BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Terlepas dari segala pro kontra teori ini, Psikoanalisis
harus diakui sebagai bagian penting dari kekayaan dunia Psikologi modern. Dan
ketika kita mulai menjelajahi “jiwa” teori ini maka kita akan menemukan bahwa
teori ini tak dapat dilepaskan dari peran seorang Freud, meski sebenarnya dia
bukanlah orang yang pertama mengemukakan teori kepribadian yang berkaitan
dnegan alam bawah sadar ini, Melalui eksperimen panjang dan melelahkan, Freud
akhirnya berhenti pada sebuah kesimpulan bahwa kehidupan individu sebagian
besar dikuasai oleh alam bawah sadarnya, sehingga tingkah laku individu banyak
didasari oleh hal-hal yang juga tak disadari, seperti keinginan, impuls atau
dorongan. Keingan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bahwa
sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
Freud mengembangkan teknik Psikoanalisis sebagai suatu
metode penyembuhan penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur
pribadi manusia yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah teori psikologi yang
bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, rasa tertekan,
sublimasi dll. Freud mungkin paling terkenal dalam hal pengusulan gagasan bahwa
gairah seksual yang tertekan seringkali menjadi penyebab penting dalam hal
penyakit jiwa atau neurosis. Dia juga menunjukkan bahwa gairah seksual dan
nafsu seksual bermula saat masa kanak-kanak dan bukannya pada saat dewasa.
Psikoanalisis sampai saaat ini dianggap sebagai salah satu
gerakan revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu metode
penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi sebuah konsepsi
baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisis menyatakan bahwa tingkah
laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif-motif tak sadar, sehingga
Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran
manusia.
Ada tiga orang yang dianggap sangat berpengaruh tehadap
pemikiran Freud selanjutnya, yaitu: Franz
Anton Mesmer, menemukan teori mesmerisme yang selanjutnya oleh
James Braid diistilahkan sebagai hipnotisme, Philippe Pinel, yang
mengubah jalan pemikiran kita terhadap penyakit mental dan bagaimana
memperlakukannya, dan yang terakhir adalah Jean-Martin Charcot, yang sering dianggap sebagai bapak neurologi.
1.2
Tujuan
Tujuan
dari disusunnya makalah ini, antara lain :
1. Sebagai
tugas kelompok dari mata kuliah Sejaran an Aliran Psikologi
2. Merevisi
bagian-bagian yang salah
1.3
Metode
Pengumpulan Data
1. Metode Literatur yaitu pengambilan
data yang diperoleh melalui buku-buku sebagai bahan kajian .
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
2.1.1
Teori Alam Sadar, Alam Pra-Sadar,
dan Alam Bawah Sadar
Dalam
teori tentang alam sadar (conscious mind), Freud menjelaskan
bahwa alam sadar adalah segala sesuatu yang disadari oleh manusia pada
saat-saat tertentu, penginderaan langsung, ingatan, pemikiran, fantasi dan
perasaan yang dimiliki manusia. Terkait dengan alam sadar ini adalah apa yang
dinamakan oleh Freud sebagai alam pra-sadar, yaitu segala sesuatu yang
yang dengan mudah dipanggil ke alam sadar, seperti kenangan-kenangan yang walaupun
tidak Anda ingat ketika Anda berfikir, tetapi dapat dengan mudah dipanggil
lagi, atau seringkali disebut sebagai “kenangan yang sudah tersedia” (available
memory). Tidak ada masalah dengan dua lapisan ini, namun Freud mengatakan
ahwa keduanya adalah bagian terkecil dari pikiran.
Adapun
bagian terbesarnya adalah alam bawah sadar (unconscious mind).
Bagian ini mencakup segala sesuatu yang sangat sulit dibawa ke alam sadar,
seperti nafsu dan insting kita serta segala sesuatu yang masuk ke dalamnya karena
kita tidak mampu menjangkaunya, seperti kenangan pahit atau emosi yangterkait
dengan trauma. Freud berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari
motivasi dan dorongan yang ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yangs
ederhana seperti makanan atau seks, daya-daya neurotik, atau motif yang
mendorong seorang seniman atau ilmuwan berkarya. Namun anehnya, menurut Freud,
kita sering terdorong untuk mengingkari atau menghalangi seluruh bentuk motif
ini naik ke alam sadar. Oleh karena itu, motif-motif itu kita kenali dalam
wujud samar-samar.
2.1.2
Struktur Kepribadian Menurut Teori
Psikoanalisis Sigmund Freud
Menurut
Freud, kepribadian manusia terdiri dari tiga aspek yang mempunyai fungsi,
sifat, komponen, prinsip kerja, dan dinamika sendiri-sendiri tetapi saliang
berhubungan erat dan sulit untuk diketahuai pengaruhnya jika terpisah satu sama
lain.
Ketiga
aspek tersebut yaitu :
1.
Id
Salah
satu bagian terpenting dari suatu organisme adalah system syaraf yang memilliki
karakter sangat peka terhadap apa yang dibutuhkannya. Ketika manusia lahir,
system syarafnya hanya sedikit lebih baik dari binatang lain, itulah yang
dinamakan id.
Id bekerja sejalan dengan
prinsip-prinsip kenikmatan, yang bisa dipahami sebagai dorongan untuk selalu
memenuhi kebutuhan dengan serta merta. Fungsi satu-satunya id adalah untuk
mengusahakan segera tersalurnya kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan yang
dicurahkan dalam jasadnya oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun
dari luar. Ia bertugas menerjemahkan kebutuhan satu organisme menjadi daya-daya
motivasional, yang dengan kata lain disebut dengan insting atau nafsu. Freud
juga menyebutnya dengan kebutuhan. Penerjemahan dari kebutuhan menjadi
keinginan ini disebut dengan proses primer (Boeree, 2005:38).
2.
Ego
Ego merupakan aspek psikologis yang
timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia
kenyataan. Ego dapat membedakan sesuatu yang hanya ada di dalam dunia batin dan
sesuatu yang ada di dunia luar. Peran utama ego adalah menjadi jembatan antara
kebutuhan insting dengan keadaan lingkungan, demi kepentingan adanya organisme.
Ego menghubungkan organisme dengan
realitas dunia melalui alam sadar yang dia tempati, dan dia mencari objek-objek
untuk memuaskan keinginan dan nafsu yang dimunculkan id untuk merepresentasikan
apa yang dibutuhkan organisme. Proses penyelesaian ini disebut dengan proses
sekunder (Boeree, 2005:39).
3.
Superego
Superego adalah cabang moral atau
hukum dari kepribadian. Superego merepresentasikan hal yang ideal, dan
mendorongnya bukan kepada kesenangan, melainkan kepada kesempurnaan. Superego
berkaitan dengan imbalan-imbalan dan hukuman-hukuman. Imbalan-imbalannya adalah
perasaan-perasaan bangga dan mencintai diri, sedangkan hukuman-hukumannya
adalah perasaan-perasaan berdosa dan rendah diri (Corey, 2003:15).
Superego
memilik dua sisi, pertama adalah Nurani (conscience), yang merupakan
iternalisasi dari hukuman dan peringatan. Sementar yang kedua disebut Ego Ideal
yang berasal dari pujian dan contoh-contoh positif yang diberikan kepada anak-anak.
2.1.3
Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahahan ego termasuk dalam teori
psikoanalisis Sigmund Freud. Timbulnya mekanisme pertahanan ego tersebut,
karena adanya kecemasan-kecemasan yang dirasakan individu. Maka, mekanisme
pertahanan ego terkait dengan kecemasan individu. Adapun definisi kecemasan
ialah perasaan terjepit atau terancam, ketika terjadi konflik yang menguasai
ego (Boeree, 2005:42). Kecemasan-kecemasan ini ditimbulkan oleh ketegangan yang
dating dari luar.
Sigmund Freud (dalam Koeswara, 1991:46) sendiri
mengartikan mekanisme pertahanan ego sebagai strategi yang digunakan individu
untuk mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-dorongan id maupun untuk
menghadapi tekanan superego atas ego, dengan tujuan agar kecemasan bisa
dikurangi atau diredakan.
Mekanisme pertahanan ego memiliki dua ciri umum,
yakni :
a. Mereka
menyangkal, memalsukan atau mendistorsikan kenyataan.
b. Mereka
bekerja secara tidak sadar sehingga orangnya tidak tahu apa yang terjadi (Hall
dan Gardner, 1993:86).
Menurut Freud, sebenarnya ada bermacam bentuk
mekanisme pertahanan ego yang umum dijumpai, tetapi peneliti hanya mengambil
sembilan macam saja, yakni:
a.
Represi;
ini merupakan sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang
menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran,
b.
Memungkiri;
ini adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat
seseorang dalam situasi traumatik,
c.
Pembentukan
reaksi; ini adalah menukar suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan
kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran,
d.
Proyeksi;
ini berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita
sendiri ke dunia luar,
e.
Penggeseran;
merupakan suatu cara untuk menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau
impuls dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih
aman”,
f.
Rasionalisasi;
ini cara beberapa orang menciptakan alasan yang “masuk akal” untuk menjelaskan
disingkirnya ego yang babak belur,
g.
Sublimasi;
ini suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial
umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi,
h.
Regresi;
yaitu berbalik kembali kepada prilaku yang dulu pernah mereka alami,
i.
Introjeksi;
yaitu mekanisme untuk mengundang serta “menelaah” sistem nilai atau standar
orang lain,
j.
Konpensasi,
k.
Ritual
dan Penghapusan.
2.1.4
Tahap
Perkembangan Kepribadian
·
Tahap oral, berlangsung dari usia 0-18 bulan. Titik kenikmatan terletak pada mulut,dimana aktivitas paling utama
adalah menghisap dan menggigit.
·
Tahap anal, yang berlangsung dari usia 18 bulan sampai 3 tahun. Titik kenikmatan
terletak pada anus. Memegang dan melepas sesuatu adalah aktivitas yang paling
dinikmati. Pada fase ini anak dikenalkan pada toilet training sebagai latihan
menahan diri. Cara pengenalan toilet training akan berpengaruh pada
perkembangan selanjutnya.
Toilet
training keras : kepribadian anal retentive ( keras kepala, kaku, kikir,
terlalu teliti, ekstrim dalam hal kebersihan,sukar melakukan toleransi pada
kebingungan yang dihadapi).
Toilet
training persimif : kepribadian anal aggresive (kejam, destruktif, cenderung
memandang orang lain sebagai objek untuk dikuasai dan dimiliki).
·
Tahap phallic, berlangsung antara usia 3-6 tahun. Titik kenikmatan tahap ini adalah alat
kelamin, sementara aktivitas paling nikmatnya adalah masturbasi.
v Oedipus
complex : perasaan cinta anak
laki-laki kepada ibunya disertai rasa persaingan dengan ayahnya sebagai figur
yang akan merebut kasih sayang ibunya. Ketakutan akan kastrasi akan menekan
keinginan seksual pada ibu dan rasa benci pada ayah sehingga oedipus complex mulai
menghilang dan mulai melakukan identifikasi terhadap ayah.
v Electra
complex : persaan cinta anak perempuan pada ayah disertai rasa
permusuhan pada ibu sebagai figur yang dianggap sebagai saingan dalam merenut
kasih sayang dari ayah.
·
Tahap laten, berlangsung dari usia 6-12 tahun. Dalam tahap ini, Freud yakin bahwa
rangsangan-rangsangan seksual ditekan sedemikian rupa demi proses belajar.
Energi libido disalurkan ke dalam aktivitas nonseksual. Fase ini merupakan fase
persiapan perkembangan psikoseksual tahap
selanjutnya.
·
Tahap genital, dimulai pada masa pubertas dan seterusnya. Segala kepuasan seksual
terutama berpusat pada alat-alat kelamin. Narsisme dialihkan ke objek luar,
individu belajar mencintai orang lain dengan alasan altruistik. Fungsi biologis
pokok fase ini adalah reproduksi.
2.2 Analisis Teori
Psikoanalisis Sigmund Freud
Pandangan Freud tentang Manusia
·
Manusia
memiliki sifat bawaan dari lahir berupa insting-insting dasar yang diperlukan
dalam masa awal kehidupan, biasanya berhubungan dengan fungsi untuk
mempertahankan diri.
Misal
:
Bayi
memiliki insting menghisap sehinggga dapat menghisap asi tanpa harus belajar
terlebih dahulu.
Insting
terus berpengaruh pada manusia sepanjang perkembangannya dan menurut Freud,
insting akan tetap ada selama kita hidup. Macam insting menurut Freud yaitu
insting untuk hidup ( eros ) dan insting merusak atau dorongan mati ( tanatos )
·
Seluruh
tingkah laku manusia didorong oleh penyebab dari dalam diri manusia itu
sendiri. Pengaruh stimulus dari luar memang tidak diingkari, akan tetapi
mempunyai pengaruh yang kurang penting dibandingkan dengan dorongan dari dalam.
Seseorang mungkin lari dari stimulus eksternal tapi tidak akan bisa menghindar
dari suatu kebutuhan ( dari dalam ).
·
Manusia
adalah sosok yang tidak bebas. Manusia bertingkah laku menurut hokum-hukum alam
sehingga dapat dengan mudah diketahui dan dipahami. Menurut teorinya, Freud
menjelaskan bahwa tingkah laku ditentukan oleh naluri atau insting dari das es
, nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dalam das uber ich, dan control dari
das ich atau ego.
·
Manusia
adalah makhluk yang tidak rasional. Menurut Freud, tingkah laku manusi
ditentukan oleh dorongan-dorongan irasional yang tidak disadari dari das es
yang berorientasi pada kenikmatan diri sendiri maupun das uber ich yang
memandang dari segi ideal saja bukan secara real. Tapi manusia memiliki ego
yang menjembatani antara dua aspek lain sehingga tindakan yang timbul menjadi
realistis Karena prinsip kerja dari ego adalah prinsip kenyataan.
·
Fenomena
yang terjadi pada manusia harus dilihat dan hanya dapat dimengerti sebagai
suatu kesatuan atau totalitas. Das es, Das ich, Das uber ich saling
berinteraksi dan membentuk suatu kepribadian. Ketiga aspek ini, secara terpisah
tidak dapat dibedakan pengaruhnya dalam pembentukkan kepribadian karena memang
dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipilah-pilah dalam pembentukan
kepribadian
·
Seluruh
tingkah laku manusia ditujukan untuk mengurangi ketegangan yang muncul karena
memuncaknya energi
psikis seseorang.
·
Manusia
sangat dipengaruhi oleh hasrat seksual. Dapat dilihat bahwa fase-fase
perkembangan yang dikembangkan oleh Freud sangat menekankan pada pemuasan
hasrat seksual pada periode tertentu.
2.3 Teori Psikologi Individual Alfred
Adler
Psikologi individual adalah istilah yang digunakan
khusus untuk merujuk pada metode psikologis atau ilmu pengetahuan yang
didirikan oleh Alfred
Adler. Organ inferiority menjadi dasar dan pemikiran Adler
seluruhnya. Dimana isi dari kertas itu mengatakan bahwa setiap manusia pada
dasarnya mempunyai kelemahan organis. Berbeda dengan hewan, manusia tidak
diperlengkapi dengan alat-alat tubuh untuk melawan alam.
2.3.1 Struktur
Kepribadian Menurut Teori Psikologi Individual Alfred Adler
Bahwa organ inferiority pada masing-masing orang tidaklah
sama, melainkan khas bagi orang itu sendiri. Dengan demikian cara
mengkompensasi inferioritas itu tidak pula sama, tergantung dari tujuan yang
hendak dicapai oleh individu yang bersangkutan. Fungsi tujuan atau telos dalam
menentukan tingkah laku kompensasi yang hendak diperbuat seseorang dalam teori
Adler sangat penting. Teori individual ini menyatakan bahwa setiap manusia pada
dasarnya memiliki kelemahan organis. Dilihat dari seorang bayi yang baru lahir
terpaksa sepenuhnya menggantungkan dirinya pada orang lain terutama pada
ibunya. Namun kelemahan organis inilah yang menjadi lebih unggul dibandingkan
makhluk lainnya. Menurut Adler, kelemahan organis itu mendorong manusia untuk
mengadakan kompensasi. Dimana manusia mengembangkan akalnya sedemikian rupa
sehingga mengkompensasi atau menutupi kelemahan organisnya. Mekanisme
kompensasi inilah yang mendasari tingkah laku manusia.
2.3.2
Dinamika Kepribadian
Pada dasarnya manusia itu terdapat hasrat atau dorongan
untuk diakui atau dianggap penting oleh masyarakat. Dorongan ini disebut “Geltungstrieb” yang mendapat hambatan
berat dari perasaan rendah diri akibat adanya organ inferiority itu. Perasaan
rendah diri ini harus diatasi oleh kompensasi untuk memenuhi Gelungstrieb. Di
sini letak dinamika kepribadian dan motor dari tingkah laku menurut Adler,
yaitu adanya perasaan rendah diri yang ditentang oleh adanya dorongan untuk
dipandang oleh masyarakat berupa sebuah pengakuan.
2.4 Analisis Teori Psikologi Individual
Alfred Adler
Pandangan Adler
tentang Manusia
Manusia pada
dasarnya mempunyai kelemahan organis. Berbeda dengan hewan manusia tidak
dilengkapi dengan alat-alat tubuh untuk melawan alam.
Misal: Seorang
bayi yang baru lahir terpaksa sepenuhnya menggantung dirinya kepada orang lain terutama
pada ibunya.
2.5 Teori Psikoanalitis Carl Gustaf
Jung
Psikologi analitis (atau psikologi Jung) adalah sekolah psikologi berasal dari ide-ide psikiater Swiss Carl Jung , dan kemudian diajukan oleh murid-muridnya dan pemikir lain yang mengikuti tradisi itu. Hal ini berbeda dari Freud psikoanalisis tetapi juga memiliki sejumlah kesamaan. Tujuannya adalah ketakutan dan integrasi kekuatan dalam dan motivasi yang mendasari perilaku manusia oleh praktek sebuah akumulatif fenomenologi sekitar pentingnya mimpi, cerita rakyat dan mitologi. Kedalaman psikologi , termasuk psikologi pola dasar , adalah terkait dalam hal itu menggunakan model pikiran bawah sadar sebagai sumber penyembuhan dan pembangunan dalam individu. Teori Jung menekankan adanya dasar-dasar rasial dan filogenetis dari kepribadian dan sangat kurang mementingkan arti dorongan–dorongan seksual dalam perkembangan kepribadian.
2.6 Analisis Teori Psikoanalisis Carl
Gustaf Jung
Pandangan Jung
tentang Manusia
·
Manusia memiliki kepribadian rasional,
intuitif, emosionil, dan sensitif.
·
Manusia dalam lingkungan memiliki
kepribadian yang extrovert, introvert, dan ambivert.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Kelebihan
Teori Psikoanalisis Freud
:
1. Menekankan bahwa kepribadian
merupakab dinamika ketidaksadaran.
2. Tidak memasukkan manusia kedalam
kategori-kategori kepribdaian tertentu.
·
Kelemahan
Teori Psikoanalisis Freud
:
1. Terlalu menekankan pada libido,
padahal tidak semua hal dapat dijelaskan dengan libido.
2. Teori-teori
Freud terlalu menekankan dalam pikiran bawah sadar, seks, agresi, dan
pengalaman masa kanak-kanak.
3.
Banyak dari konsep-konsep yang diusulkan
oleh teoretisi psikoanalitik sulit untuk diukur dan mengukur.
·
Kelebihan
Teori Psikologi Individual Adler
Kelemahan organis mendorong manusia untuk mengadakan
kompensasi. Dimana manusia mengembangkan akalnya sedemikian rupa sehingga bisa
mengkompensasikan atau menutupi kelemahan organisnya.
·
Kelemahan
Teori Psikologi Individual Adler
Dorongan untuk diakui dan dianggap penting oleh
masyarakat ini disebut “Geltungstrieb”,
yang mendapat hambatan berat dari perasaan rendah diri akibat adanya organ
inferiority. Perasaan rendah diri ini harus diatasi dengan kompensasi untuk
memenuhi geltungstrieb. Tetapi tidak semua orang dapat melakukan kompensasi.
·
Kelebihan
Teori Psikologi Analisis Jung
1. Lebih banyak membahas kepribadian kolektif.
2. Pengaruh besarnya adalah pada pemikiran agama modern.
·
Kelemahan
Teori Psikologi Analisis Jung
Psikologi Jung
berpangkal pada penemuan klinis dan sumber-sumber berhistoris serta mistis,
bukan pada penelitian eksperimental
DAFTAR PUSTAKA
Sarlito, W.S, Teori-teori
Psikososial, Rajawali, Jakarta, 1984.
Hall. C.S & Lindzey G, Theories of Personality. New York : John Wiley & Sons (1957,
1970, 1978).
2 komentar:
Artikel yang sangat membantu dalam penelitian saya sekarang :)
Terima Kasih
terima kasih kembali :)
mkasih utk kunjungannya...
Posting Komentar