azizherwit

Rabu, 12 September 2012

Perkembangan Kognitif Dewasa Awal



BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Kognitif
Kognitif adalah bagaimana seseorang beradaptasi dan menginterpretasikan objek, keadaan dirinya, dan kejadian-kejadian disekitarnya. Secara umum kognitif  diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan, pemahama, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif adalah berhubungan dengan atau melibatkan kognisi, berdasarkan kepada pengetahuan faktual yang empiris.
Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.
Pada saat ini (dan pada setiap saat), Anda kita terlibat dalam aktifitas kognitif yang tidak terhitung. Kita melihat input eksternal misalnya berupa slide-slide presentasi, dan juga lingkungan sekeliling kita (mungkin diperpustakaan, dikelas yang tenang atau hiruk pikuk, teman-teman sebelah kanan kiri kita); input yang mempengaruhi antensi selektif kita terhadap teks yang kita baca dan akhirnya akan memperngaruhi keakuratan pemahaman kita terhadap informasinya. Dengan mengasumsikan bahwa kita mempu berkonsentrasi dengan mempresepsikan isi teks ini, kita sedang membentuk representasi internal dari informasi yang kit abaca, dan representasi tersebut di simpat dalam memori kita; dan kita dapat juga dalam pengambilan keputusan (seperti seberapa lama kita akan membaca sebelum kit aberhenti dan apakah kita akan mentata poin-poin penting yang kita baca), dan terakhir kita dapat mengambil tindakan (berpindah karena suasana sekitar kita yang terlalu bising, mencatat, atau tidak memperhatikan). Pada saat ini kita sedang mengalami proses kognitif yang besar (Solso,2007).




II.Perkembangan Kognitif  Dewasa Awal
v  Menurut Piaget
Remaja dan dewasa awal sama-sama berada pada tahap operasional formal tetapi tingkat kualitasnya lebih baik pada masa dewasa awal.

v  Menurut W. Perry
Remaja berfikir dualistic, dewasa awal berpikir dengan pola relativisme total.

v  Menurut Turner & Helms
Perkembangan kognitif dewasa muda berada pada postformal reasoning/penalaran post formal. Kemampuan ini ditandai dengan pemikiran yang bersifat dialektikal (dialectical thought), yaitu kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mencari titik temu dari ide-ide, gagasan- gagasan, teori-teori, pendapat-pendapat dan pemikiran-pemikiran yang bersifat kontradiktif, sehingga individu mampu mensintesiskannya dalam pemikiran baru dan kreatif.
v  Menurut Jan Sinontt
Perkembangan dewasa muda berada pada tahap post formal, yang ditandai dengan karakteristik-karakteristik berikut :
1)        Shifting gears: kemampuan mengaitkan penalaran abstrak dengan hal-hal yang bersifat praktis. Artinya indivi dubukan hanya mampu berfikir abstrak, tapi juga mampu menjelaskan/menjabarkan hal-hal abstrak (konsep/ide) menjadi sesuatu yang praktis yang dapat diterapkan secara langsung.
2)        Problem definition: kemampuan mendefinisikan suatu masalah dengan memasukkannya ke dalam satu kelas atau kategori problem logis, dan mendefinisikan cakupannya.
3)        Process-product shift: kemampuan melihat bahwa sebuah masalah dapat diselesaikan baik melalui proses dengan penerapan umum dari masalah serupa atau melalui produk, solusi konkret terhadap masalah khusus.
4)        Pragmatism :individu dengan pemikiran post formal adalah individu yang pragmatis, artinya mampu menyadari dan memilih solusi terbaik dalam menyelesaikan suatu masalah (bersifat goal oriented), namun dapat menghargai pilihan solusi orang lain yang berbeda dengan dirinya.
5)        Multiple causality, multiple solutions:
Kemampuan untuk memahami suatu masalah dari berbagai factor (multiple factor) &mencari / menghadirkan berbagai alternative solusi.
6)        Awareness of paradox :
Kesadaran bahwa dalam memutuskan permasalahan dapat berakibat pada munculnya hal-hal yang bersifat paradoksal (bertentangan), misalnya positif negative / untung rugi, namun individu yang awareness of paradox memiliki keberanian dan ketegasan untuk menghadapi konflik tanpa harus melanggar prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan.
7)        Self-referential thought: kesadaran seseorang bahwa ia harus menjadi hakim dari logika mana yang harus ia gunakan, ia menggunakan pemikiran postformal.
Berpikir postformal terjadi dalam suatu konteks sosial dan emosional. Tidak seperti masalah-masalah yang Piaget pelajari, yang melibatkan fenomena fisik serta menuntut pengamatan dan analisis objektif dengan tenang, dilema sosial lebih tidak terstruktur dengan jelas dan sering bermuatan emosi. Dalam situasi sejenis inilah orang dewasa yang matang cenderung menggunakan pemikiran postformal.

Menurut Papalia dalam bukunya Human Development, tujuh tahap perkembangan kognitif dewasa awal tersebut adalah sebagai berikut (Papalia et all, 2009.hal:140-141) :
a)    Tahap pemerolehan (acquistive stage)
Tahap dimana anak dan remaja mempelajari informasi dan ketrampilan sebagian besar sekedar mendapatkannya atau sebagai persiapan untuk turut serta di dalam masyarakat.
b)   Tahap pencapaian (achieving stage)
Tahap dimana dewasa awal menggunakan pengetahuan untuk memperoleh keahlian dan kemandirian.
c)    Tahap tanggung jawab (responsible stage)
Tahap dimana individu paruh baya memikirkan tujuan jangka panjang dan masalah-masalah praktis yang berkaitan dengan tanggung jawab mereka terhadap orang lain.
d)   Tahap eksekutif (executive stage)
Tahap dimana individu paruh baya bertanggung jawab terhadap sosial, menghadapi hubungan kompleks pada banyak tingkat
e)    Tahap reorganisasional (reorganizational stage)
Tahap dimana individu dewasa memasuki masa pensiun dan mereorganisasi hidup mereka sekitar aktivitas yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.
f)    Tahap reintegrasi (reintegrative stage)
Tahap dimana dewasa yang lebih tua memilih untuk memfokuskan energinya yang terbatas pada tugas-tugas yang bermakna bagi mereka
g)   Tahap penciptaan warisan (legacy creating state)
Tahap dimana individu lanjut usia mempersiapkan kematian dengan merekam cerita hidupnya, mendistribusikan barang-barang milinya, dan hal serupa lainnya.
v  Menurut Warner Schaie
Schaiemem memformulasikan tahap-tahap perkembangan kognitif dalam 7 tahap, yakni:
1)           Acquisitive stage ( 6- 25 th):
mencari, menguasai pengetahuan dan ketrampilan melalui jalur pendidikan.
2)           Achieving stage (dewasaawal): masapencapaian prestasi; kemampuan untuk mempraktekkan seluruh potensi intelektual, bakat minat, pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki selama masa akuisitif kedalam duni akarir.
3)           Responsibility stage (dewasaawal&dewasatengah): mempertanggungjawabkan segala tindakannya secara etika moral kepada kehidupan social keluarga, social pekerjaan dan social masyarakat
4)           Executive stage (dewasa tengah): biasanya individu telah mencapai puncak karir, sehingga ia memiliki pekerjaan, peran dan tanggung jawab yang lebih besar dalam suatu system organisasi yang dibina sejak masa dewasa muda sebelumnya.
5)           Reorganizational stage (akhir paruh baya, masa awal dewasa akhir): Individu-individu yang memasuki usia pensiun mengatur ulang kehidupan dan energi intelektual mereka di sekitar pengejaran-pengejaran yang bermakna yang merupakan pekerjaan-pekerjaan yang diberi upah.
6)           Reintegrative stage (deawasa akhir): individu mulai melepaskan diri dan merenungkan kembali apa yang telah dicapai sebelumnya, serta mengolah kembali segala pengalaman yang berhasil maupun yang gagal sepanjang perjalanan hidupnya untuk memperoleh arti dan makna kehidupan.
7)           Legacy-creating stage (lanjut usia): Mendekati akhir hidup, ketika reintegrasi telah utuh (atau sedang berjalan), orang-orang lanjut usia mungkin membuat instruksi untuk menentukan kepemilikan dari barang-barang berharga mereka, merencanakan pengaturan pemakaman, dan menyampaikan sejarah secara lisan, atau menuliskan cerita hidup mereka sebagai warisan bagi orang-orang yang mereka cintai. Tugas-tugas ini melibatkan pelatihan kompetensi kognitif dalam konteks sosial dan emosional.


III. FASE-FASE KOGNITIF
Seorang remaja dan seorang dewasa berfikir dengan cara yang sama. Tapi beberapa ahli berpendapat bahwa pada tahap dewasalah individu mengatur pemikiran operasional formal mereka. Remaja merencanakan dan membuat hipotesis, sedangkan ketika dewasa mereka menjadi lebih sistematis, dan mampu menurunkan suatu pemecahan masalah dari suatu permasalahan.
Saat dewasa awal, kemampuan kognitif individu sangat baik dan menunjukan adaptasi dengan aspek pragmatis dan keterampilan berfikir logis. Sebagai contoh ketika seorang arsitek mendisign suatu bangunan, mereka menganalisa secara logis, dan merencanakan sturkurnya tetapi memahami keterbatasan biaya, perhatian atas lingkungan, dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut secara efektif.
Willia Perry juga mencatat perubahan dari remaja ke dewasa awal yaitu, pemikiran dualistik digantikan oleh pemikiran beragam. Pemikiran Dualistik adalah pemikiran yang memandang dunia dalam dualisme pola polaritas mendasar seperti---- benar/salah, kita/mereka, atau baik/buruk. Pemikiran Beragam adalah saat individu mulai memahami bahwa orang dewasa tidak selalu memiliki semua jawaban. Mereka mulai menyadari adanya perbedaan pendapat dan berbagai perspektif yng dipegang oranglain, yang mengguncang pandangan dualistik mereka. Setiap orang memiliki pendapat yang sama baiknya dengan pendapat yang ada. Ketika pendapat pribadinya ditentang oleh oranglainm pemikiran yang beragam menghasilkan pemikiran yang lebih tunduk, dimana pendekatan yang analitis dan evaluasi terhadap ilmu pengetahuan secara sadar dan aktif dilakukan. Dan pergeseran keara relativisme total yang menjadikan orang dewasa memahami bahwa kebenaran adalah relatif dan hal tersebut menyentuh semua aspek kehidupan, tidak saja dunia akademis (Santrock,2002).

Fase-fase kognitif menurut Schaie (Santrock 2002 :92-93) :
a)      Fase mencapai prestasi (achieving stage) 
adalah fase dimasa dewasa awal yang menurut schaie, melibatkan penerapan intelektualitas  pada situasi yang memiliki konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka panjang seperti pencapaian karir dan pergaulan.
b)      Fase tanggung jawab ( theresponsibiity stage) 
adalah fase yang terjadi ketika keluarga terbentuk dan perhatian diberikan pada keperluan-keperluan pasangan dan keturunan.
Fase tanggung jawab sering dimulai pada masa dewasa awal dan terus berlanjutkemasa dewasa tengah.
c)      Fase eksekutif ( the executive stage)
 adalah fase dinyatakan oleh schaie terjadi dimasa dewasa tengah, dimana seseorang bertangungjawab kepada sistem masyarakat dan organisasi sosial (pemerintah atau perusahaan, misalnya dalam fase ini indinidu membangun pemahaman tentang bagaimana sosial bekerja dan berbagai hubungan kompleks yang terlibat di dalamnya.
d)     Fase reintegratif (the reintegratif stage)
dimana orang dewasa yang lebih tua memilih untuk memfokuskan tenaga mereka pada tugas dan kegiatan yang bermakna bagi mereka.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Kognitif adalah bagaimana seseorang beradaptasi dan menginterpretasikan objek, keadaan dirinya, dan kejadian-kejadian disekitarnya. Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Setiap saat manusia mengalami proses kognitif yang besar.  Pada Dewasa Awal, kognitif seorang individu sedang dalam masa keemasan. Kemampuan kognitif individu pada Dewasa Awal sangat baik dan menunjukan adaptasi dengan aspek pragmatis dan keterampilan berfikir logis

1 komentar:

bloggerboy mengatakan...

lo mang pengen shere jangan nanggung nanggung

Posting Komentar