan Gardner, 1993:86).
Menurut Freud, sebenarnya ada bermacam bentuk mekanisme pertahanan ego yang umum dijumpai, tetapi peneliti hanya mengambil sembilan macam saja, yakni:
a.       Represi; ini merupakan sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran,
b.      Memungkiri; ini adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang dalam situasi traumatik,
c.       Pembentukan reaksi; ini adalah menukar suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran,
d.      Proyeksi; ini berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia luar,
e.      Penggeseran; merupakan suatu cara untuk menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau impuls dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih aman”,
f.        Rasionalisasi; ini cara beberapa orang menciptakan alasan yang “masuk akal” untuk menjelaskan disingkirnya ego yang babak belur,

g.       Sublimasi; ini suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi,
h.      Regresi; yaitu berbalik kembali kepada prilaku yang dulu pernah mereka alami,
i.         Introjeksi; yaitu mekanisme untuk mengundang serta “menelaah” sistem nilai atau standar orang lain,
j.        Konpensasi,
k.       Ritual dan Penghapusan.

2.1.4        Tahap Perkembangan Kepribadian
·         Tahap oral, berlangsung dari usia 0-18 bulan. Titik kenikmatan terletak  pada mulut,dimana aktivitas paling utama adalah menghisap dan menggigit.
·         Tahap anal, yang berlangsung dari usia 18 bulan sampai 3 tahun. Titik kenikmatan terletak pada anus. Memegang dan melepas sesuatu adalah aktivitas yang paling dinikmati. Pada fase ini anak dikenalkan pada toilet training sebagai latihan menahan diri. Cara pengenalan toilet training akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya.
Toilet training keras : kepribadian anal retentive ( keras kepala, kaku, kikir, terlalu teliti, ekstrim dalam hal kebersihan,sukar melakukan toleransi pada kebingungan yang dihadapi).
Toilet training persimif : kepribadian anal aggresive (kejam, destruktif, cenderung memandang orang lain sebagai objek untuk dikuasai dan dimiliki).
·         Tahap phallic, berlangsung antara usia 3-6 tahun. Titik kenikmatan tahap ini adalah alat kelamin, sementara aktivitas paling nikmatnya adalah masturbasi.
v  Oedipus complex : perasaan cinta anak laki-laki kepada ibunya disertai rasa persaingan dengan ayahnya sebagai figur yang akan merebut kasih sayang ibunya. Ketakutan akan kastrasi akan menekan keinginan seksual pada ibu dan rasa benci pada ayah sehingga oedipus complex mulai menghilang dan mulai melakukan identifikasi terhadap ayah.
v  Electra complex : persaan cinta anak perempuan pada ayah disertai rasa permusuhan pada ibu sebagai figur yang dianggap sebagai saingan dalam merenut kasih sayang dari ayah.
·         Tahap laten, berlangsung dari usia 6-12 tahun. Dalam tahap ini, Freud yakin bahwa rangsangan-rangsangan seksual ditekan sedemikian rupa demi proses belajar. Energi libido disalurkan ke dalam aktivitas nonseksual. Fase ini merupakan fase persiapan perkembangan  psikoseksual tahap selanjutnya.
·         Tahap genital, dimulai pada masa pubertas dan seterusnya. Segala kepuasan seksual terutama berpusat pada alat-alat kelamin. Narsisme dialihkan ke objek luar, individu belajar mencintai orang lain dengan alasan altruistik. Fungsi biologis pokok fase ini adalah reproduksi.




2.2 Analisis Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
 Pandangan Freud tentang Manusia
·         Manusia memiliki sifat bawaan dari lahir berupa insting-insting dasar yang diperlukan dalam masa awal kehidupan, biasanya berhubungan dengan fungsi untuk mempertahankan diri.
Misal :
Bayi memiliki insting menghisap sehinggga dapat menghisap asi tanpa harus belajar terlebih dahulu.
Insting terus berpengaruh pada manusia sepanjang perkembangannya dan menurut Freud, insting akan tetap ada selama kita hidup. Macam insting menurut Freud yaitu insting untuk hidup ( eros ) dan insting merusak atau dorongan mati ( tanatos )
·         Seluruh tingkah laku manusia didorong oleh penyebab dari dalam diri manusia itu sendiri. Pengaruh stimulus dari luar memang tidak diingkari, akan tetapi mempunyai pengaruh yang kurang penting dibandingkan dengan dorongan dari dalam. Seseorang mungkin lari dari stimulus eksternal tapi tidak akan bisa menghindar dari suatu kebutuhan ( dari dalam ).
·         Manusia adalah sosok yang tidak bebas. Manusia bertingkah laku menurut hokum-hukum alam sehingga dapat dengan mudah diketahui dan dipahami. Menurut teorinya, Freud menjelaskan bahwa tingkah laku ditentukan oleh naluri atau insting dari das es , nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dalam das uber ich, dan control dari das ich atau ego.
·         Manusia adalah makhluk yang tidak rasional. Menurut Freud, tingkah laku manusi ditentukan oleh dorongan-dorongan irasional yang tidak disadari dari das es yang berorientasi pada kenikmatan diri sendiri maupun das uber ich yang memandang dari segi ideal saja bukan secara real. Tapi manusia memiliki ego yang menjembatani antara dua aspek lain sehingga tindakan yang timbul menjadi realistis Karena prinsip kerja dari ego adalah prinsip kenyataan.
·         Fenomena yang terjadi pada manusia harus dilihat dan hanya dapat dimengerti sebagai suatu kesatuan atau totalitas. Das es, Das ich, Das uber ich saling berinteraksi dan membentuk suatu kepribadian. Ketiga aspek ini, secara terpisah tidak dapat dibedakan pengaruhnya dalam pembentukkan kepribadian karena memang dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipilah-pilah dalam pembentukan kepribadian
·         Seluruh tingkah laku manusia ditujukan untuk mengurangi ketegangan yang muncul karena memuncaknya energi psikis seseorang.
·         Manusia sangat dipengaruhi oleh hasrat seksual. Dapat dilihat bahwa fase-fase perkembangan yang dikembangkan oleh Freud sangat menekankan pada pemuasan hasrat seksual pada periode tertentu.


2.3 Teori Psikologi Individual Alfred Adler
Psikologi individual adalah istilah yang digunakan khusus untuk merujuk pada metode psikologis atau ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Alfred Adler. Organ inferiority menjadi dasar dan pemikiran Adler seluruhnya. Dimana isi dari kertas itu mengatakan bahwa setiap manusia pada dasarnya mempunyai kelemahan organis. Berbeda dengan hewan, manusia tidak diperlengkapi dengan alat-alat tubuh untuk melawan alam.

2.3.1 Struktur Kepribadian Menurut Teori Psikologi Individual Alfred     Adler
               Bahwa organ inferiority pada masing-masing orang tidaklah sama, melainkan khas bagi orang itu sendiri. Dengan demikian cara mengkompensasi inferioritas itu tidak pula sama, tergantung dari tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang bersangkutan. Fungsi tujuan atau telos dalam menentukan tingkah laku kompensasi yang hendak diperbuat seseorang dalam teori Adler sangat penting. Teori individual ini menyatakan bahwa setiap manusia pada dasarnya memiliki kelemahan organis. Dilihat dari seorang bayi yang baru lahir terpaksa sepenuhnya menggantungkan dirinya pada orang lain terutama pada ibunya. Namun kelemahan organis inilah yang menjadi lebih unggul dibandingkan makhluk lainnya. Menurut Adler, kelemahan organis itu mendorong manusia untuk mengadakan kompensasi. Dimana manusia mengembangkan akalnya sedemikian rupa sehingga mengkompensasi atau menutupi kelemahan organisnya. Mekanisme kompensasi inilah yang mendasari tingkah laku manusia.
2.3.2 Dinamika Kepribadian
               Pada dasarnya manusia itu terdapat hasrat atau dorongan untuk diakui atau dianggap penting oleh masyarakat. Dorongan ini disebut “Geltungstrieb” yang mendapat hambatan berat dari perasaan rendah diri akibat adanya organ inferiority itu. Perasaan rendah diri ini harus diatasi oleh kompensasi untuk memenuhi Gelungstrieb. Di sini letak dinamika kepribadian dan motor dari tingkah laku menurut Adler, yaitu adanya perasaan rendah diri yang ditentang oleh adanya dorongan untuk dipandang oleh masyarakat berupa sebuah pengakuan.
2.4 Analisis Teori Psikologi Individual Alfred Adler
Pandangan Adler tentang Manusia
Manusia pada dasarnya mempunyai kelemahan organis. Berbeda dengan hewan manusia tidak dilengkapi dengan alat-alat tubuh untuk melawan alam.
Misal: Seorang bayi yang baru lahir terpaksa sepenuhnya menggantung dirinya kepada orang lain terutama pada ibunya.

2.5 Teori Psikoanalitis Carl Gustaf Jung

Psikologi analitis (atau psikologi Jung) adalah sekolah psikologi berasal dari ide-ide psikiater Swiss Carl Jung , dan kemudian diajukan oleh murid-muridnya dan pemikir lain yang mengikuti tradisi itu. Hal ini berbeda dari Freud psikoanalisis tetapi juga memiliki sejumlah kesamaan. Tujuannya adalah ketakutan dan integrasi kekuatan dalam dan motivasi yang mendasari perilaku manusia oleh praktek sebuah akumulatif fenomenologi sekitar pentingnya mimpi, cerita rakyat dan mitologi. Kedalaman psikologi , termasuk psikologi pola dasar , adalah terkait dalam hal itu menggunakan model pikiran bawah sadar sebagai sumber penyembuhan dan pembangunan dalam individu. Teori Jung menekankan adanya dasar-dasar rasial dan filogenetis dari kepribadian dan sangat kurang mementingkan arti dorongan–dorongan seksual dalam perkembangan kepribadian.




2.6 Analisis Teori Psikoanalisis Carl Gustaf Jung
Pandangan Jung tentang Manusia
·         Manusia memiliki kepribadian rasional, intuitif, emosionil, dan sensitif.
·         Manusia dalam lingkungan memiliki kepribadian yang extrovert, introvert, dan ambivert.
 


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
·         Kelebihan Teori Psikoanalisis Freud :
1.      Menekankan bahwa kepribadian merupakab dinamika ketidaksadaran.
2.      Tidak memasukkan manusia kedalam kategori-kategori kepribdaian tertentu.

·         Kelemahan Teori Psikoanalisis Freud :
1.      Terlalu menekankan pada libido, padahal tidak semua hal dapat dijelaskan dengan libido.
2.      Teori-teori Freud terlalu menekankan dalam pikiran bawah sadar, seks, agresi, dan pengalaman masa kanak-kanak.
3.      Banyak dari konsep-konsep yang diusulkan oleh teoretisi psikoanalitik sulit untuk diukur dan mengukur.
·         Kelebihan Teori Psikologi Individual Adler
Kelemahan organis mendorong manusia untuk mengadakan kompensasi. Dimana manusia mengembangkan akalnya sedemikian rupa sehingga bisa mengkompensasikan atau menutupi kelemahan organisnya.

·         Kelemahan Teori Psikologi Individual Adler
Dorongan untuk diakui dan dianggap penting oleh masyarakat ini disebut “Geltungstrieb”, yang mendapat hambatan berat dari perasaan rendah diri akibat adanya organ inferiority. Perasaan rendah diri ini harus diatasi dengan kompensasi untuk memenuhi geltungstrieb. Tetapi tidak semua orang dapat melakukan kompensasi.
·         Kelebihan Teori Psikologi Analisis Jung
1. Lebih banyak membahas kepribadian kolektif.
2. Pengaruh besarnya adalah pada pemikiran agama modern.

·         Kelemahan Teori Psikologi Analisis Jung
Psikologi  Jung berpangkal pada penemuan klinis dan sumber-sumber berhistoris serta mistis, bukan pada penelitian eksperimental






DAFTAR PUSTAKA

Sarlito, W.S, Teori-teori Psikososial, Rajawali, Jakarta, 1984.
Hall. C.S & Lindzey G, Theories of Personality. New York : John Wiley & Sons (1957, 1970, 1978).

2 komentar:

Little Red mengatakan...

Artikel yang sangat membantu dalam penelitian saya sekarang :)
Terima Kasih

wiet aziz selalu mengatakan...

terima kasih kembali :)
mkasih utk kunjungannya...

Posting Komentar