Marilah
kita mengamati dan memperhatikan sikap masyarakat terutama diri kita sendiri
dalam menggunakan waktu dan menghabiskan umur di dunia ini. Pada umumnya akan
kita dapati bahwa mayoritas masyarakat mungkin termasuk kita sendiri mempunyai
berbagai macam seni menggunakan waktu dan peuang. Namun sayangnya, seni
tersebut bisa dikatakan cenderung pada hal yang negatif yaitu “seni bunuh
diri”. Mengapa dikatakan demikian karena kita menggunakan waktu dan kesempatan
hidup di duia ini justru untuk mencelakakan diri, bukan untuk sesuatu yang
bermanfaat.
Ada
di antara masyarakat kitayang suka menganggur. Mereka malas bekerja dan lebih
suka kongkow-kongkow
di mal-mal atau warung kopi sambil ngomongin kesuksesan orang bahkan yang lebih
parah lagi, banyak orang yang menghabiskan waktunya untuk melakukan maksiat,
baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi seperti
berjudi,mabuk-mabukan dan main perempuan. Termasuk didalamnya juga tak lepas
dari mengkonsumsi narkoba dengan segala macam jenisnya.
Tak
kalah parahnya, banyak
orang menghabiskan umurnya untuk tindakan pidana kejahatan, sehingga mereka
menjalani hidup di muka bumi ini dengan menebarkan kejahatan di atas permukaan
bumi.
Ada
suatu kajian menyatakan bahwa masa produktif kita ( umat muslim ) pada umunya
masih sangat rendah yaitu dalam sehari hanya setengah jam. Sementara di negara
– negara maju rata – rata mas produktifnya mencapai 7 jam. Jika kajian ini
benar maka berarti kita masih banyak main-main
dalam menjalani kehidupan ini. Banyak waktu yang kita buang secara sia-sia sehingga tiada
sebarang mashlahat dan keuntungan yang kita peroleh. Sementara orang lain,
tekun bekerja demi maslahat dan kepentingan mereka. Akibatnya kita akan terus
menerus menjadi golongan follower.
Kita hanya pandai mengagumi dan suka produk mereka dan lebih parah lagi kita
suka meniru gaya hidup mereka dan dalam banyak hal nasib kita banyak bergantung
kepada kebijaksanaan, kemurahan hati dan belas kasihan mereka.
Dari
kajian diatas jelaslah bahwa kita umat Islam jauh ketinggalan dari umat lain
dari segi pemanfaatan waktu. Ketika kita masih suka mengkhayal terbang dengan
sajadah Aladin, orang-orang
barat telah berhasil “menginjak-injak” bulan. Tatkala kita masih asyik membuang
masa di warung kopi, orang-orang barat tela menjadi negara super power,
berhasil membongkar rahasia alam dan melakukan banyak penemuan.
Lalu,
apakah hal ini disebabkan karena kita terlalu sibuk dengan urusan akhirat kita
? Ternyata tidak. Realitas dilapangan menunjukka bahwa umat islam tidaklah
sangat sibuk dengan urusan ibadah mereka. Buktinya, masjid-masjid masih sering
kali kosong dari jama’ah. Pengajian-pengajian
juga menghadirinya hanyalah mereka yang sudah tua-tua. Dan kegiatan-kegiatan
keagamaan yang lainnya juga aktif juga hanyalah “para pelanggan lama”.
Muka-muka baru masih malu – malu atau kurang tertarik bahkan sudah jemu.
Fenomena
menyia-nyiakan waktu yang sudah merajalela harus segera diubah. Umat Islam
harus diinsyafkan bahwa waktu itu modal yang paling berharga untuk bergerak,
berbuat dan berkarya demi kejayaan kita di dunia ini, sebelum di akhirat kelak.
Hidup di dunia ini adalah waktu untuk kita berusaha mencapai keunggulan,
kecemerlangan dan kegemilangan dunia dan akhirat.
Fenomena
membuang-buang masa secara percuma dan sia-sia sehingga kita menjadi umat serba
ter...jelek, karena terpuruk,terbelakang,tertinggal,termiskin dan terbodoh ini
harus diatasi. Umat islam harus disadarkan bahwa masalah waktu itu adalah
masalah yang mashiriah, yakni sangat asasi, mempunyai dampak dahsyat dan sangat
menentukan dalam mengubah nasib kita kepada yang lebih baik dan afdhal. Masalah
waktu bukanlah masalah ringan yang bisa disepelekan.
Dalam
Islam sangat menghargai waktu dan melarang umatnya untuk menyia-nyiakan
waktunya hanya untuk kepentingan sia-sia.
Buktinya Allah S.W.T berfirman tentang pentingnya Waktu bagi para hambanya ada
18x bahkan Allah juga bersumpah dengan menggunakan waktu. Jadi seharusnya umat islam menjadi umat yang
super sibuk. Sibuk karena harus bekerja untukkepentingan duniawinya, dan sibuk
bekerja untuk urusan kehidupan ukhrawi. Tapi umat islam tidak boleh hanya
bekerja untuk dunianya saja, karena kalau ini saja yang dilakukan , maka mereka
tidak ada bedanya dengan orang-orang kafir yang semata-mata mengejar kehidupan
dan kenikmatan kehidupan. Demikian pula, umat islam tidak boleh hanya khusyuk
beribadah kepada Allah dan meninggalkan kehidupan dunia dengan dalih serta
alasan apapun termasuk tawakkal dan zuhud. Tawakkal dan Zuhud di dunia yang
diajarkan oleh Islam bukan demikian. Tawakkal yang benar berarti berserah diri
pada Allah setelah berusaha semamu kita. Sementara Zuhud di dunia itu berarti
memiliki dunia seisinya tanpa terpengaruh olehnya
Oleh karena itu dengan memanfaatkan waktu
secara optimal, izzah atau kemuliaan
islam dan kaum muslimin pasti akan kembali. Kesejahteraan di dunia pasti akan
tercapai. Dan kebahagiaan di akhirat pn pasti akan tercapai. Ini semua karena
waktu itu adalah kehidupan itu sendiri, dengan mengoptimalkan waktu berarti kita telah mengupgrade kualitas hidup
kita sehingga akibatnya kehidupan kita didunia ini akan semakin bermutu dan
kelak kita hidup di akhirat dalam keadaan ridho dan diridhoi oleh Allah Ta’ala.
Semoga.Amin.
0 komentar:
Posting Komentar