BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Kognitif
Kognitif adalah
bagaimana seseorang beradaptasi dan menginterpretasikan objek, keadaan dirinya,
dan kejadian-kejadian disekitarnya. Secara umum kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang
terdiri dari tahapan: pengetahuan, pemahama, penerapan, analisa, sintesa, dan
evaluasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif adalah
berhubungan dengan atau melibatkan kognisi, berdasarkan kepada pengetahuan
faktual yang empiris.
Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk
mengembangkan kemampuan rasional (akal).Teori kognitif lebih menekankan
bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang
dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori
behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang
diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada
dirinya.
Pada saat ini (dan
pada setiap saat), Anda kita terlibat dalam aktifitas kognitif yang tidak
terhitung. Kita melihat input eksternal misalnya berupa slide-slide presentasi,
dan juga lingkungan sekeliling kita (mungkin diperpustakaan, dikelas yang
tenang atau hiruk pikuk, teman-teman sebelah kanan kiri kita); input yang
mempengaruhi antensi selektif kita terhadap teks yang kita baca dan akhirnya
akan memperngaruhi keakuratan pemahaman kita terhadap informasinya. Dengan
mengasumsikan bahwa kita mempu berkonsentrasi dengan mempresepsikan isi teks ini,
kita sedang membentuk representasi internal dari informasi yang kit abaca, dan
representasi tersebut di simpat dalam memori kita; dan kita dapat juga dalam
pengambilan keputusan (seperti seberapa lama kita akan membaca sebelum kit
aberhenti dan apakah kita akan mentata poin-poin penting yang kita baca), dan
terakhir kita dapat mengambil tindakan (berpindah karena suasana sekitar kita
yang terlalu bising, mencatat, atau tidak memperhatikan). Pada saat ini kita
sedang mengalami proses kognitif yang besar (Solso,2007).
II.Perkembangan Kognitif Dewasa Awal
v Menurut
Piaget
Remaja dan dewasa awal sama-sama berada pada tahap operasional
formal tetapi tingkat kualitasnya lebih baik pada masa dewasa awal.
v Menurut
W. Perry
Remaja berfikir dualistic, dewasa awal berpikir
dengan pola relativisme total.
v Menurut
Turner & Helms
Perkembangan kognitif dewasa muda berada pada postformal reasoning/penalaran post formal.
Kemampuan ini ditandai dengan pemikiran yang bersifat dialektikal (dialectical thought), yaitu kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mencari titik temu dari
ide-ide, gagasan- gagasan, teori-teori, pendapat-pendapat dan pemikiran-pemikiran
yang bersifat kontradiktif,
sehingga individu mampu mensintesiskannya dalam pemikiran baru dan kreatif.
v Menurut
Jan Sinontt
Perkembangan dewasa muda berada pada tahap
post formal, yang ditandai dengan karakteristik-karakteristik berikut :
1)
Shifting gears: kemampuan mengaitkan penalaran
abstrak dengan hal-hal yang bersifat praktis. Artinya indivi dubukan hanya
mampu berfikir abstrak, tapi juga mampu menjelaskan/menjabarkan hal-hal abstrak
(konsep/ide) menjadi sesuatu yang praktis yang dapat diterapkan secara
langsung.
2)
Problem definition: kemampuan mendefinisikan
suatu masalah dengan memasukkannya ke dalam satu kelas atau kategori problem
logis, dan mendefinisikan cakupannya.
3)
Process-product shift: kemampuan melihat bahwa
sebuah masalah dapat diselesaikan baik melalui proses dengan penerapan umum
dari masalah serupa atau melalui produk, solusi konkret terhadap masalah
khusus.
4)
Pragmatism :individu dengan pemikiran post
formal adalah individu yang pragmatis, artinya mampu menyadari dan memilih
solusi terbaik dalam menyelesaikan suatu masalah (bersifat goal oriented),
namun dapat menghargai pilihan solusi orang lain yang berbeda dengan dirinya.
5)
Multiple causality, multiple solutions:
Kemampuan
untuk memahami suatu masalah dari berbagai factor (multiple factor)
&mencari / menghadirkan berbagai alternative solusi.
6)
Awareness of paradox :
Kesadaran
bahwa dalam memutuskan permasalahan dapat berakibat pada munculnya hal-hal yang
bersifat paradoksal (bertentangan), misalnya positif negative / untung rugi,
namun individu yang awareness of paradox memiliki keberanian dan ketegasan
untuk menghadapi konflik tanpa harus melanggar prinsip-prinsip kebenaran dan
keadilan.
7)
Self-referential thought: kesadaran seseorang
bahwa ia harus menjadi hakim dari logika mana yang harus ia gunakan, ia
menggunakan pemikiran postformal.
Berpikir
postformal terjadi dalam suatu konteks sosial dan emosional. Tidak seperti
masalah-masalah yang Piaget pelajari, yang melibatkan fenomena fisik serta
menuntut pengamatan dan analisis objektif dengan tenang, dilema sosial lebih
tidak terstruktur dengan jelas dan sering bermuatan emosi. Dalam situasi sejenis
inilah orang dewasa yang matang cenderung menggunakan pemikiran postformal.
Menurut Papalia
dalam bukunya Human Development, tujuh tahap perkembangan kognitif dewasa awal tersebut
adalah sebagai berikut (Papalia et all, 2009.hal:140-141) :
a) Tahap pemerolehan (acquistive
stage)
Tahap dimana anak dan remaja mempelajari informasi dan
ketrampilan sebagian besar sekedar mendapatkannya atau sebagai persiapan untuk
turut serta di dalam masyarakat.
b) Tahap pencapaian (achieving stage)
Tahap dimana dewasa awal menggunakan pengetahuan untuk
memperoleh keahlian dan kemandirian.
c) Tahap tanggung
jawab (responsible stage)
Tahap dimana individu paruh baya memikirkan tujuan jangka
panjang dan masalah-masalah praktis yang berkaitan dengan tanggung jawab mereka
terhadap orang lain.
d) Tahap eksekutif (executive stage)
Tahap dimana individu paruh baya bertanggung jawab terhadap
sosial, menghadapi hubungan kompleks pada banyak tingkat
e) Tahap
reorganisasional (reorganizational stage)
Tahap dimana individu dewasa memasuki masa pensiun dan
mereorganisasi hidup mereka sekitar aktivitas yang tidak berkaitan dengan
pekerjaan.
f) Tahap
reintegrasi (reintegrative stage)
Tahap dimana dewasa yang lebih tua memilih untuk memfokuskan
energinya yang terbatas pada tugas-tugas yang bermakna bagi mereka
g) Tahap penciptaan warisan (legacy
creating state)
Tahap dimana individu lanjut usia mempersiapkan kematian
dengan merekam cerita hidupnya, mendistribusikan barang-barang milinya, dan hal
serupa lainnya.
v Menurut
Warner Schaie
Schaiemem memformulasikan tahap-tahap perkembangan kognitif dalam
7 tahap, yakni:
1)
Acquisitive stage ( 6- 25 th):
mencari,
menguasai pengetahuan dan ketrampilan melalui jalur pendidikan.
2)
Achieving stage (dewasaawal): masapencapaian
prestasi; kemampuan untuk mempraktekkan seluruh potensi intelektual, bakat
minat, pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki selama masa akuisitif kedalam
duni akarir.
3)
Responsibility stage
(dewasaawal&dewasatengah): mempertanggungjawabkan segala tindakannya secara
etika moral kepada kehidupan social keluarga, social pekerjaan dan social
masyarakat
4)
Executive stage (dewasa tengah): biasanya
individu telah mencapai puncak karir, sehingga ia memiliki pekerjaan, peran dan
tanggung jawab yang lebih besar dalam suatu system organisasi yang dibina sejak
masa dewasa muda sebelumnya.
5)
Reorganizational stage (akhir paruh baya, masa
awal dewasa akhir): Individu-individu yang memasuki usia pensiun mengatur ulang
kehidupan dan energi intelektual mereka di sekitar pengejaran-pengejaran yang
bermakna yang merupakan pekerjaan-pekerjaan yang diberi upah.
6)
Reintegrative stage (deawasa akhir): individu
mulai melepaskan diri dan merenungkan kembali apa yang telah dicapai
sebelumnya, serta mengolah kembali segala pengalaman yang berhasil maupun yang
gagal sepanjang perjalanan hidupnya untuk memperoleh arti dan makna kehidupan.
7)
Legacy-creating stage (lanjut usia): Mendekati
akhir hidup, ketika reintegrasi telah utuh (atau sedang berjalan), orang-orang
lanjut usia mungkin membuat instruksi untuk menentukan kepemilikan dari
barang-barang berharga mereka, merencanakan pengaturan pemakaman, dan
menyampaikan sejarah secara lisan, atau menuliskan cerita hidup mereka sebagai
warisan bagi orang-orang yang mereka cintai. Tugas-tugas ini melibatkan pelatihan
kompetensi kognitif dalam konteks sosial dan emosional.
III. FASE-FASE KOGNITIF
Seorang remaja dan seorang
dewasa berfikir dengan cara yang sama. Tapi beberapa ahli berpendapat bahwa
pada tahap dewasalah individu mengatur pemikiran operasional formal mereka.
Remaja merencanakan dan membuat hipotesis, sedangkan ketika dewasa mereka
menjadi lebih sistematis, dan mampu menurunkan suatu pemecahan masalah dari
suatu permasalahan.
Saat dewasa awal,
kemampuan kognitif individu sangat baik dan menunjukan adaptasi dengan aspek
pragmatis dan keterampilan berfikir logis. Sebagai contoh ketika seorang
arsitek mendisign suatu bangunan, mereka menganalisa secara logis, dan
merencanakan sturkurnya tetapi memahami keterbatasan biaya, perhatian atas
lingkungan, dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut secara
efektif.
Willia Perry juga
mencatat perubahan dari remaja ke dewasa awal yaitu, pemikiran dualistik digantikan oleh pemikiran beragam. Pemikiran Dualistik adalah pemikiran yang
memandang dunia dalam dualisme pola polaritas mendasar seperti---- benar/salah,
kita/mereka, atau baik/buruk. Pemikiran Beragam adalah saat individu mulai
memahami bahwa orang dewasa tidak selalu memiliki semua jawaban. Mereka mulai
menyadari adanya perbedaan pendapat dan berbagai perspektif yng dipegang
oranglain, yang mengguncang pandangan dualistik
mereka. Setiap orang memiliki pendapat yang sama baiknya dengan pendapat yang
ada. Ketika pendapat pribadinya ditentang oleh oranglainm pemikiran yang
beragam menghasilkan pemikiran yang lebih tunduk, dimana pendekatan yang
analitis dan evaluasi terhadap ilmu pengetahuan secara sadar dan aktif
dilakukan. Dan pergeseran keara relativisme
total yang menjadikan orang dewasa memahami bahwa kebenaran adalah relatif
dan hal tersebut menyentuh semua aspek kehidupan, tidak saja dunia akademis
(Santrock,2002).
Fase-fase kognitif menurut Schaie (Santrock 2002
:92-93) :
a) Fase mencapai
prestasi (achieving stage)
adalah fase dimasa dewasa awal yang menurut schaie,
melibatkan penerapan intelektualitas pada situasi yang memiliki
konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka panjang seperti pencapaian karir
dan pergaulan.
b) Fase tanggung jawab ( theresponsibiity
stage)
adalah fase
yang terjadi ketika keluarga terbentuk dan perhatian diberikan pada keperluan-keperluan pasangan dan
keturunan.
Fase tanggung jawab sering dimulai pada masa dewasa awal dan terus berlanjutkemasa dewasa tengah.
c) Fase eksekutif ( the
executive stage)
adalah fase dinyatakan oleh schaie terjadi dimasa dewasa tengah, dimana
seseorang bertangungjawab kepada sistem masyarakat dan organisasi sosial
(pemerintah atau perusahaan, misalnya dalam fase ini indinidu membangun
pemahaman tentang bagaimana sosial bekerja dan berbagai hubungan kompleks yang
terlibat di dalamnya.
d) Fase reintegratif (the
reintegratif stage)
dimana orang dewasa yang lebih tua memilih untuk memfokuskan tenaga mereka pada
tugas dan kegiatan yang bermakna bagi mereka.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kognitif adalah
bagaimana seseorang beradaptasi dan menginterpretasikan objek, keadaan dirinya,
dan kejadian-kejadian disekitarnya. Kognitif berarti persoalan yang
menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Setiap saat manusia mengalami proses
kognitif yang besar. Pada Dewasa Awal,
kognitif seorang individu sedang dalam masa keemasan. Kemampuan kognitif individu pada Dewasa Awal sangat baik
dan menunjukan adaptasi dengan aspek pragmatis dan keterampilan berfikir logis
1 komentar:
lo mang pengen shere jangan nanggung nanggung
Posting Komentar