azizherwit

Sabtu, 15 September 2012

MANAJEMEN WAKTU DALAM PANDANGAN ISLAM



Marilah kita mengamati dan memperhatikan sikap masyarakat terutama diri kita sendiri dalam menggunakan waktu dan menghabiskan umur di dunia ini. Pada umumnya akan kita dapati bahwa mayoritas masyarakat mungkin termasuk kita sendiri mempunyai berbagai macam seni menggunakan waktu dan peuang. Namun sayangnya, seni tersebut bisa dikatakan cenderung pada hal yang negatif yaitu “seni bunuh diri”. Mengapa dikatakan demikian karena kita menggunakan waktu dan kesempatan hidup di duia ini justru untuk mencelakakan diri, bukan untuk sesuatu yang bermanfaat.
Ada di antara masyarakat kitayang suka menganggur. Mereka malas bekerja dan lebih suka kongkow-kongkow di mal-mal atau warung kopi sambil ngomongin kesuksesan orang bahkan yang lebih parah lagi, banyak orang yang menghabiskan waktunya untuk melakukan maksiat, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi seperti berjudi,mabuk-mabukan dan main perempuan. Termasuk didalamnya juga tak lepas dari mengkonsumsi narkoba dengan segala macam jenisnya.
Tak kalah parahnya, banyak orang menghabiskan umurnya untuk tindakan pidana kejahatan, sehingga mereka menjalani hidup di muka bumi ini dengan menebarkan kejahatan di atas permukaan bumi.
Ada suatu kajian menyatakan bahwa masa produktif kita ( umat muslim ) pada umunya masih sangat rendah yaitu dalam sehari hanya setengah jam. Sementara di negara – negara maju rata – rata mas produktifnya mencapai 7 jam. Jika kajian ini benar maka berarti kita masih banyak main-main dalam menjalani kehidupan ini. Banyak waktu yang kita buang secara sia-sia sehingga tiada sebarang mashlahat dan keuntungan yang kita peroleh. Sementara orang lain, tekun bekerja demi maslahat dan kepentingan mereka. Akibatnya kita akan terus menerus menjadi golongan follower. Kita hanya pandai mengagumi dan suka produk mereka dan lebih parah lagi kita suka meniru gaya hidup mereka dan dalam banyak hal nasib kita banyak bergantung kepada kebijaksanaan, kemurahan hati dan belas kasihan mereka.
Dari kajian diatas jelaslah bahwa kita umat Islam jauh ketinggalan dari umat lain dari segi pemanfaatan waktu. Ketika kita masih suka mengkhayal terbang dengan sajadah Aladin, orang-orang barat telah berhasil “menginjak-injak” bulan. Tatkala kita masih asyik membuang masa di warung kopi, orang-orang barat tela menjadi negara super power, berhasil membongkar rahasia alam dan melakukan banyak penemuan.
Lalu, apakah hal ini disebabkan karena kita terlalu sibuk dengan urusan akhirat kita ? Ternyata tidak. Realitas dilapangan menunjukka bahwa umat islam tidaklah sangat sibuk dengan urusan ibadah mereka. Buktinya, masjid-masjid masih sering kali kosong dari jama’ah. Pengajian-pengajian juga menghadirinya hanyalah mereka yang sudah tua-tua. Dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang lainnya juga aktif juga hanyalah “para pelanggan lama”. Muka-muka baru masih malu – malu atau kurang tertarik bahkan sudah jemu.
Fenomena menyia-nyiakan waktu yang sudah merajalela harus segera diubah. Umat Islam harus diinsyafkan bahwa waktu itu modal yang paling berharga untuk bergerak, berbuat dan berkarya demi kejayaan kita di dunia ini, sebelum di akhirat kelak. Hidup di dunia ini adalah waktu untuk kita berusaha mencapai keunggulan, kecemerlangan dan kegemilangan dunia dan akhirat.
Fenomena membuang-buang masa secara percuma dan sia-sia sehingga kita menjadi umat serba ter...jelek, karena terpuruk,terbelakang,tertinggal,termiskin dan terbodoh ini harus diatasi. Umat islam harus disadarkan bahwa masalah waktu itu adalah masalah yang mashiriah, yakni sangat asasi, mempunyai dampak dahsyat dan sangat menentukan dalam mengubah nasib kita kepada yang lebih baik dan afdhal. Masalah waktu bukanlah masalah ringan yang bisa disepelekan.
Dalam Islam sangat menghargai waktu dan melarang umatnya untuk menyia-nyiakan waktunya hanya untuk kepentingan sia-sia. Buktinya Allah S.W.T berfirman tentang pentingnya Waktu bagi para hambanya ada 18x bahkan Allah juga bersumpah dengan menggunakan waktu.  Jadi seharusnya umat islam menjadi umat yang super sibuk. Sibuk karena harus bekerja untukkepentingan duniawinya, dan sibuk bekerja untuk urusan kehidupan ukhrawi. Tapi umat islam tidak boleh hanya bekerja untuk dunianya saja, karena kalau ini saja yang dilakukan , maka mereka tidak ada bedanya dengan orang-orang kafir yang semata-mata mengejar kehidupan dan kenikmatan kehidupan. Demikian pula, umat islam tidak boleh hanya khusyuk beribadah kepada Allah dan meninggalkan kehidupan dunia dengan dalih serta alasan apapun termasuk tawakkal dan zuhud. Tawakkal dan Zuhud di dunia yang diajarkan oleh Islam bukan demikian. Tawakkal yang benar berarti berserah diri pada Allah setelah berusaha semamu kita. Sementara Zuhud di dunia itu berarti memiliki dunia seisinya tanpa terpengaruh olehnya 
 Oleh karena itu dengan memanfaatkan waktu secara optimal, izzah atau kemuliaan islam dan kaum muslimin pasti akan kembali. Kesejahteraan di dunia pasti akan tercapai. Dan kebahagiaan di akhirat pn pasti akan tercapai. Ini semua karena waktu itu adalah kehidupan itu sendiri, dengan mengoptimalkan waktu  berarti kita telah mengupgrade kualitas hidup kita sehingga akibatnya kehidupan kita didunia ini akan semakin bermutu dan kelak kita hidup di akhirat dalam keadaan ridho dan diridhoi oleh Allah Ta’ala. Semoga.Amin.   


0 komentar:

Posting Komentar